22 - Poros Semesta

39.1K 3.3K 52
                                    

Keanu tidak mengerti ... Apakah persahabatan mereka saling melengkapi atau malah menyekap mereka dalam jeruji? Mengapa sejauh apapun mereka pergi, tetap akan kembali dalam lesatan tercepat ketika sirine berbunyi? Mengapa mereka rela menerobos segala turbulensi dan mengikari ratusan janji demi sesuatu yang telah dimanipulasi?

Sebenarnya apa alasan untuk lika liku ini?

Mengapa mereka selalu rela meninggalkan segala sesuatu yang dimiliki dan terjun menenggelamkan diri dalam penjara yang mereka ciptakan sendiri?

Entahlah ... berkali-kali Keanu melepaskan segala hal demi Vezia, dan tak terhitung sudah berapa kali Vezia berlari ke arahnya tanpa peduli apa yang ia tinggalkan.

Nyatanya, mereka hanya mengorbit di lintasan semu pada poros bernama persahabatan yang retakkannya begitu apik ditutupi keegoisan. Lalu apa artinya segala pertaruhan dengan takdir? Apakah hanya sebongkah kebodohan yang selama ini ikut menambal persahabatan usang mereka? Tidakkah seharusnya mereka kabur dari lintasan? Menghilang dari radar dan mencari pusat semesta lain?

Jika tak ada keinginan untuk bersatu, bukankah jalan terbaik adalah melepaskan? Sebab, terlalu keras mempertahankan seseorang ibarat menggenggam sebuah pasir, yang mana semakin erat dicengkam, semakin luruh melalui celah-celah jari. Sebelum sisa-sisa afeksi yang mendekam dalam kalbu sempat lenyap karena teramat kuat di tekan, bukankah lebih baik melepaskannya agar bebas mengudara?

Sebelum segalanya busuk dan menjadi racun yang melumpuhkan.

Sejak dulu Keanu tahu bahwa mereka pasti akan tiba di titik ini, tempat di mana segala hal yang dihambat tumbuh harus dibinasakan. Tanpa ampun.

Keanu memagari gerakan Vezia yang melangkah ke arahnya, sejurus kemudian ia terhenyak ketika keningnya disentuh oleh telapak tangan Vezia. Gurat kecemasan yang menjalar cepat di paras Vezia membuat masa lima tahun lalu terbersit kelabu dalam benak Keanu, dan begitu kekhawatiran mencapai mata Vezia, kubangan rasa takut menghisap kalut seumpama mencekik seluruh sukma gadis itu.

"Kamu bohong, Keanu! Tadi katanya udah mendingan, nyatanya kamu malah demam tinggi! Baru semalam kamu janji sama aku, tapi secepat ini kamu ingkar! Asal kamu tau, Nu, dari tadi aku khawatir banget sama kamu!" Bentak Vezia panik. Tak ada yang berlebihan dari suara yang kian meninggi itu jika alasannya adalah bekas jahitan sepanjang jari di kepala Keanu yang selalu ditutupinya dengan tatanan rambut menyamping.

Keanu memejamkan matanya, meresapi denyut yang menggila di kepalanya. Jika selama ini ia adalah alasan dari sekian banyak derai tawa Vezia, mengapa ia pula yang kerap menyuntikkan kekhawatiran di paras sendu itu?

Bukankah Vezia telah kembali bersama satu-satunya orang yang pernah ia pandang dengan tatapan kekaguman? Bahkan ia sendiri tak pernah mendapat tatapan memuja dengan tarikan napas panjang yang mampu melambungkan senyuman manis berlesung pipi milik Vezia.

"Nu ... Keanu!"

Keanu merasakan bahunya diguncang-guncang oleh Vezia, namun ia enggan membuka mata. Sebab, perasaannya sedang bergulat kisruh dengan logika.

"Keanu! Bangun! Kamu jangan bikin aku takut! Keanu!!"

Suara Vezia yang bergetar pilu mengupas fragmen-fragmen masa dalam benak Keanu, sejurus kemudian jiwanya seakan ditarik oleh jurang ingatan tergelap.

Semua berawal dari Keanu yang melarang Vezia untuk menerima ajakan Alex untuk pergi ke pesta ulang tahun teman mereka, Mariska. Namun, gadis itu bersikukuh ingin pergi sebab terbuai oleh perlakuan manis Alex dan penampilannya yang mempesona, belum lagi fakta bahwa pemuda itu adalah incaran mahasiswi seantero kampusnya.

Rasanya sudah berbusa mulut Keanu membeberkan kelakuan Alex yang terkenal player, tapi Vezia selalu membela dan menganggap bahwa perempuan-perempuan di luar sana yang selalu berkerumun di sekitar Alex seperti lebah. Lagi pula ia tak ingin merasa sendirian jika Keanu berhasil mendapatkan beasiswa S2-nya, ia yakin kehadiran Alex yang sebulan belakangan gigih mendekatinya sedikit banyak dapat menutupi kesepian yang akan dirasakan pasca Keanu pergi nanti.

Endorphins in YOU (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang