10 - Our First Kiss

68.2K 4.8K 98
                                    

Setelah bersemedi di gunung krakatau akhirnya ku putuskan untuk mengganti nama Nicholas jadi Harvey, awalnya aku nggak niat bikin Nicolas jadi tokoh penting tapi kalo dipikir pikir keanu yang brengsek itu harus punya pesaing. yuhuuu. like dulu

~

Lengkung senyum tak henti-hentinya terbit di paras Vezia, ia merasa sebentar lagi akan meraih cant stop smiling-nya. Indahnya ... seumpama segala hal berjalan sesuai kehendaknya.

Kecuali satu hal.

Suasana hati yang sedang bagus membuat Vezia memutuskan untuk menghadapi Keanu, ia harus mengambil ponselnya. Siapa tau malam ini Harvey mengirimnya pesan whatsapp, untung saja kelas yang ia pegang berikutnya baru mulai jam tiga nanti sehingga ia bisa pergi ke Endorphine yang hanya berjarak satu blok dari Starlight.

Suasana café tergolong ramai siang ini, kicauan para pelanggan berdengung seperti lebah dan para waiters berseragam krem dengan apron coklat tampak sibuk mondar-mandir dengan nampan.

"Eh, ada Ibu Boss! Mau makan siang dulu atau langsung naik, Bu Bos?" Tanya Mira, waitress Endorphine yang paling akrab dengannya sampai-sampai hapal kebiasan Vezia. Awalnya Vezia ogah dipanggil Ibu Boss, tapi karena Mira bebal dan enggan menuruti larangannya, akhirnya Vezia menyerah dan membiarkan Mira memanggil semaunya.

"Mau ke atas aja, Mir. Bos ada?"

"Ada, Bu. Dari tadi pagi nggak turun-turun, kayaknya belom makan siang, deh. Keliatannya mood Pak Bos lagi nggak bagus, soalnya pas datang tadi nggak ada senyum-senyumnya, nggak kayak biasanya. Apalagi kalo café lagi rame gini, bos pasti turun bantu-bantu. Bahkan ngelapin meja bekas pelanggan, duhh ... kemana perginya bos kita yang baik ituhhh."

Vezia jadi jiper sendiri mendengar cerocosan Mira. "Yaudah Mir, tolong ambilin makanan buat Bos. Biar saya yang anterin."

"Siap, Ibu Bos!" seru Mira lengkap dengan gerakan hormat yang membuat Vezia gemas.

Tak lama kemudian Mira datang membawa nampan berisikan sepiring nasi goreng dengan telur matahari dan segelas es teh. "Hati-hati bawanya, Ibu bos!"

"Oke, Mir. Thanks." Vezia mengangguk dan mulai melangkah ke ruangan khusus staff.

Setiba di undakan tangga teratas, Vezia mendapati Keanu di ruang kerjanya sedang fokus mengerjakan sesuatu di laptop. Pria itu mengenakan kaus polo putih dengan kacamata antiradiasi yang bertengger di hidung bangirnya.

Fokus Keanu buyar ketika Vezia meletakkan nampan di atas meja kerjanya, ia bahkan baru menyadari kedatangan Vezia.

"Makan nih," ucap Vezia ketus kemudian berjalan menuju pintu ruang pribadi Keanu. Mereka memang sering bertengkar semacam ini, penyebabnya dari mulai masalah sepele sampai malah tidak penting. Tapi untuk masalah kemarin, baru pertama kali.

Saat Vezia menggenggam gagang pintu, ia tergerak untuk menoleh ke arah Keanu. Benar saja, pria itu kembali sibuk dengan laptopnya dan mengabaikan nasi goreng yang terhidang di hadapannya.

Vezia mengusir paksa bayang-bayang ciuman Keanu yang menghantui benaknya, dengan hardikan pada dirinya sendiri ia memaksa tungkai kakinya untuk menghampiri Keanu. Vezia mengambil sendok dan mengisinya dengan nasi goreng, "Makan, nih," Vezia menjulurkan sesendok nasi goreng itu ke depan Keanu, namun Keanu malah menarik kepalanya ke belakang dengan ekspresi enggan.

Terpaksa Vezia mendorong sendok itu ke bibir Keanu dan membuat pria itu terpaksa membuka mulut dan menerima suapan Vezia.

Vezia meraih tangan Keanu dan meletakkan sendok di sana. "Diabisin," perintah Vezia ketus kemudian benar-benar pergi ke ruangan Keanu tanpa berniat menoleh lagi.

Endorphins in YOU (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang