13 - Backhug paling nyaman

58.6K 4.5K 102
                                    

Deru mesin mobil berhenti setelah memasuki garasi sebuah rumah. Seorang perempuan yang rambutnya dicepol asal, membuka pintu mobil dan bergegas menuruninya. Bukannya langsung berjalan menuju pintu samping yang menghubungkan dalam rumah, Vezia malah keluar melalui pintu garasi.

"Nu, tolong bawain barang bawaan gue, ya! Gue pengen metik belimbing dulu, udah selera banget gue liatnya!" serunya antusias

"Iya bawel, ambil aja sesuka lo."

Mendengar pintu mobil yang terbuka disusul dengan gesekan tas bawaannya dengan kursi mobil, Vezia yakin Keanu sudah mengangkut semua barang bawaanya.

Sorot mata Vezia berbinar semangat ketika menapaki rerumputan yang membawanya pada sebuah pohon belimbing berbunga-bunga kecil berwarna putih gradasi merah muda yang menempati sudut halaman. Tanpa pikir panjang ia langsung memetik buah paling besar yang sudah menguning dan menjadi incarannya sejak mobil Keanu memasuki gerbang. Memang tidak sia-sia ia membeli bibit belimbing dan menanamnya di halaman rumah Keanu di hari pertama pria itu menempati rumah ini.

Pekarangan depan rumah Keanu memang cukup luas, dari pagar masuk menuju garasi dilapisi bata-bata hexagonal dan sisi sampingnya beralaskan rumput yang terpangkas rapi. Di belakang pagar besi hitamnyanya bersusun semak Acalypha Siamensis atau lebih dikenal dengan tanaman teh-tehan yang berbentuk bola. Tampak pula jejeran pot bunga yang mengisi area tepi rerumputan. Di samping pohon belimbing yang barusan di petiknya, berdiri sebuah ayunan besi berkanopi dan bersebelahan dengan lampu taman lollipop berwana putih yang memendarkan cahaya ke sekeliling halaman. Tempat itu adalah favorit Vezia jika menghabiskan sore di sini.

Meski setiap hari ada asisten rumah tangga paruh waktu yang membereskan halamannya, tetapi Keanu tetap memperkerjakan tukang kebun yang datang setiap minggu untuk merawat pekarangannya karena halaman belakang rumahnya pun kurang lebih dari depan luasnya. Itulah mengapa pekarangan rumahnya terkesan terawat meski tidak rutin ditempati sang empunya rumah.

"Bener juga sih kata Mikha, Keanu beruntung beli rumah bekas orang yang sebagus ini dengan harga murah," batin Vezia saat berjalan menuju pintu masuk berdaun dua sambil membawa setelah belimbing besar berwarna kuning.

Saat memasuki living room yang merupakan ruangan paling depan, penglihatan Vezia langsung disapa oleh cahaya bernuansa kuning dari lampu kristal minimalis yang mengantung di tengah langit-langit dan berpadu dengan sinar putih downlight yang tertanam di keempat sudut plafon. Ruangan tersebut didominasi warna coklat, seperti pada set sofanya, tirai jendela yang menjuntai hampir menyentuh lantai, begitu pula dengan lemari buffet setinggi pinggang Vezia yang diatasnya beralaskan taplak putih. Buffet itu diisi oleh pajangan random seperti miniatur Eiffel dari besi, keramik gajah Thailand, telephone box mini berwarna merah, serta dua bingkai foto.

Foto Keanu yang sebingkai bersama Elisa Rusady, Thomas Martin, dan Kimberly Avriana Martin, serta foto Keanu dengan balutan toga yang sedang merangkul Vezia dengan senyum cerah. Ah, Vezia jadi teringat percakapannya dengan Keanu saat pertama kali ia datang ke sini.

Vezia mengangkat foto berbingkai putih tersebut kemudian mengamatinya lekat. Ia akui Keanu memang tampan sejak lahir, terlebih ketika paras memikat itu disemati semburat bahagia yang menyertai senyum lebar, sudah pasti membuat siapapun yang melihat akan memujanya.

"Gue ganteng banget ya, Vey?"

Vezia kontan menoleh pada Keanu yang sudah berdiri di sampingnya dengan senyuman jahil dan alis yang naik turun sebelah.

Vezia memutar bola matanya dengan gesture malas, "Plis deh, gue lagi liatin foto gue kali. Kayaknya sekarang gue udah gendutan, deh. Besok-besok gue harus diet."

Endorphins in YOU (Completed)Where stories live. Discover now