42.

1.1K 57 11
                                    

Autor Pov

"Masih ada yang sakit?"

Lita tersenyum, menggeleng untuk yang kesekian kalinya. Dika sudah bertanya lebih dari 10 kali, tapi seolah tak puas dengan jawaban Lita ia terus bertanya lagi

"Masih ada yang sakit enggak sih?" nadanya kini seperti merengek

"Engga Dika, ya ampun. Kamu udah tanyain ini sejak aku siuman"

Dika mendengus kesal sambil menatap Lita yang masih terbaring lemah di atas bangkar rumah sakit. Kemudian tangannya mengambil satu tangan Lita menciumnya sekilas dan menggenggamnya erat

"Kamu kayak gini kok gak sakit sih bae, semua yang liat pasti pada ngilu tau" Dika memberi isyarat lewat matanya

Benar kata Dika, keadaan Lita sekarang dapat membuat siapapun yang melihatnya merasa ngilu. Wajah lebam sana sini, kaki di gips, tangan yang satu diinfus dan yang satu diperban

"Kamu udah daftar kuliah? Dimana? Aku udah kamu daftarin juga kan?" tanya Lita mengalihkan pembicaraan

"Apaan? Gak ya, tunda dulu aja kuliah kamu" Dika melotot tak setuju

"Kenapa?"

"Kamu lagi hamil sayang, ditunda aja sampe anak kita lahir. Sekalian mulihin keadaan kamu"

"Iya juga sih"

"Tuh kan, apa aku bilang" Dika mengecek ponselnya sebentar "Entar kalo Mama sama Papa dateng, aku keluar sebentar ya?"

"Mau kemana?" Lita mengeryit

"Ada urusan penting, janji deh entar urusannya kelar Aku langsung ke sini lagi" Dika menatap Lita memohon "Mau ambil baju ganti juga di apartemen

Lita menelusuri wajah Dika, cowok itu menyembunyikan sesuatu darinya

"Disini aja" rengek Lita, mencoba mencegah Dika pergi

"Malem nanti aku kan nginep bae, masak gak ada baju ganti sih? Udah dari kemaren lho aku gak ganti baju"

Dika menunjuk bajunya sendiri, baju yang sama dengan yang digunakan saat promnigh.

"Emang urusannya penting banget? Gak bisa ditunda?" Lita masih mencoba mencegah

"Iya penting banget, makanya  mau cepet aku selesain"

"Urusan apa sih???"

"Urusan-"

"Kak Litaaa!!!"

Belum juga Dika menjawab pertanyaannya, kedua adeknya sudah datang diwaktu yang gak tempat. Padahalkan Lita masih mau ngorek urusan apa yang Dika mau kerjakan.

"Kak!" kedua adeknya berjalan menuju bangkar, mata mereka sembab

"Lho? Kok nangis?" tanya Lita pada kedua adeknya

"Kakak kok jadi gini sih??" tanya mereka sambil menangis

"Jangan nangis dong, kak Lita nya entar jadi sedih juga. Udah diem" ujar Dika memenangkan

Aldi dan Aliya mengusap air matanya, masih tetap disamping tempat tidur Lita

"Kakak adek Aldi mana?"

"Masih diperut Aldi" jawab Dika

"Kapan keluarnya?"

"7 bulan lagi"

Aldi cemburut, ia kan ingin bertemu adeknya sekarang kenapa harus 7 bulan lagi? Itu kan masih lama banget

"Ih kok disembunyiin sih?" tanya Aldi jengkel

Menikahi si Genius Where stories live. Discover now