[15] Marriage

Mulai dari awal
                                    

"Kita makan dulu apa di rumah nih?" Tanya Selin.

"Mm.. Terserah. Mau makan dulu juga boleh. Lagian aku juga udah lama banget nggak pergi bareng kamu." Jawab Elisa.

"Haha... Iya, sis! Aku juga kangen masa-masa kita di SMA.  Apalagi pas kamu dilamar suamimu itu. Hehehe." Selin terkikik geli mengingat masa-masa mudanya.

"Ah! Apaan sih kamu!" Elisa mencubit lengan Selin dari belakang.

Marsya dan Akhlan hanya diam melihat hal itu.

"Lan! Mampir di restoran deket ni tadi lo!" Ucap Selin setelah tawanya reda.

"Mm.. iya." Balas Akhlan singkat.

Mereka pun mampir tempat makan itu diselingi perbincangan yang hangat. Tentu saja hanya Elisa dan Selin. Marsya dan Akhlan hanya diam.

Sepanjang sejarah, mungkin kali pertama ini Marsya lama berdiam diri. Dirinya sungguh muram belakangan ini menjelang pernikahan.

"Mmm... Nak Marsya, kamu ada rasa sama anakku yang dingin ini?" Tanya Selin tiba-tiba.

"Oh emm ..." Marsya bingung mau menjawab apa.

Elisa menatap Marsya dengan tatapan tajam. Marsya yang paham pun tak ingin merusak suasana.

"Mm.. Ada kok, Tan!" Balas Marsya. Namun beda dengan jawaban dibatinnya.
"Rasa benci gue."  Batin Marsya

Selin tersenyum lebar. Sedangkan Akhlan tersedak makanannya. Selin yang tanggap langsung memberi minum Akhlan.

"Ish, Akhlan. Pelan-pelan dong kalau makan!" Ucap Selin.

"Heh! Asal Lo tau. Kalau bukan karena mama gue, gue gak akan bilang itu. GR banget jadi orang." Marsya tersenyum miring lalu melanjutkan makannya.

Setelah keempat orang itu selesai makan, mereka langsung pulang ke rumah keluarga Ahmad.

Marsya turun mobil setelah mobil berhenti dipekarangannya. Ia mendapati saudara jauhnya yang seperti telah menunggunya lama.

"Mbak Marsyaa!!' Pekik anak perempuan berusia kira-kira 9 tahun. Anak itu berlari kencang menubruk Marsya.

"Eh! Oliv! Kamu kapan dateng?!" Ucap Marsya dibuat-buat. Ia tak bisa bersikap dingin dihadapan keluarganya agar tak terlihat bagaimana ² gitu.

"Mbak Marsyaa habis dari mana? Aku dateng udah dari tadi loh!" Ucap anak perempuan itu yang bernama Oliv.

"Dari butik, Oliv!" Jelas Marsya sambil berjalan menuju rumah.

"Butik? Bumbu batik ya, Mbak!?" Tanya Oliv bingung.

Akhlan hanya tersenyum tipis melihat hal itu, lalu berjalan masuk rumah.

"Hadehh... Bukan, Oliv!" Marsya menepuk keningnya sendiri.

"Terus apa? Buat taik!!"  Lanjut Oliv.

"Hush! Hush! Udah Oliv. Biarkan Mbakmu istirahat dulu. Kamu itu juga aneh-aneh." Ucap mama dari anak itu. Evisa, nama mama anak itu. Evisa adalah adik kandung Elisa.

"Ya udah deh. Marsya mau ke kamar dulu." Ucap Marsya lalu melengos pergi begitu saja.

"Tapi ma? Oliv belum selesai nanya! Butik itu apa?  " Lanjut Oliv yang belum paham.

"Hadeeh, butik itu tempat buat nyari baju-baju gitu loh, Oliv! Buat nyari baju kamu waktu lalu itu." Ucap Evisa menerangkan.

"Owh, gitu! Semua baju ada di situ, Ma?!" Lanjut Oliv. Anak ini memang susah sekali berhenti bertanya jika sudah tau satu hal.

Kisah Sang Penghafal Al-Qur'an [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang