14 •『Pour La Première Fois』

336 45 23
                                    

Untuk pertama kalinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untuk pertama kalinya.

BERPULUH pasang mata menatap ke arah Neysia ketika gadis itu memunculkan batang hidungnya di gerbang Mosa.

Bisikan mengenai kejadian kemarin juga terdengar oleh Neysia. Banyak yang tidak percaya dengan perlakuan Nial kepadanya dan menganggap melakukan pelet.

"Eh, cewek cupu." Sebuah tangan memegang tas milik Neysia, sehingga langkahnya tertahan. Gadis itu sulit menelan salivanya karena takut.

Valdo mengambil tas Neysia dengan paksa seraya berkata, "Dan, mau nih tas gak?"

"Eh, i ... itu punya aku."

Tanpa mendapatkan jawaban Dante, Valdo sudah melempar terlebih dahulu. Pemuda itu tersenyum licik seraya menangkap lemparan dari Valdo.

Dante menunjuk tas berwarna hitam dengan dihiasi bintang-bintang berwarna putih seraya berkata, "Mau? Coba ambil!"

Pemuda itu menjadikan tas Neysia seolah bola basket yang biasa dia mainkan di lapangan. Mereka saling mengoper satu sama lain dengan cepat.

"DO, TANGKEP!"

"WOI, MOSHI! OPER DANTE!"

"BANGSAT! UDAH MINTA OPER, NGATAIN GUA LAGI! CEKATAN, TANGKEP!"

Neysia merasa kebingungan. Ketika gadis itu berdiri di hadapan Dante, pemuda tersebut sudah mengoper ke temannya lebih dahulu sebelum Neysia berhasil meraihnya. Terus-menerus seperti itu.

"CEPETAN, GOBLOK! TANGKEP, UY!"

"ADUH, GAK BISA AMBIL YA, CEWEK CUPU? SEDIH AMAT HIDUP LU! HAHAHA!"

"MAU AMBIL TASNYA, YA? ETS, TIDAK BISA! ETS, TIDAK BISA! GOBLOK HAHA!"

Tas milik Neysia dioper ke tangan Dante kembali. Pemuda itu tersenyum miring seraya berkata dengan sarkas "Ambil, bego! Kalau nggak bisa, hubungin pahalawan kesiangan lo tuh."

Dante tidak lagi mengoper tas Neysia kepada teman-temannya. Walau demikian, gadis itu tetap tidak bisa menghela napas dengan lega. Pemuda itu membuka tasnya.

"To ... tolong kembalikan. Ja ... jangan lakukan itu!" seru Neysia ketika melihat isi tasnya mulai berjatuhan. Suaranya mulai bergetar, tanda gadis itu akan menangis.

Dante tidak mengubris ucapan pemilik tas tersebut. Pemuda itu membalikan tas agar seluruh isinya jatuh berantakan ke lantai.

La FragilitéTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang