5 •『Difficile À Contrôler』

449 50 26
                                    

Sulit dikendalikan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sulit dikendalikan.

BANYAK orang yang bertanya-tanya di dalam benaknya. Apakah Nial memang tidak punya hati, atau punya hanya saja tidak digunakannya?

Hatinya seolah beku, dingin. Bahkan, jeritan dan tangisan pun tak akan dapat membuat Nial luluh dan merasa kasihan.

Melihat ekspresi yang berharap kepadanya untuk berhenti, menangis meraung-raung, jeritan, itu semua malah membuat kebahagiaan Nial mengembang.

Istilahnya, semua dilakukan untuk kesenangannya dalam mencari jati diri.

Berbagai ucapan di luar sana, lebih membentuk karakter jati dirinya seperti itu, dibanding ucapan di dalam lingkungan rumahnya. Mungkin, persentasenya delapan puluh persen dibanding dua puluh persen.

Buktinya, ketika dikatakan memiliki alis yang tipis, beberapa perempuan tidak lama akan membeli pensil alis. Atau, ketika dikatakan memiliki tas yang jelek, akan langsung meminta tas baru.

Begitulah penilaian manusiawi.

Apalagi, disekolahkan di SMA Modal Bangsa. Sekolah yang dinilai ternama di antara sekolah-sekolah di Jakarta lainnya.

Fasilitas di SMA Mosa juga dinilai lengkap. Ada lab IPA, lab komputer, lab bahasa, ruang OSIS untuk mereka rapat, ruangan musik dan vocal untuk anak-anak musik dan paduan suara, dan lainnya.

Ekstrakuliler di SMA Mosa pun demikian, dimulai dari renang, musik, paduan suara, marching band, dance, futsal, basket, dan lainnya.

Sekolah Mosa sendiri mempunyai eskalator karena gedungnya yang luas, dua belas kelas untuk jurusan IPA, sepuluh kelas untuk jurusan IPS, dan lima kelas untuk jurusan Bahasa.

Hanya saja, tahun-tahun belakangan ini SMA Mosa mengalami penurunan karena dinilai anak didik sekolahnya memiliki kesulitan berkomunikasi satu sama lain.

Oleh karena itu, sistem sekolah di SMA Mosa ini diacak. Tentunya agar yang memiliki karakter supel, diharap bisa berbaur dengan karakter yang pendiam.

Ekstrakuliler yang sebenarnya tidak terlalu diminati anak-anak Mosa karena masalah komunikasi, tetap berusaha dikembangkan. Dengan harapan, masalah komunikasi tersebut bisa teratasi.

Nial mengambil buku yang berada di meja teman sekelasnya, lalu merobek satu halaman. Dia meremas kertas tersebut agar berbentuk seperti bola dan melempar ke arah kepala temannya, Amosh.

Memang, sudah menjadi kebiasaan Nial yang malas memanggil nama seseorang.

Tuk!

"APE NIH? APA TUH? SIAPE NIH?" heboh Amosh dengan sendirinya. Anak-anak di kelasnya hanya mengangkat bahu tanda tidak tahu.

"Sekarang jam mata pelajaran apa?" tanya Nial yang duduk di paling pojok bagian belakang kelasnya-XII Bahasa 3.

Amosh melirik ke arah jadwal mata pelajaran yang tertempel di dinding kelas, seraya berkata, "Permintaan Bahasa Prancis, eh maksudnya perminatan. Mau cabut aja?"

La FragilitéWhere stories live. Discover now