15 •『Il Est Différent』

Começar do início
                                    

"Lo semua, inget baik-baik."

"Dari awal yang munculin ide buat ngerudung cewek cupu itu dia."

"Siapa yang perintahin lo semua buat ngerundung tuh cewek cupu selain gua? Dante, yang kebetulan sekelas sama tuh cewek juga."

"Di saat lo semua mau balesin dendam Valdo ke Miko, cewek cupu itu lagi yang kena sasarannya. Dan ya, siapa dalang pencetusnya? Dante. Lagi."

"Ck, jadi lo kasian? Gausah sok empati. Gua udah kenal lo, bangsat tuh bangsat aja."

"Setiap kali kita nginjekin kaki di sekolah Mosa ini, siapa yang kita rundung? Pasti cewek cupu itu. Siapa yang nahan-nahan kita biar ngerundung Neysia terus, padahal masih banyak cewek cupu di sekolah ini? Dante, Dante, dan Dante."

"Kalau kalian sadar, yang mimpin kita semua bukan gua, tapi Dante. Dan satu hal lagi, kita semua ngelakuin hal itu karena enak. Gimana ngerasain seneng di atas penderitaan. Terkecuali lo, Dan."

"Sebenernya, ada hubungan apa antara lo dan Neysia?"

Neysia menggeleng. Gadis itu mencoba menepis berbagai jawaban pertanyaan yang menurutnya tidak masuk akal.

Tetapi, semua pertanyaan itu tetap berkeliaran di pikiran Neysia. Berusaha menemukan beberapa kemungkinan.

Mengapa seorang Nial yang biasa merundungnya, tiba-tiba baik dan menolongnya rundungan temannya?

Alasan apa yang melatarbelakangi seseorang seperti Dante merundung dirinya terus-menerus? Tak hanya dirinya di SMA Mosa yang cupu dan memiliki kesulitan komunikasi dengan yang lain.

Apakah benar perkataan Nial, bahwa Dante memiliki maksud lain dalam merundung dirinya? Terlebih, tentang memiliki suatu hubungan dengannya.

Memang hubungan itu benar tidak ada atau hanya saja dirinya tidak mengetahui hal tersebut?

"Terisya?"

Neysia tidak menjawab panggilan dari Yana. Gadis itu masih menjelajahi lamunan yang dipenuhi teka-teki acak di dalamnya. Belum terpecahkan.

"Terisya?" Panggil Yana kesekian kalinya.

Gadis itu hanya takut Neysia kerasukan oleh hal-hal aneh, terlebih kejadian tadi pagi di SMA Mosa terbilang menggemparkan.

Secara terang-terangan, mereka mendapatkan jawaban salah satu dari pertanyaan di benaknya. Dante berusaha merebut posisi Nial sebagai ketua.

Padahal, anak Mosa sendiri tahu, ketua perundungan di SMA mereka itu adalah Nial. Laki-laki berbulu lebat itu hanya akan memerintah jika tidak ada Nial.

"Terisya?"

"Eh, ma ... maaf. Aku tidak tahu ka ... kamu memanggil."

Yana tersenyum, lalu menggeleng. "Nggak apa-apa, Terisya. Aku memanggil kamu untuk menyerahkan seragam ini. Mulai saat ini, kamu akan menggunakan seragam baru itu. Permintaan Nail."

"Na ... Nail?" Kerutan menjadi pertanda Neysia tidak paham dengan nama panggilan baru yang dibuat oleh Yana.

"Iya, Danail Arsialan Putri Syahrini. Saudaranya Mail di Upin Ipin."

"Nial?"

"Nah, orang itu maksudku!"

Gadis lawan bicaranya itu baru teringat dengan satu kebiasaan Yana, mengubah-ubah nama seseorang.

Seperti dirinya, Neysia menjadi Terisya. Hal ini juga terjadi yang semula Danial Arsalan Putra Syahreza, menjadi Danail Arsialan Putri Syahrini.

Neysia menunduk. Gadis itu merasa tidak enak kepada Yana karena harus menghabiskan waktunya hanya untuk merubah penampilannya. Terlebih, kepada Nial yang membantunya.

"Kenapa? Apa ada yang salah?" Neysia menggeleng. Kedua tangannya meraih paper bag berisikan seragam baru untuknya dengan ragu.

"Te ... terima kasih. Maaf su ... sudah merepotkan."

Yana tersenyum, lalu menggeleng. "Nggak pernah ngerepotin, kok, selama itu buat kamu, bukan Nail yang rese itu!"

Neysia benar-benat tidak tahu harus merespon apa kepada Yana. Senyuman tipis menjadi respon pilihannya.

"Omo! Sebentar lagi bel akan berbunyi. Ayo ke toilet dan ganti baju kamu!"

Tarikan tangan menuju toilet Mosa tidak dapat dihindari oleh Neysia. Tentu saja gadis suku Tionghoa itu merasa sangat berhutang budi, tidak merasa enak.

Tanpa sadar, kejadian tersebut mulai mengubah satu per satu kebiasaan di dalam kehidupannya.

Gadis itu dapat merasakan hal yang sebelumnya tidak dapat dia rasakan. Beberapa hal yang dahulu dapat dirasakan juga menjadi tidak dapat dirasakan.

Tetapi, ada satu hal yang tidak berubah, setidaknya bagi seseorang.

╭⋟────────────────╮
✦✧ La Fragilité
╰────────────────⋞╯

Terima kasih telah membaca
La Fragilité!♡

Maaf banget karena aku baru update sekarang, tugas-tugas dan persiapan lomba menghalangi kefokusanku huhu

Doakan tugas-tugas yang kumaksudkan menjadi mandiri yaa, biar ngerjain sendiri gitu. Eh, tapi serem ntar

Udah, intinya, aku cakep!

(Ini tangan aku sama Ji Chang Wook!)

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

(Ini tangan aku sama Ji Chang Wook!)

Tertanda,

Katapiraa

La FragilitéOnde as histórias ganham vida. Descobre agora