Keputusan

1.4K 104 5
                                    

Langit telah berubah gelap. Ashera termenung menatap hamparan langit yang malam ini sangat cantik karena banyak bintang-bintang tergantung di sana.

Kilauan bintang itu seakan tersenyum padanya. Ia menarik kedua sisi bibirnya perlahan dan balik tersenyum pada mereka.

Dapat dirasakannya dua lengan memeluk pinggangnya dari belakang. Ia tidak perlu berbalik untuk melihat siapa orang yang bertingkah seenaknya seperti ini.

Desiran angin malam yang seolah mengusirnya dari hadapan jendela terbuka, menjadi tak berarti apa pun saat tubuhnya merasakan kehangatan dari belakang punggungnya.

Bahkan telapak tangannya yang dingin kini juga terbungkus kehangatan saat jemarinya digenggam erat. Awalnya terasa nyaman sebelum ia menggigil ketika dirasa hembusan napas hangat di sekitar ceruk lehernya. Tubuhnya mulai sedikit meronta agar pelukan itu terlepas. Ia berbalik ke belakang dan mendapati sepasang iris biru yang indah sedang menatapnya.

"Sebenarnya apa yang kau lakukan di kamarku? Tidakkah kau tahu jika kamar adalah ruangan pribadi seseorang."

"Aku tahu," sahut Edgar tak acuh dan mengangkat dagu Ashera.

Ashera kembali merasa pusing saat melihat tatapan membara pria itu seperti tadi siang.

"Lalu? Mengapa kau masih di sini?"

"Karena aku tahu kau lebih suka ditemani saat tidur," gumam Edgar tepat di samping telinga gadis itu, mengingat kenangan manis mereka.

Ashera mendorongnya, tatapannya galak yang justru terlihat sangat menggemaskan di mata Edgar.

"Jangan sok tahu! Keluar dari kamarku sekarang," usir Ashera dan beranjak ke tempat tidur. Langkahnya terhenti saat menangkap sesuatu yang ganjil. Dalam pencahayaan remang lampu tidur, belum diketahuinya apa itu dengan jelas.

Ditekannya saklar lampu hingga kamarnya menjadi terang. Bibirnya terbuka lebar saat memperhatikan sekeliling dinding kamarnya yang terpenuhi foto-foto Edgar. Ingat saat Edgar mengajaknya ke studio foto lalu mencetak foto dalam jumlah banyak? Di sinilah foto-foto itu berada sekarang, ck.

"Apa kau tidak memiliki dinding untuk dihiasi?" teriak Ashera, tetapi entah ke mana pria itu telah menghilang. Menghela napasnya kesal, ia kembali mematikan lampu kamarnya dan merebahkan tubuhnya, biar nanti saja memarahinya.

Ia yakin malam ini para hantu bahkan tidak berani mengganggunya karena takut melihat ekspresi dan pose aneh pria itu di dalam banyak foto.

Dalam keadaan setengah sadarnya, ia merasakan seseorang menyelinap di balik selimut dan membelitnya.

Rasa kantuknya yang berlebihan membuat ia mengabaikan semua itu dan segera terlelap.

***

"Bagaimana keadaan di sana?"

"Semua masih dalam keadaan normal. Sebelumnya sempat terjadi beberapa masalah seperti yang telah saya laporkan, namun itu semua telah saya atasi, Yang Mulia."

Mata gadis yang tadi terpejam kini terbuka karena mendengar percakapan singkat di dalam kamarnya. Ia terperangah saat menyadari tata letak pakaiannya sangat berantakan, bahkan sebagian terbuka hingga kulit punggungnya merasakan kain ranjang, beruntung itu semua tertutupi oleh selimut yang membungkusnya.

Ashera ✔️Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora