22:Bertemu Pria Aneh

1.7K 143 4
                                    

Pagi yang cerah dengan sinar matahari yang mulai mengusik tidur seseorang.

Sejenak gadis itu lupa ia berada di mana sebelum tiba-tiba meloncat riang dan segera turun ke lantai bawah. Di sana ia melihat dua orang yang tak dikenalnya sedang sibuk melakukan aktivitas.

Si gadis muda dengan seragam merah dan hitamnya nampak sedang mengaduk sesuatu di sebuah mangkuk besar.

Sedangkan si pria dengan seragam yang sama nampak sedang merapikan alat-alat di sekitarnya.

"Ohh Sayang. Bagaimana tidurmu?" tanya wanita tua yang kemarin bersamanya dengan wajah ramah.

"Tidurku nyenyak sekali, bagaimana dengan Bibi?"

"Sama sepertimu."

"Bi, siapa mereka?" Ashera berbisik.

"Mereka pegawai bibi, Sayang. Duduklah, biar bibi buatkan sarapan untukmu."

Ashera mengangguk, lalu duduk di salah satu kursi di sana. Toko ini belum dibuka sehingga hanya ada mereka di dalamnya.

Tak lama, wanita itu mendekatinya dengan nampan yang berisikan beberapa helai roti dengan selai dan segelas air.

"Bibi tidak makan?" tanyanya ketika melihat wanita di depannya hanya memerhatikannya.

"Bibi sudah sarapan sebelumnya."

Ashera mengangguk mendengar itu dan kembali menikmati roti di genggamannya.

"Sayang, apa kau ingat mengenai perkataan bibi kemarin?"

Ashera memiringkan kepalanya sedikit, berpikir.

"Kau bisa menggunakan kamar di atas sebagai kamarmu sampai kau tahu di mana teman atau keluargamu berada. Bibi sama sekali tidak keberatan kau tinggal di atas." lanjutnya.

"Terima kasih, Bibi," ujar Ashera lalu beranjak dari kursinya untuk memeluk wanita itu.

"Baiklah, selesaikan sarapanmu. Bibi harus kembali membantu mereka sebelum toko kue ini dibuka."

"Biarkan aku membantu kalian, Bi," pinta Ashera sembari menelan potongan terakhir rotinya.

"Tidak perlu, Sayang."

Ashera terus memohon hingga Bibi Ami tidak dapat menolaknya lagi, ia membiarkan gadis itu membantunya setelah memperkenalkannya dengan kedua pegawainya.

"Hai, senang bertemu denganmu. Namaku Luci," sapa pegawai wanita dengan riang kepadanya.

"Kau bisa memanggilku, Mario," ujar si pegawai pria dengan mata berkedip padanya.

"Jangan menggodanya," peringat gadis yang bernama Luci pada teman kerjanya itu.

"Dia cantik sekali," gumam Mario terus menerus sembari memerhatikan Ashera yang kini sedang membantu mereka membersihkan meja untuk pelanggan.

"Kerjakan tugasmu dengan benar," ujar Luci jengah melihat tingkahnya.

Jam telah menunjukkan pukul 9 pagi dan ini waktunya membuka toko kue kecil yang terletak di sudut kota.

Ashera ✔️Where stories live. Discover now