17: Ada yang Cemburu

1.8K 152 6
                                    

"Ashera," panggil Edgar pada gadis yang tertidur memunggunginya.

"Aku tahu kau belum tidur."

"Ashera."

"Ashera," panggilnya lagi dan menaiki tempat tidur gadis itu sembari membalik Ashera menghadap dirinya. Ia merasa bersalah ketika melihat mata sembab Ashera.

Tidak ada tanggapan sama sekali dari Ashera yang menutupi wajahnya dengan selimut, menghindari melihat pria itu. Ia menolak untuk membuka selimut hingga merasakan ada yang berbaring di sisinya dan memeluknya.

Kini mata mereka saling menatap di dalam keremangan cahaya. "Mengapa menangis?" tanya Edgar lembut dengan jari-jari yang mengusap pipi basah Ashera.

Ashera tetap menolak berbicara  memilih untuk memajamkan matanya, tetapi Edgar tidak menyerah untuk membujuknya berbicara."Beritahu aku," bisiknya, dekat dengan telinga gadis itu.

"Aku ingin tidur," ujar Ashera ketus dan membelakanginya. Merasa pria itu belum pergi, ia kembali berbicara, "Aku akan tidur sendiri."

"Bagaimana bila kau bermimpi buruk?"

"Aku bisa mendatangi Osca. Lagipula ketika Yang Mulia tidak ada, dialah yang sering menemaniku dan menjagaku."

Seketika hawa di sekitar kamar itu menjadi dingin. Edgar bangun dan beranjak meninggalkannya sendiri. Sedangkan Ashera termenung melihat kepergiannya dengan gigi yang menggigiti selimut.

***

"Lily, di mana Paman Osca?" tanya Ashera.

"Dia sedang menjalankan hukuman," ujar wanita itu sembari masih menekuni kegiatannya.

"Hukuman apa? Lalu dia berada di mana saat ini?" tanya Ashera, terkejut.

"Dia berada di bangunan mengerikan di sebelah barat," sahut lily bergidik ngeri ketika mengatakannya.

Ashera juga menjadi bergidik ngeri melihat Lily yang seperti itu. Ia segera pergi mencari Osca dan meminta salah satu penjaga untuk mengantarnya. Lorong yang dilaluinya sangat panjang sampai ia menemukan sebuah pintu yang dijaga oleh dua penjaga yang sebelumnya adalah patung.

"Aku ingin masuk," ujar Ashera pada mereka. Namun kedua penjaga itu hanya diam, mengabaikan kehadirannya.

Ketika Ashera ingin menerobos melewati mereka, salah satu penjaga mencekal pergelangan tangannya. "Tidak ada yang bisa masuk ke dalam kecuali mendapat izin dari Yang Mulia Raja Edgar."

"Aku hanya ingin melihat keadaan guruku."

"Bangunan ini adalah kurungan serta tempat hukuman dijalankan. Banyak para penyihir jahat dan berbagai monster di dalamnya."

"T-tetapi mengapa guruku juga berada di dalam sana?! Apa kesalahannya hingga harus berada di sana?" tanya Ashera. Air matanya perlahan menetes karena memikirkan nasib pria yang sudah ia anggap sebagai saudara dan gurunya karena selama Yang Mulia Raja tidak ada, pria itulah yang sering melindungi serta mengajarkan banyak hal padanya.

"Tolong keluarkan dia!" pinta Ashera, pada penjaga yang masih mengabaikan permintaannya

Saat itu, pintu terbuka dan menampilkan sosok tanpa baju hingga luka di beberapa bagian tubuhnya terlihat. Sosok itu tidak sendiri, ia ditemani oleh wanita yang sedang memapahnya dengan raut sedih.

Ashera ✔️Where stories live. Discover now