10:Pengawal Baru

1.9K 177 4
                                    

"Tidak!" Ashera terbangun cepat dari tidurnya ketika teringat perpisahannya semalam dengan pemimpin baru di kerajaan ini. Ia berlari keluar dan berharap semua itu hanya mimpi. Di tengah perjalanan dirinya dihadang oleh sosok pria yang kemarin dilihatnya.

Ashera mendongak, menatapnya dengan mata berkaca-kaca. "Kenapa Yang Mulia Raja Edgar pergi dengan cepat? Yang Mulia bisa saja berangkat hari ini."

Pria itu tersenyum dan berusaha memberikan penjelasan."Negeri ini percaya kemunculan gerhana bulan sebagai tanda keberuntungan, maka dari itu para nasihat kerajaan menyarankan jadwal keberangkatannya bertepatan dengan gerhana bulan kemarin. Gadis kecil, kenalkan aku adalah Osca. Mulai saat ini aku adalah penjagamu. Yang Mulia Raja Edgar telah memercayakan tugas ini padaku sampai dia kembali."

"Begitu." Ashera mengangguk lemah dan memperkenalkan dirinya. Ketika ia akan kembali ke kamar, suatu suara menghentikan langkahnya.

"Hei, ayo bermain." Pangeran Kian tiba-tiba telah berada di sekitar mereka, sebenarnya anak itu khawatir dengan kondisi Ashera yang ditinggalkan pamannya. Jadi ia ingin menghibur teman bermainnya itu.

"Ya, Pangeran Kian. Aku akan membersihkan diriku terlebih dahulu."

***

"AAAAAAAA"

Ashera menjerit kaget ketika melihat di bawah dahan pohon yang didudukinya ada Pangeran Ruga yang menatapnya tajam. Tiba-tiba Osca muncul dan menyapa pangeran itu dengan ramah. Namun Pangeran Ruga mengabaikannya dan pergi begitu saja.

"Ada apa dengannya, Paman Osca?" tanya Ashera dengan kening berkerut.

Osca menggeleng tidak tahu. Ia ikut duduk di samping Ashera. Beberapa waktu telah berlalu, keduanya menjadi akrab.

"Aku takut dahan ini tidak kuat menahan beban kita," ujar Ashera dengan ragu.

"Tenang. Aku bisa meringankan tubuh." Osca mengedipkan salah satu matanya.

Mereka duduk dengan hening, menikmati desiran angin lembut hingga suara tawa menjadi pusat perhatian mereka.

Dari tempatnya, Ashera dapat melihat ada dua sosok yang sedang berbincang dan sesekali diselingi candaan oleh sang pria sedangkan wanita di sampingnya hanya tersenyum ataupun tertawa untuk menanggapi gurauannya.

"Bukankah wanita itu kekasih paman?" tanya Ashera pada Osca yang saat ini duduk dan berekspresi kaku.

"Bukan," jawabnya singkat. Sorot mata Osca sangat tajam ketika mengamati mereka.

"Tetapi paman menyukainya?" tanya Ashera lagi, tetapi kali ini membuat pria di sampingnya menatapnya dengan sebelah alis terangkat.

"Apakah begitu terlihat?" tanyanya balik.

Ashera mengangguk padanya sebelum kembali melihat ke arah dua sosok itu. "Mereka terlihat dekat," komentarnya.

"Tentu. Pria itu adalah teman masa kecil Syara. Ia sama sepertiku, baru kembali dari menjalankan tugas sehingga kau pasti tidak pernah melihatnya sebelumnya."

"Ya, ini hari pertama aku melihatnya. Kurasa paman tidak nyaman dengan kedekatan mereka?"

"Walau aku merasa seperti itu, aku tidak bisa berbuat apa-apa," ujar Osca datar, menatap lurus ke arah wanita yang bernama Syara.

"Apa paman sudah mengungkapkan perasaan paman padanya?"

"Dia tidak menyukai hubungan yang seperti itu."

Ashera hanya mengangguk walaupun sebenarnya ia kurang mengerti, tetapi ia tidak tega melanjutkan pembicaraan ketika wajah pria itu semakin suram.

...

Ashera ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang