5:Mimpi Buruk Lagi

2.5K 189 3
                                    

Helouu, maapkeun diri ini yang baru kembali update dikarenakan baru menyelesaikan skripsi ehee. Terima kasih utk kalian yang masih menanti cerita ini. Jangan lupa vote nya yaa 💛




........




Di dalam keremangan cahaya bulan yang menembus kaca besar di bawahnya memperlihatkan seorang gadis sedang tertidur di tengah ranjang besar dan megah.

Badan gadis itu bergerak-gerak gelisah. Dahinya mengernyit dalam dan banyak keringat yang dikeluarkannya.

Sesosok pria yang terduduk di sampingnya mengulurkan tangan untuk mengusap kening gadis itu lembut.

Ashera meracau dan memanggil ibunya beberapa kali dalam tidurnya.

"Hm. Jangan. Eung. Ibu. Ibu."

Air mata mengalir dari kedua matanya yang masih terpejam erat. Edgar mengusap pipi halus Ashera hingga kedua mata sang gadis terbuka cepat dan menampakkan kilatan ketakutan.

"Pangeran Edgar," gumamnya lega ketika melihat bayangan pria itu samar.

"Ya."

"A-aku takut," jelasnya dan meringkuk di dalam selimut tebal.

"Apa yang kau takutkan?"

"A-aku bermimpi buruk. Tetapi... aku tidak mengingat detailnya."

Diusapnya lagi rambut pirang gadis itu hingga Ashera mendongak, "Mengapa pangeran tidak tidur? Bukankah ini sudah larut malam?"

"Jangan pedulikan aku. Lanjutkan tidurmu."

Ashera membuka matanya semakin lebar setelah mendengar perkataannya. Ia duduk menghadap pria itu.

Edgar mengernyit melihatnya sebelum tersentak ketika tangan mungil itu menariknya semakin ke tengah ranjang.

"Tidurlah, Pangeran. Sekarang giliranku untuk menjaga pangeran," ujar Ashera dengan senyuman manis.

Beberapa saat Edgar menatapnya dalam sebelum akhirnya menarik gadis mungil itu untuk berbaring juga.

"Selamat malam," pekik Ashera dan membenamkan dirinya di dalam selimut tebal yang begitu halus.

Ujung bibir Edgar tertarik melihat tingkah menggemaskan gadis yang saat ini telah terlelap di sampingnya.

***

Esok harinya.

Ashera segera bergegas kembali ke kamarnya setelah pria itu membebaskannya dari hukuman.
Ia membersihkan badannya sejenak lalu kembali mengerjakan tugasnya sebagai pelayan.

"Hei," panggil suara dari arah sofa tunggal berwarna hitam.

Ashera yang merasa terpanggil, berjalan mendekatinya. Ia tidak dapat melihat dengan jelas siapa itu karena posisi duduk sang pemilik suara yang membelakanginya.

Badannya menegang kaku ketika matanya menangkap sesosok pria yang dihindarinya kini tengah menyeringai kecil padanya.

"Merindukanku, gadis kecil?" desis pria itu.

Ashera menunjukkan raut tidak sukanya dan berkata sarkas, "Dalam mimpimu."

Pria itu menaikkan salah satu alisnya dan menggerakan jarinya, meminta gadis itu untuk lebih dekat dengannya.

Tetapi Ashera hanya terdiam di tempatnya dan menatapnya dengan waspada.

"Pelayan yang tidak patuh," desis pria itu, menatapnya tajam.

"Aku tidak harus mematuhimu," sahut Ashera berani, berusaha menekan ketakutannya. Ia tidak ingin selamanya takut pada pria jahat di depannya.

"Kau berani padaku?!" bentak pria itu, mulai kehilangan kesabarannya.

Ashera ✔️Where stories live. Discover now