Chapter 1 ~ Hafsa Humaira Az-Zahra

1.9K 171 78
                                    

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

(Jangan baca di waktu shalat dan jadikan Al-quran sebagai bacaan utama)

"Setiap malam aku mendoakanmu dan berharap kau menjadi jodoh dunia akhiratku, Aamiin,"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Setiap malam aku mendoakanmu dan berharap kau menjadi jodoh dunia akhiratku, Aamiin,"

-Hafsa-

~KETIKA TAKDIR MEMILIH~

Hafsa Humaira Az-Zahra atau bisa di panggil Hafsa dengan orang terdekatnya, nama yang berartikan perempuan yang lemah lembut dan memilki kulit putih berseri serta menjadi penyejuk bagi yang melihatnya. Gadis itu merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara, sakarang dia tinggal bersama kakak perempuanya di jakarta sedangkan kakak laki-laki, umi dan abinya tinggal di Bandung.

Dia merupakan lulusan Pondok Pesantren Darul Qolam milik Abinya dan juga mahasiswi dari Universitas Indonesia, serta mengambil progam studi Fakultas Kedokteran Gigi. Perlu banyak perjuangan untuk masuk ke Universitas ternama di Indonesia ini, dulu Hafsa sempat bimbang dan kurang yakin untuk masuk ke sana tapi berkat dukungan kakaknya, dia meyakinkan diri untuk bisa masuk kesana dan akhirnya diterima.

Pagi yang cerah menyinari kota jakarta, terlihat Hafsa yang sedang bersiap-siap untuk pergi ke kampus. Setelah memakai hijab, gadis itu langsung ke bawah dan menuju ruang makan, disana ada Aluna yang sedang menyiapkan sarapan untuk mereka.

"Selamat pagi Hafsa," ucap Aluna.

"Selamat pagi juga, Kak Aluna," ucap Hafsa.

Hafsa langsung duduk dan menyantap sarapan yang telah di persiapkan oleh Aluna, dia memakannya dengan cepat karena sebentar lagi kelas di kampus akan dimulai. Selang beberapa menit, Hafsa telah selesai sarapan dan langsung berpamitan untuk pergi ke kampus.

"Kak, aku udah selesai sarapan, jadi aku mau ke kampus dulu ya, Assalamu'alaikum," ucap Hafsa mencium punggung tangan Aluna.

"Wa'alaikumussalam, hati-hati, ya," ucap Aluna.

Hafsa hanya mengangguk dan langsung pergi meninggalkan rumah. Di mobil gadis itu mendengarkan murotal al-quran karena itu lebih menenangkam daripada suara musik. Terdengar ada suara merdu yang mampu membuat Hafsa tersenyum kecil, belum pernah dirinya mendengar suara ini sebelumnya.

"Masya Allah, suara siapa itu?" tanya Hafsa penasaran.

Selang beberapa menit, gadis itu tiba di kampus dan langsung memakirkan mobilnya. Terlihat jam menunjukan pukul setengah sepuluh, artinya kelas akan segera dimulai. Dengan cepat dia berlari memasuki kelas, untung kelasnya belum mulai. Gadis itu menghembuskan nafas berat dan langsung masuk ke kelasnya.

Ketika Takdir Memilih [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang