Bab 12 - Euphoria Patah Hati

196 30 0
                                    


I can touch,
Even if you're not in front of my eyes
I reach,
Even if you leave for somewhere far from me
Even with just the memories,
My heart is always dancing, like back then

[Nap of the Star | TXT]

*Lagi pengen pake lirik lagu:)

💫💫

Alma tidak tahu, akan ada saat dimana dia menyambut Senin pagi dengan senyum lima jari. Seperti saat ini.

Cewek itu berjalan di sepanjang koridor dengan langkah sedikit melompat. Seperti biasa, tujuan pertamanya adalah kelas Bintang. Tapi tiba-tiba cewek itu menghentikan langkahnya. Menghampiri seorang cewek yang tampak kesusahan membawa beberapa buku tebal. Dan cewek itu semakin terlihat kesusahan saat topi yang semula dipakainya, jatuh ke lantai.

Alma menghampiri cewek itu kemudian mengambilkan topinya yang jatuh. Cewek tadi tampak terkejut melihat Alma di hadapannya. Dan lebih terkejut lagi saat Alma menyerahkan topinya dengan senyum ramah di wajah.

"Lo butuh bantuan? Mau dibawa kemana? Perpus?" tanya Alma sambil melirik buku-buku tebal yang cewek itu bawa.

"Eh---oh gak usah. Gue bisa sendiri," jawab cewek itu kemudian dengan cepat pergi dari hadapan Alma. Entah karena takut pada Alma atau karena tidak mau berlama-lama berbicara dengan Alma.

Alma memandang sikap aneh cewek itu. Padahal Alma kan berniat baik mau membantu. Respon cewek tadi cukup mengecewakan untuk usaha pertama Alma. Tapi Alma coba bersikap acuh, karena ia tahu, ini baru awal. Niatnya untuk berubah jadi cewek kalem tidak akan mudah. Mengingat reputasinya selama ini yang tidak ada baik-baiknya.

Dan mungkin, orang-orang berpikir bahwa tidak ada kata baik dalam kamus hidup Alma.

Cewek itu hampir berteriak seperti kebiasaannya saat masuk kelas Bintang. Tapi urung saat mengingat bahwa itu bukanlah sikap cewek kalem. Alma cukup berjalan menghampiri meja Bintang sambil memasang senyum lebar kemudian menyapa Bintang dengan ramah.

"Loh, Alma. Tumben gak heboh?" pertanyaan Wendi ini membuat hampir seisi kelas menatap Alma. Tak terkecuali Bintang yang terkejut Alma sudah ada di depannya.

Sedangkan yang ditatap hanya tertawa pelan. Dan itu membuat yang lain makin kaget. Di ejek oleh Wendi biasanya Alma akan langsung balas memgumpat keras. Tapi ini? Sulit dipercaya.

"Bintang, nanti pulang bareng lagi ya," ucap Alma pada Bintang yang masih memandangnya aneh.

Dipandang aneh oleh Bintang kenapa rasanya berbeda ketika dipandang aneh oleh orang lain. Rasanya lebih tidak nyaman.

"Gak bisa, gue bawa motor."

Alma mengerutkan dahi. "Ya terus?"

"Ya gue gak mau bonceng lo naik motor lagi."

Alma semakin tidak paham. Lama dia diam memandang Bintang yang sibuk dengan ponselnya, tiba-tiba cewek itu tersenyum. "Lo khawatir ya sama gue?"

"Menurut lo? Lo pikir aja sendiri sekhawatir apa gue waktu liat tangan lo gemeteran cuma karena naik motor!" tiba-tiba Bintang menjawab dengan nada tinggi.

Tapi karena tidak melihat wajah terkejut Alma, alih-alih cewek itu malah menahan senyum, membuat Bintang tersadar. Bahwa dia telah salah bicara.

"Mak-maksud gue, kalo lo kenapa-napa waktu gue bonceng, kan gue yang disalahin."

Astrophile Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang