28. FROM

144 32 3
                                    

“Terima kasih untuk hari ini.” Nara tersenyum canggung dengan mata yang melirik Kevin malu-malu.

“Iya pacar, sama-sama. Apa sih yang nggak buat kamu.” Kevin tersenyum lebar sembari menaik turunkan alisnya tanda menggoda.

“Kevin!” Dengan kesal Nara memukul pundak pemuda yang baru beberapa jam tadi menjabat sebagai pacarnya dengan keras.

“Sakit sayang.”

“Berhenti bicara seperti itu!”

Pemuda itu terbahak, untuk pertama kalinya ia melihat Nara merajuk. Lucu. Cantik. Dan ... manis.

“Saya pulang!” Dengan segera Nara membuka pintu mobilnya, namun ia urungkan ketika Kevin menarik tangannya. “Apa lagi?” katanya jengah. Sungguh, Nara sudah sangat lelah, tapi Kevin malah menunda waktu istirahatnya.

“Kalo di luar sekolah panggilnya ‘aku-kamu’, jangan ‘saya’.”

“Apa bedanya aku dengan saya?”

“Beda dong! Kalo saya itu untuk yang lain, kalo aku untuk pacar, dan hanya untuk aku!” kata Kevin dengan senyum lebar.

“Terserah kamu,” kata Nara mengalah.

“Tunggu dulu!”

“Apalagi???” Kevin mengulurkan tangan kanannya, tidak lupa dengan senyum menggelikan yang membuat Nara bingung. “Tangan kamu kenapa?”

“Ck.” Senyum cowok itu luntur. “Kamu nggak mau salim sama aku gitu? Aku pacar kamu loh.”

Nara speechless. Memandang pacarnya itu dengan takjub. “Memang harus ya?”

“Harus dong!”

“Saya baru pacar kamu Kevin, bukan istri kamu,” balas Nara langsung keluar dari mobil Kevin begitu saja.

Cowok itu melongo melihat kepergian Nara, sampai beberapa saat kemudian ia terkekeh. “Nasib, jadi berondong.”

🧜🧜🧜

“Pagi Ma, Pa!” sapa Kevin dengan senyum cerianya.

“Dari mana kamu semalem?” tanya Kenan Datar.

“Abis nembak orang dong!”

“Hah? Nembak?!” sontak Vinna yang sedangkan menyiapkan bekal untuk suaminya menatap Kevin was-was. “Kamu nembak siapa? Kamu mau dipenjara? Terus orang yang kamu tembak gimana? Mati atau hidup? Terus ada polisi? Terus kamu mau masuk neraka, hah?! Terus, terus orang—”

“Mah, stop! Lebay banget. Orang Kevin abis nembak Bu Nara buat jadi pacar Kevin!” potong Kevin dengan cepat.

“HAH PACAR?!” teriak Kenan dan Vinna bersamaan.

“Kamu pacaran sama guru kamu sendiri? Gila kamu Vin!” sentak Kenan tajam.

“Cinta tidak memandang umur Pa! Udah ya Kevin mau berangkat dulu, kasian pacar Kevin nungguin. Byeee!” Cowok itu segera mengecup pipi Kenan dan Vina secara bergantian, setelahnya berlari ke luar rumah dengan terburu-buru.

Vinna yang sedari tadi memperhatikan Kevin melongo, memandang anak satu-satunya itu dengan takjub. “Beb, itu beneran anak kita? Kok tumben datengnya pagi? Dia gak salah makan obat kan Beb? Ini masih jam enam l—”

Vinna menghentikan ucapannya ketika Kenan beranjak dari bangkunya. “Aku pergi dulu, hati-hati di rumah.”

Cup

Music From Badboy✓On viuen les histories. Descobreix ara