17. MFB

137 37 1
                                    

"TOLONG! PAK GURU! BU GURU! TOLONGIN ANAK MURIDMU YANG GANTENG INI PAK, BU!" teriak Kevin di tengah-tengah koridor sekolah. Beberapa anak murid yang melintas pun segera membantu Kevin yang sedang memeluk Nara di lantai.

"Panggilin Pak Lanat!" titah Kevin entah pada siapa. Dengan segera, siswi yang di perintahkan oleh Kevin itu berlari menuju ruang kepala sekolah.

"Bu, bangun!" ucap Kevin sambil menggoyang-goyangkan tubuh Nara.

"Apa semua ini salah gue?"

Tak lama, Pak Lanat dan beberapa guru datang dengan tergopoh-gopoh.

"Kevin! Bu Nara kenapa bisa kayak gini?! Kamu apain hah?!" tanya Pak Lanat dengan nada tinggi. Kevin mengerutkan keningnya, antara bingung dan kesal karena di tuduh-tuduh.

"Pak, saya juga nggak tau. Saya cuma mau minta maaf sama Bu Nara gara-gara masalah kecil, tapi tiba-tiba Bu Nara megangin kepalanya dan pingsan gitu aja," jelas Kevin panjang lebar.

"Pak, Bu, tolong bawa Bu Nara ke UKS dulu. Saya akan menghubungi Ambulans," titah Pak Lanat, "Kevin, kamu ikut ke rumah sakit nanti!" Kevin mengangguk dan menatap gurunya yang tak berdaya itu dengan cemas.

"Seharusnya gue nggak ngelakuin hal gila kayak kemaren. Bego lo Kevin! Jadi gini 'kan?" Kevin mengacak rambutnya frustasi. Tak lama, bel masuk berbunyi. Kevin segera melangkahkan kakinya menuju UKS.

Music from Badboy

Pak Lanat, orang yang paling cemas di sana. Ia tahu apa yang terjadi dengan Nara, karena guru muda itu memberikan seluruh informasi tentang dirinya sebelum menyalonkan diri menjadi guru musik di SMA Graham.

"Seharusnya kamu gak buat Bu Nara marah, Vin!" bentak Pak Lanat dengan nada tertahan.

Kevin mengerutkan keningnya bingung. Sebegitu bersalahnyakah dirinya sampai Pak Lanat terus menerus menyalahkan dirinya?

"Saya minta maaf, Pak. Saya nggak tau kalau kejadiannya bakal gini," ucap Kevin sambil menatap Pak Lanat yang terlihat frustasi.

"Mau bilang apa ke keluarganya?" lirih Pak Lanat. Kevin menatap Pak Lanat, lagi-lagi dengan kening berkerut. Kemudian, pemuda itu menatap pintu UGD yang belum terbuka.

"Sebenernya Bu Nara kenapa?"

Kevin mengusap wajahnya. Mengapa dirinya tidak bisa memahami kondisi ini? Separah apa penyakit Bu Nara? Apa Bu Nara memiliki penyakit serius?

"Pak, bagaimana kondisi anak saya?" Suara bass yang terdengar sayu dan bergetar, membuat Kevin mendongakkan kepalanya.

"Masih dalam pemeriksaan, Pak. Maafkan saya dan pihak sekolah, kejadian ini benar-benar tidak disengaja." Pak Lanat menggenggam tangan pria paruh baya tersebut.

Kevin berdiri dan menyalimi pria paruh baya tersebut dan kemudian menatap Pak Lanat, meminta penjelasan, siapa pria ini.

"Beliau ayah dari Bu Nara," ucap Pak Lanat pada Kevin.

Kevin membulatkan matanya. Jantungnya berdegup kencang, makin merasa bersalah ketika melihat mata ayah Nara berkaca-kaca, namun masih bisa menampilkan senyum.

"Om, saya Kevin, murid Bu Nara. Saya minta maaf banget Om, semua ini salah saya. Saya yang buat Bu Nara jadi masuk rumah sakit," ucap Kevin sambil berkali-kali menyalimi tangan ayah Nara.

Nathan--ayah Nara hanya tersenyum sambil menepuk-nepuk pundak Kevin pelan. Namun, tak bisa dipungkiri wajahnya sangat cemas.

"Bukan salah kamu, nak. Nara seperti ini memang sudah takdirnya." Nathan menatap pintu UGD dengan pandangan sayu.

Hening.

Tidak ada yang bersuara. Namun, tiba-tiba suara langkah di koridor membuat semua orang yang berada di depan ruang UGD mengalihkan pandangan ke sumber suara.

"Om, gimana kabar Nara?" Kevin menyipitkan matanya, ketika melihat seorang pria menggunakan jas rumah sakit terengah-engah mendatangi Nathan.

"Itu kan orang songong yang bawa Bu Nara pergi?!"

.
.
.

To be continue...

Mon maap pendek ya genks. Tapi harus tetep stay dong? Yega?

Music From Badboy✓Where stories live. Discover now