Chapter 37 {Feeling}

52 11 13
                                    

Kasih VOTE ya! hehe😊

***

2 Minggu kemudian...

Sudah 2 minggu Lissa kritis dan koma dan juga mama nya sakit, kondisi Tia semakin hari semakin buruk.

Saat ini, Reno, Arik dan Jingga sedang menjaga Lissa di ruang ICU sedangkan Kamal, Andit dan Iren sedang menjaga Tia karena Rifki sedang istirahat.

Memang semenjak Tia dan Lissa sakit, kesehetan Rifki sedikit memburuk, tadi nya ia tak mau istirahat namun karena paksaan dari teman Lissa tersebut akhirnya Rifki mau beristirahat.

Ruang ICU...

"Ren, ini kenapa gue resah banget ya?" ungkap Arik sambil mondar mandir seperti setrika.

"Lo punya utang belum di lunasin tu pasti" ucap Reno dengan seenak jidat yang membuat ia mendapat jitakan dari Arik.

Dari jitakan itu menghasilkan aduan dari Reno dan ia langsung mengelus bekas jitakan Arik.

"Enak aja lo kalau ngomong, gue serius!" ucap Arik tegas.

"Gue juga serius, lo aja jadi orang sok serius tapi nggak pernah serius, kerjaan lo php terus sih" jawab Reno yang membuat Arik melotot tak terima.

"Ngajak ribut lo?" ucap Arik sambil menggulung lengan kemeja yang ia pakai.

"Lah, gue nggak ngajak! orang dari tadi gue cuma duduk anteng aja!" ucap Reno.

"Heh, kalian tau nggak kalau ini tu rumah sakit bukan tempat tinju!" kata Jingga menengahi.

"Bacot!" ucap Reno dan Arik serempak membuat Jingga memelototkan matanya.

"Yang bacot dari tadi tu kalian kambing!" kata Jingga dengan nada tinggi dan kesal.

Namun...

"Mama..."

***

Ruang rawat Tia...

"Pa..." panggil Tia lirih membuat Rifki yang sedang tidur langsung terbangun, mungkin ia tidur namun tetap memasang pendengaran yang tajam.

Buktinya waktu Tia memanggil Ia langsung terbangun.

"Kenapa ma? ada yang sakit? mana yang sakit?" tanya Rifki yang hanya di balas dengan gelengan Tia.

"Mama mau ngomong berdua sama papa!" ujar Tia yang langsung di pahami oleh sahabat Lissa yang juga membatu menunggui nya tadi.

"Om, tante kami keluar keluar dulu ya!" kata Iren mewakili Kamal dan Andit.

Setelah mendapat anggukan dari Rifk ke tiga orang itu langsung keluar dari ruangan Tia namun tetap stay di depan pintu.

"Mama mau ngomong apa, penting banget kayanya?" tanya Rifki yang penasaran dengan Tia.

Tia hanya tersenyum hangat lalu menarik napas sebelum berbicara.

"Mama mau minta maaf sama papa!" kata Tia pelan yang membuat Rifki mengrenyitkan keningnya.

"Minta maaf kenapa sih ma?" tanya Rifki yang tak mengerti maksud tia karena tak biasanya Tia berbicara seperti itu.

CALISSA《COMPLETED✔》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang