Chapter 29 {berbie}

27 13 3
                                    

lissa masih berada dirumah zea dan zia.ia menemani zea dan zia bermain berbie hingga puas.

"kak licca" panggil zea dengan manik mata yang teramat polos.

"panggil kak ica aja nggak usah licca" lissa mengelus puncak kepala zea dengan penuh kegemasan.

"hehehe maap ya kak,mm kakak mau minum apa biar zea ambilin" zea menawarkan pada lissa dengan tangan yang masih sibuk menyisir rambut berbie.

"nggak usah nanti kalau kakak haus kakak ambil sendiri" lissa tersenyum senang.

ting tong...
bel rumah berbunyi sangat nyaring di dalam.

"kak bunda pulang" teriak zea histeris sambil menarik tangan zia.

lissa hanya tersenyum geli melihat zea yang begitu semangat menyambut kedatangan orang tua nya.

"bunda!!!" teriak zea dan zia kompak sambil berlari menuju mamanya.

"kalian jangan lari gitu ntar jatuh gimana" lena memeluk kedua putrinya dengan cemas.

"nggak pa-pa yang penting dapat berbie" jawab zia dengan menunjukkan deretan giginya.

"bun,mana berbie nya bun?" tanya zea dengan melihat belanjaan yang ada.

"nih,bunda beliin 5" lena memberikan satu buah kantong belanja yang berisi berbie.

"waaahhh,makasih bun" teriak zia histeris saat membuka kantong belanja tersebut.

"bunda,ayah mana?" ucap reno sambil menyalimi tangan lena.

"reno? tumben kesini,tadi ayah langsung lanjut pergi kekantor katanya ada meeting mendadak" lena mengelus pundak reno dengan penuh kasih sayang.

"oh iya bun,om eno kesini bawa kakak cantik loh,namanya kak ica" zea bersuara tapi pandangan nya masih dengan berbie barunya.

"oh ya?" lena menoleh pada reno dengan tatapan penasaran.

"iya,nah itu kak ica" zea menunjuk lissa yang sedang berjalan menyusuri tangga.

lissa yang tak tahu kondisi hanya bisa tersenyum kikuk dan menghampiri reno.

"lissa tante" lissa menyalimi tangan lena sambil tersenyum manis.

"siapa kamu reno?" tanya lena dengan senyum yang merekah.

"teman bun" reno menatap jengah karena sudah pasti ia akan di jahili oleh sang tante yang di panggil bunda.

"teman apa teman" benar saja lena sekarang sedang memberikan tatapan mematikan pada reno dengan senyum jahilnya.

"teman kok bun" bantah reno dengan tatapan datar.

"iya tan,lissa temanan sama reno" sahut lissa yang berusaha menyudahi.

lena hanya tersenyum puas ketika berhasil menggoda reno.

"mm bun,reno langsung pulang aja ya" reno berpamitan untuk pulang.

"loh kan bunda baru aja sampai kok kalian mau pulang" lena mengerutkan dahinya.

"iya bun,soalnya rumah lissa jauh dari sini,kalau nggak pulang sekarang nanti sampai sananya kemalaman bun" jelas reno

"ya udah tapi hati hati ya" lena menepuk pundak reno cukup kuat.

"om eno nggak boleh pulang" zia merengek agar reno tak pulang.

"kakak cantik dicini aja temanain zea main ya" bukuk zea dengan tatapan manisnya.

"sayang--" lena mencoba membujuk anaknya namun ucapannya di potong zea.

"nggak mau bunda,zea maunya om eno cama kakak cantik di cini aja" zea membantah denga suara rengekannya.

"zea zia dengarin om ya!! om pulang dulu sekarang,besok om kesini lagi sama kakak lissa yah" reno mencoba membujuk zea dan zia dengan jongkok di hadapan mereka berdua.

"tapi om...zea macih pingin main cama kak ica" tatapan zea meredup seakan ingin mengeluarkan air mata namun tidak.

"om janji om bakal main ke sini lagi" bujuk reno lagi.

"iya deh om" jawab zea dengan nada putus asa.

"nah gitu dong,om pulang ya! ingat loh kalian nggak boleh sering berantem" reno menyubit hidunh zea dan zia bergantian dengan pelan.

"iya om,om hati hati ya,kakak cantik juga" zia tersenyum dengan penuh keceriaan lagi.

"kakak pulang ya zezi" lissa mengelus pelan pipi zea dan zia sehingga membuat keduanya tersenyum kembali.

"assalamualaikum bun" reno dan lissa berpamitan pada lena.

"iya waalaikum salam hati hati ya" lena membalas dengan senyum sejuknya.

***

saat di dalam mobil lissa dan reno kembali diam sejenak dan belum ada yang membuak suara hingga.

"ren gue mau nanya" lissa yang pertama kali membuka suara.

reno hanya menaikkan satu alis nya yang menandakan apa pada lissa.

"sebenarnya orang tua lo yang mana sih,mama papa lo atau bunda ayah lo?" tanya lissa dengan tatapan heran.

"mama papa lah,bunda sama ayah itu cuma panggilan aja" jelas reno yang membuat lissa manggut manggut.

"oh iya btw makasih ya lo udah ngajakin gue ke sepupu lo" senyum lissa kembali merekah mengingat permintaan nya diwujudkan reno.

"ia santuy aja kali' " jawab reno dengan nada santai namun pandangannya masih fokus dengan stir.

***

sesampainya di depan rumah lissa ia langsung keluar dari mobil reno dan berdiri di depan gerbang rumahnya.

"makasih ya" ucap lissa dari luar mobil ketika reno menurunkan kaca mobil

"iya,sono buruan masuk" perintah reno sambil menatap lissa dari dalam mobil.

"lo pergi baru gue masuk" tolak lissa dengan senyuman.

"tinggal masuk aja,ntar kalau lo jatuh kesandung terus gue nggak lihat nah berabe masalahnya bisa kena marah gue". reno tetap kekeuh agar lissa masuk dulu.

"lo pergi atau gue nggak bakalan ngebolehin lo datang lagi,pilih mana?" lissa melontarkan dua pilihan yang membuat reno bingung sendiri karena di satu sisi ia tidak mau sampai lissa kenap napa tapi di sisi lain yah..para reader tau sendiri lah ya.

"oke oke gue pergi tapi lo bener nggak bakal keluyuran ya" reno akhirnya memilih keputusan untuk beranjak dari rumah lissa.

"iya bawel" ucap lissa dengan muka yang sudah tak bersahabat.

"oke gue pergi,good night ratu gaje" reno langsung melajukan mobilnya dengan cepat.

lissa hanya tersenyum simpul lalu bergerak mengeluarkan hp-nya dari tas.

ia mengirimkan pesan pada satu nomor yaitu reno.

to : Reno Azka.

calissa putri :
night too...😊

lissa memencet tombol send dan pesan terkirim.
ia hanya senyum senyum tak jelas seperti orang tak waras yang tak selaras dengan otaknya yang cerdas.

pletakk...
ponsel lissa terjatuh ke bawah lantai yang berlapiskan batoka.


inget jan lupa buat vote dan coment ya😮

see next part👋


CALISSA《COMPLETED✔》Onde as histórias ganham vida. Descobre agora