chapter 7 {Cerita}

81 21 10
                                    

Lissa termenung sejenak mengingat sosok mantan terindah yang pernah hadir di hidupnya. Saking indah nya sampai Lissa pengen gantungin dia sekarang di pucuk monas biar bisa di lihat semut.

"LISSA!!!" Jingga berteriak karena kesal pertanyaanya di acuhkan.

"Apa sih, gak usah pake teriak juga kali!?" Lissa mengelus telinganya yang berdengung karena teriakan Jingga.

"Ya salah sendiri orang nanya bukannya di jawab malah bengong!" ucap Jingga sambil melipat kedua tangannya.

"Jadi lo trauma karna apa hah?" lanjut Jingga.

"Apa lo bisa di percaya?" tanya Lissa balik sambil menatap Jingga serius.

"Lo nggak percaya sama gue, gue tau gue temen baru lo, tapi gue bisa lo percaya buat rahasia lo, emangnya kenapa mesti rahasia?" Jingga memegang kedua tangan Lissa meyakinkan.

"Soalnya belum ada satu orangpun yang tau termasuk bokap sama nyokap gue." Lissa memejamkan kedua matanya sejenak.

"Cerita ya ke gue please!" Jingga mengelus lengan Lissa. Lissa mengangguk dan mulai menceritakan rahasianya selama ini.

"Gue itu pernah pacaran sama satu cowok doang, namanya Rendra Saputra, gue itu sayaaang banget sama dia, gue udah nganggep dia itu cowok terbaik, gue udah nganggep kalau dia itu jodoh gue, tapi gue salah." Lissa mendongakkan kepalanya ke atas agar mencegah air matanya jatuh.

"Terus, kenapa lo putusin si Rendra itu,"tanya Jingga sambil mengrenyitkan keningnya.

Lissa menghela napas gusar. "Gue...gue putusin dia karna dia kepregok selingkuh sama adek kelas, ternyata dia itu nggak sayang sama gue!" Lissa tidak bisa menahan air matanya agar tidak jatuh.

"Maksud lo pacar lo nggak tulus sama lo? Tapi kenapa lo nyimpulin gitu?" Jingga memelototkan matanya.

"Jadi kan waktu itu gue mau balikin buku biologi ke perpus, nah gue nyari letak waktu gue minjem, letaknya itu ada di pojok ruangan perpus, gue ngedenger kaya ada orang ngobrol dan gue ngenali suaranya, itu suara Rendra, dia lagi mesra mesraan sama adek kelas dan adek kelsanya itu nanya kalo Renda sayang nggak sama dia dan kapan mau mutusin gue." Lissa menjelaskan sambil sesekali menyeka air matanya yang keluar cukup deras.

"Tega banget sih Rendra!" Jingga berkecak pinggang sambil mengerutkan keningnya.

"Terus apa lagi yang terjadi?" Jingga kembali menyimak sambungan cerita Lissa.

"Waktu adek kelas itu nanya gitu, Rendra jawab kalo dia itu nggak sayang sama gue, dia macarin gue cuma ngejadiin gue Atm berjalannya doang, dia cuma mau sama uang gue, dia cuma manfaatin gue...Hiks" Lissa sampai sesenggukan lalu ia memeluk jingga erat dan pelukan itu dibalas oleh lissa.

"Tu orang minta di bacok kali ya, kurang ajar banget." Jingga mengelus punggung Lissa pelan.

"Gue sakit banget Ngga..., gue ngerasa kalo gue ini cewek terbodoh, gue ngerasa kalo gue hidup nggak ada artinya lagi gue shock banget..." Lissa menyeka air matanya yang semakin deras mengalir.

"Orang yang selama ini gue sayang, orang yang selama ini gue percaya, orang yang selama ini gue banggain di depan sahabat gue, dia ngelakuin semua itu sama gue, dia jahat Ngga...Hiks!" tangis Lissa makin menjadi membuat Jingga tak tega.

"Emang lo sama Rendra udah berapa lama pacaran, sampai lo bisa se sayang itu sama dia?" Jingga bertanya kepada Lissa sambil menggenggam lengan Lissa.

"3 tahun, dan waktu hari gue pindah kesini, itu hari jadi gue sama dua yang ke-4." tutur Lissa dengan suara yang gemetar.

"Ya ampun lama banget!!" Jingga memelototkan matanya karena kaget mendengar pernyataan Lissa.

"Makanya itu, gue sampe shock banget waktu itu gue udah ngorbanin banyak hal untuk dia tapi....." Lissa menggantung kalimatnya dan tangisnya kembali pecah.

CALISSA《COMPLETED✔》Where stories live. Discover now