#Chapter 36

20K 527 3
                                    

Happy Reading

Lea memposting sebuah foto dengan caption "hi. I'm coming!" di akun instagram pribadi miliknya. Tak sedikit orang yang menyukai bahkan mengomentari ungahannya itu, mulai dari teman-teman, sepupu, sampai ke hatters.

"Tante pergi dulu ya. Mungkin agak lama," kata mamanya Bulan.

"Eh iya, tante. Hati-hati di jalan ya," balas Lea sambil menyalami punggung perempuan itu.

Sebenarnya dia menginap beberapa hari di rumah temannya bukan karena tidak bisa kembali ke rumah orangtuanya sebab takut dimarahi, hanya saja dia menginginkan suasana dan lingkungan yang baru bersama keluarga Bulan.

Awalnya mama dan papa Bulan terkejut ketika mengetahui fakta kalau dia sudah menikah, apalagi menikah bukan atas dasar suka sama suka, melainkan perjodohan dan mereka tidak bisa membayangkan nasibnya.

Orang tua Bulan tidak pernah melarangnya untuk berkunjung setelah mengetahui kebenaran ini, mereka selalu merangkul Lea dalam kondisi apapun. Lea merasa Bulan sangat beruntung mendapatkan orangtua seperti itu.

"Gila, ema gue masak apaan coba. Pedas banget kayak omongan orang," kata Bulan yang baru saja keluar dari toilet.

"Pedas dari mana sih, enak tahu. By the way, ema lo emang udah pintar masak dari kecil kayaknya deh. Tadi gue sempat melihat ema lo masak, wih anjir keren banget," kata Lea.

"Bokap suka ema gue juga karena bisa masak. Udah beberapa kali dia ikutan lomba masak," kata Bulan sambil menyuapkan nasi ke mulutnya.

"Terus menang?" tanya Lea penasaran.

"Enggak. Parah banget kan, padahal ema gue udah mati-matian cari resepnya, eh ternyata malah di colong sama peserta lain. Ya udah, didiskualifikasi duluan," jawab Bulan.

"Andaikan dulu gue ada disisi ema lo, beh ... pasti gue hajar itu orang. Bisanya main-main gitu, sumpah ya gue ngedengerin cerita lo bikin kesal sendiri," kata Lea.

"Sabar sabar, orang sabar pantatnya lebar," kata Bulan.

"Sa ae bool kuda." Lea tertawa kencang.

....

Milo mengetuk meja dengan jari-jarinya, sesekali melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan. Entah mengapa hari ini dia ingin berbicara serius pada Ellin mengenai hubungannya dengan Lea yang selalu ditutup-tutupinya.

Lonceng berbunyi bertepatan dengan seorang gadis yang membuka pintu kafe. Milo melambai-lambaikan tangannya agar Ellin menyadari kehadirannya. Gadis itu tersenyum, lalu melangkahkan kakinya menuju meja yang ditempatinya.

"Panas banget," keluh Ellin sambil menaruh tasnya di atas meja.

"Mau minum atau makan apa?" tanya Milo menawari kekasihnya.

"Lemon tea aja pakai es yang banyak banget karena siang ini benar-benar panas banget," jawab Ellin.

Milo menganggukkan kepala lalu memanggil pelayan yang ada disana, menyebutkan pesanan yang diinginkan. Sambil menunggu minumannya datang, Milo berbasa-basi dulu agar Ellin tidak terkejut setelah mendengar kenyataannya.

Milo bertanya, "Besok ujian, kamu udah belajar?"

"Udah kok," jawab Ellin.

"Lin," panggil Milo.

"Kamu tahu gak aku nyuruh kamu kesini karena apa?" tanya Milo dengan ragu.

"Mungkin kamu kangen sama aku kali," kata Ellin yang memang sengaja menggoda Milo.

Arranged Marriage With My SeniorWhere stories live. Discover now