14 - Izin

1.8K 72 8
                                    

Aku memang tak sempurna, begitupun kamu. Manusia tidak ada yang sempurna. Jadi, bisakah kita saling melengkapi satu sama lain?

-Zeela Gween Erlangga-

❄️❄️❄️

Waktu menunjukkan pukul 04.15 dan Gladys telah siap dengan seragam lengkapnya. Tadi malam saat sampai di rumahnya ia tidak langsung tidur melainkan membaca beberapa novel yang ia beli dan baru tidur sekitar pukul 00.47 dini hari.

Yaa.. Inilah Gladys, tidur paling malam bangun paling awal. Entah sejak kapan ia seperti itu yang jelas, itu telah menjadi rutinitasnya.

Gladys menatap bayangan dirinya di cermin meja rias yang ada di kamarnya. Jika meja rias wanita pada umumnya akan dipenuhi beribu macam alat make up, maka tidak dengan Gladys di meja riasnya hanya ada parfum, lip ice, sunblock, bedak dan skincare. Itupun bedak dan skincare nya adalah pemberian dari bundanya yang dengan terpaksa ia terima, tapi tidak pernah ia pakai kecuali ada acara yang memaksanya untuk memakainya.

Gladys memoleskan lip ice ke bibirnya agar bibirnya tidak kering lalu menyemprotkan parfum ke sekitar tubuhnya. Tidak butuh menyemprot terlalu banyak, wanginya sudah menyebar kemana-mana dan tercium jelas tetapi tidak menyengat.

Ia pun bangkit dan duduk di ranjangnya sambil menyandarkan kepalanya. Ia kemudian menghidupkan lagu melalui ponselnya dan memakai earphone nya lalu kembali membaca buku yang semalam belum ia selesaikan sembari menunggu berjalannya waktu.

*-*

Sekarang waktu telah munujukkan pukul 06.00 pagi sedangkan kan Zee masih ada di alam mimpinya dan enggan untuk bangun. Alarm hp nya sudah berbunyi semenjak 15 menit yang lalu dan volume nya sangat nyaring, tetapi tidak berhasil menyadarkannya.

"BAAAAAAANG.. ALARM LO MATIIN DONG KEDENGERAN SAMPE SINI, BERISIK WOI!" teriak Kezia dari kamarnya tetapi sama sekali tidak mengusik ketenangan Zee.

Karena merasa kata-katanya tidak di dengarkan, Kezia pun keluar dari kamarnya dengan wajah emosinya. Saat sampai di depan kamar Zee, ia pun menggedor kamar tersebut.

"Woi bang! Bangun sekolaah.. Buka pintunya woii!!" teriak Kezia sambil terus menggedor pintu kamar Zee. Jika saja pintu itu tidak kuat, mungkin sekarang sudah roboh karena Kezia menggedornya sangat kuat sampai tangannya memerah.

Karena sudah lelah dengan aksinya dan tangannya juga sudah sakit, ia pun berhenti. Ia kemudian mencoba membuka pintu tersebut dan..

Ceklek!

Jadi, dari tadi gua gedor sampe tangan sakit ternyata ni pintu kaga dikunci? Masya Allah! Geram Kezia dalam hati.

Ia pun masuk ke dalam kamar Zee dan suara alarm dari ponsel Zee semakin jelas terdengar bahkan sangat nyaring.

"Masya allah bang.. Ini mama ngidam daging kebo atau gimana sih pas hamilin lo? Kok suara senyaring ini masih bisa tidur sih." ucap Kezia yang melihat Zee masih tertidur dengan sangat pulas.

Kezia pun mengambil ponsel Zee yang terletak di meja sebelah kasur Zee dan mematikan alarmnya. Ia kemudian membangunkan Zee.

"Bang! Woi banguun keboo aelah.. Gue siram pake air mendidih nih kalo gabangun?" ucap Kezia sambil terus menggoyang-goyangkan tubuh Zee.

Zee pun menggeliat karena merasa terganggu dengan ulah Kezia. "Ehmm.. Apaan sih dek? Gua ngantuk ah mau tidur." sahut Zee masih setengah sadar lalu menutup mukanya dengan selimut.

"Heh, jangan tidur lagi, bangun! Ini udah jam 6 lewat nanti lo telat baru tau rasa. Kalo lo nggak bangun, gue pastiin semua kaset game sama film lo patah dan hancur berkeping-keping." ancam Kezia melihat Zee yang sepertinya akan tidur lagi.

GlaciesWhere stories live. Discover now