PART 39

57.8K 4.1K 342
                                    

"Nggak bisa gini, ma. Aluna itu penting buat aku!" bentak Reiki dengan nada tinggi pada Riana.

Sejak beberapa menit lalu, Abim menghubunginya. Menjelaskan secara rinci tentang apa yang menimpa Aluna. Cowok itu bilang, Aluna terpeleset saat hujan. Namun, ada pendapat lain yang menyatakan Aluna korban tabrak lari usai salah seorang satpam menemukan plat nomor tidak jauh dari tempat kejadian.

Benturan terpeleset pun tidak akan separah ini sampai membuat tengkoraknya retak.

"Dia kritis, ma. Abim bilang, Aluna koma," tekan Reiki pada mamanya lagi.

Riana berusaha meraih tangan putranya yang sedang berbaring di ranjang rumah sakit. Dia tahu seberapa berharganya seorang Aluna di mata putranya. Meski dengan keadaan dan kondisi tidak memungkinkan, Reiki tetap mementingkan sosok gadis bisu berparas anggun yang selalu bisa memikat hati para lelaki.

"Tapi Rei, kondisi kamu sendiri belum stabil. Baru beberapa hari kamu dirawat disini. Mama mohon, untuk kali ini, prioritaskan fisik kamu dulu," ucap Riana lembut. Berusaha menenangkan putranya yang terus meronta dan memaksa agar segera mengantarkannya ke Indonesia.

"Mama dengerkan apa yang dokter bilang. Umur Rei tinggal sebentar lagi. Jadi, aku mohon, buat yang terakhir, tolong jadiin diri aku berguna bagi orang lain." Kornea matanya melebar, dia sangat memohon agar Riana mau menurutinya. Reiki tahu, ibunya itu tidak akan mampu menolak setiap permintaannya, jadi dia sangat yakin akan hal itu. Reiki membuang tatapan keluar jendela besar yang langsung menampakan lalu lintas kota Singapura.

"Jangan bilang gitu, Rei, kamu kuat. Kamu bakalan tetap hidup untuk mama dan papa, untuk Aluna dan untuk teman-teman kamu."

Reiki menoleh. "Sia-sia Reiki bertahan hidup kalo Aluna sendiri dalam kondisi sekarat. Percuma ma, seumur hidup Reiki bakal ngerasain sakit karena penyakit ini." Tatapannya menyayu. Kemungkinan terbesar memang begitu. "Dokter memvonis hidup Reiki cuma satu bulan lagi dan itu nggak guna, ma. Tumor ini udah nyerang otak aku!"

Reiki mengatup bibirnya. Matanya terpejam merasakan sakit yang tiba-tiba kembali menyerangnya karena terlalu mengeluarkan banyak energi untuk berbicara. Setetes air mata jatuh mewakili sakit dan khawatir yang dia rasakan.

Riana tak bisa berbuat apa-apa lagi. Mengenai cerita Reiki tentang Aluna—istri Alaska yang justru disukainya. Bukan maksud mengekang, hanya saja Riana tak ingin putra tunggalnya dicap buruk oleh keluarga besar Alaska, karena merebut Aluna yang sudah berstatus istri orang.

Mendapati gadis yang selalu dinantikan Reiki untuk tiba di rumahnya tempo hari, sudah menjelaskan bahwa Reiki sangat mencintai Aluna. Tidak peduli seberapa banyak kekurangan yang gadis itu miliki, tidak peduli rasa sakit yang diterimanya, Reiki tetap kukuh mencintai Aluna. Mungkin, setelah lama tidak merasakan jatuh cinta, baru kali ini lagi dirinya merasakan cinta yang teramat sangat besar pada pemilik nama Aluna Nagasuara.

Tangan Riana terulur mengelus rambut anaknya lalu mencium pelipisnya. "Mama akan lakuin apapun yang bisa buat kamu senang meski nanti mama bakal kehilangan kamu. Seenggaknya, mama udah berusaha buat kamu bahagia dan ngerasa nyaman," bisik Riana di telinganya. Tanpa Reiki ketahui, orang tuanya itu menangis tanpa suara usai menjauhkan tubuhnya dari Reiki.

"Mama keluar sebentar ya, mau ngurus administrasi kamu," ucap Riana sebelum akhirnya menutup pintu bercat putih itu. Meninggalkan Reiki di ruangan VIP sendirian.

Mata Reiki terbuka setelah terdengar knop pintu yang ditutup dari luar. Seulas senyum kecil terukir mengingat mamanya tak akan pernah menolak kemauan Reiki. Dia melirik kesamping tubuhnya, terdapat banyak alat disana dan sebentar lagi semua itu akan dilepas. Walau ada rasa janggal yang membuat hatinya teriris, mengenang dirinya yang tak lama lagi akan pergi jauh dari dunia, meninggalkan mama dan papa, teman-teman juga Aluna nya.

INSEPARABLE (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang