PART 11

60.8K 4.8K 310
                                    

Alaska membuntuti mobil Reiki dari belakang. Dia penasaran kemana Aluna akan membawa Reiki pergi. Betapa terkejutnya Alaska saat Reiki menghentikan mobilnya disebuah rumah yang sangat sederhana.

Aluna memampah Reiki lalu mendudukan cowok yang lebih jangkung darinya di kursi yang terbuat dari bambu.

"Aku kedalam sebentar ya," ucap Aluna. Dia mengeluarkan kunci rumah kemudian masuk kedalam setelah pintu terbuka.

Tak lama Aluna kembali dengan obat merah, kapas dan plester yang dibawanya. Dia duduk bersisian dengan Reiki.

"Biar aku obatin lukanya."

Dengan telaten Aluna mengobati luka diwajah Reiki. Sesekali cowok itu meringis karena Aluna terlalu menekankan bagian lukanya. Sesering itu pula Aluna meminta maaf sambil tertawa kecil.

"Selesai!" Aluna mengangkat tangannya keatas. Selanjutnya dia kembali merapihkan barang-barang tadi dan membawanya masuk kedalam rumah.

Aluna menghampiri Reiki lagi dengan sebotol air putih juga dua buah gelas kaca.

"Makasih nih jadi ngerepotin gue."

"Sama-sama."

Reiki meneguk segelas air putih kemudian menilik ponselnya yang beberapa detik lalu muncul notifikasi dari teman-temannya yang kebanyakan berucap syukur atas keberhasilan mereka mengalahkan Gen-T.

"The Wolf menang Lun!" pekik Reiki kegirangan.

Mendengar itu Aluna terdiam. Dia bingung antara harus senang atau sedih. Senang karena tentunya kelompok Azam memenangkan petempuran dan sedih karena sudah pasti Alaska kalah. Tentu itu akan berefek besar juga padanya ditambah Aluna yang meninggalkan Alaska begitu saja.

"Aku turut seneng ya Rei," putus Aluna disertai senyuman.

"Sipp! Ini jugakan berkat usaha kita dan do'a lo tentunya!" ujar Reiki. "By the way, lo kok bisa disana sih?"

"Oh itu, aku kebagian tugas ngunciin semua pintu kelas jadi pulangnya lambat."

Reiki membentuk huruf 'O' dimulutnya sangat panjang.

"Lo tinggal disini sendirian, Lun?" Reiki memperhatikan bangunan sederhana ini. Awalnya dia cukup terkejut saat Aluna membawanya kesini. Terlebih Aluna adalah gadis yang sangat Azam sayangi jadi dia berfikir Aluna terlahir dari keluarga yang berkecukupan tinggi ekonominya ternyata dari keluarga biasa saja. Tapi Reiki bersyukur sang bosnya itu bisa menerima perempuan dengan apa adanya, kekurangan fisik dan harta.

Aluna mengangguk dan itu cukup membuat Alaska mendesis tak jauh darinya.

"Tinggal sendiri?"

"Iya."

Reiki melirik arlojinya, jam sudah menunjukan pukul 18.06 itu tandanya sudah lewat maghrib. Tak enak juga bila berkunjung di rumah cewek sampai larut malam.

Reiki memutuskan untuk pamit pulang pada Aluna. Aluna sempat menanyakan apakah Reiki benar-benar bisa membawa mobil atau perlu Aluna yang membawanya. Kata Reiki tidak perlu, dia sudah merasa baikan tak lupa mengucap terima kasih pada Aluna.

Usai kepergian Reiki dari rumahnya. Aluna masuk kedalam sekedar mencuci gelas yang tadi dipakai minum. Kemudian keluar tak lupa mengunci rumah kembali dan segera bergegas pergi.

INSEPARABLE (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang