PART 29

59.2K 4.4K 207
                                    

Alaska, Aluna, bi Eem dan mang Ujang tengah berkumpul di ruang keluarga. Alaska duduk bersebelahan dengan tangan yang berada di pundak Aluna. Kepala gadis itu bersandar di dadanya. Bi Eem dan mang Ujang juga tak mau kalah dengan tuan rumah mereka. Keduanya terlihat lebih mesra meski sudah ubanan.

"Bi," panggil Alaska.

Bi Eem menoleh, "iya den?"

"Waktu bibi hamil, dulu ngidamnya apa?" tanya Alaska yang mengundang tatapan curiga dari bi Eem dan mang Ujang.

"Si bibi mah den, waktu ngidam teh nyusahin orang. Apa lagi waktu anak pertama, si Mirja, ih tiap hari mamang kudu manjat pohon kelapa udah gitu airnya teh dicampur cuka. Ujung-ujungnya mah mamang keneh yang minum," ujar mang Ujang seraya menatap istrinya yang mulai cemberut. "Enggeus atuh teu kudu cembetut kitu, makin jore wae eta beungeut," celutuk mang Ujang menggoda bi Eem.

*enggeus atuh teu kudu cembetut kitu, makin jore wae eta beungeut: udah dong jangan cemberut gitu, makin jelek aja itu muka*

Bi Eem mencubit pinggang mang Ujang. "Ngaledek wae, sok teu ngaca ari aa mah!" Bi Eem mencebik kesal.

*ngaledek wae, sok teu ngaca ari aa mah: ngeledek mulu, suka nggak ngaca aa tuh*

"Tapi bener gitu, bi?"

Bi Eem menyengir pada Alaska. Beliau mengangguk malu-malu. "Iya, emang kenapa, den? Siapa yang hamil atuh?"

Alaska melirik pada Aluna sambil menyunggingkan senyuman jahil.

Suara pintu diketuk dari luar membuat mang Ujang dengan sigap membukakannya. Alaska dan Aluna sudah tahu pasti siapa yang datang. Pasti ayah dan bundanya juga tante dan om.

"Assalamu'alaikum," ucap mereka bersamaan.

"Wa'alaikumsalam," jawab Alaska, Aluna, bi Eem dan mang Ujang.

Bi Eem segera berdiri, mempersilahkan keenam orang ini untuk duduk. Sedangkan dirinya dan mang Ujang mempersiapkan minum untuk tuan dan nyonya mereka.

"Silahkan diminum bu, pak," ucap bi Eem. Kemudian pamit kebelakang lagi.

Dengan semangat yang menggebu Sheila duduk disamping Aluna. Gadis itu mencium tangan Sheila sementara ibu mertuanya itu mengusap lembut kepalanya. Begitu juga yang dilakukannya pada Alaska.

"Ih, bunda nggak nyangka loh bisa secepat ini," pekik Sheila.

"Tante juga, Ska. Kok buru-buru amat sih, lulus aja belum." Irene memukul pelan paha Alaska membuat Alaska tertawa kecil.

Sedangkan Wira terus menatapnya tajam. "Kemakan omongan sendiri tahu rasakan kamu. Giliran udah nikah bawaannya pengen cepet-cepet punya momongan." Wira tertawa diakhir kalimat. "Selamat ya kalian," lanjutnya yang diberi anggukan oleh keduanya.

"Inget Aluna harus jaga kandungannya, Alaska juga jagain Aluna yang bener, jangan sampai kenapa-napa," peringat Mirna.

"Iya tante, beres!" Alaska membentuk emoji 👌 di tangannya yang berarti oke. Aluna juga melakukan hal yang sama.

INSEPARABLE (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang