25. Tamu malam

Mulai dari awal
                                    

"Kalo boleh tau..lo sama ham--"

"Gue diperlakuin kasar lagi sama Hamam bran"

"Lagi?"
Zibran membawa cemilan kue miliknya

"Gue cape bran.."

Zibran tidak menjawab,ia masih menatap wajah Milena dengan iba

"Gue gakuat, dengan sikap tempramennya Hamam. Gue nyesel bran.. dijodohin sama bokap gue.."
Milena mulai mengeluarkan bulir bening lagi dari matanya

"Len..udah sini.."
Zibran menarik kepala Milena kedalam pelukannya

Milena mulai menangis untuk yang kesekian kalinya

"Nangisin len..nangisin jangan dipendem"

"Gue.. gatau harus gimana ngadepin Hamam bran.."

"Gue udah gakuat bran.."

"Gue cape.."

"Gue juga butuh bahagia"

"Ga seterusnya gue harus tersiksa sama Hamam"

"Apa lebih baik gue hidup samp--"

"Hush hush hush ngomong apa sih len"
Zibran masih memeluk Milena sembari mengusap rambut yang kusutnya itu

10 Menit berlalu Milena mencurahkan semua kekesalannya itu dipelukan Zibran dengan tangisan yang sudah tidak terhitung lagi berapa tetesan yang dikeluarkan Milena

"Len.. udah malem gue panggilin bibi dulu buat anterin ke kamar lo"

"Makasih bran.."

"Len,dengerin gue. Lo gaboleh putus asa cuma karna Hamam doang yah? banyak orang yang sayang sama lo. Semua masalah ini jangan jadiin beban buat hidup lo ya?"
Zibran melepaskan pelukannya dan menatap Milena dihadapannya

"Bran.."

"Bii.. tolong ya anterin maaf ganggu tidur nya ya bi"

"Makasih bran"
Milena memberikan senyuman terakhir pada malam itu

•••

*Zibran part mode on*

Lembaran kertas dan beberapa buku berhalaman tebal masih menemani dirinya dimalam sunyi ini. Diiringi dengan kacamata khas nya ia masih fokus dengan lembaran lembaran itu melihat dan memeriksa kata demi kata yang ada di kertas ini

"Tugas sekertaris..udah"

"Setoran bendahara?.."
Zibran mengacak ngacak kertas itu mencari dompet bendahara anggota OSISnya

"Okey ada.."

"And..laporan guru.."

"Aduh gue lupa dimana sih"

Zibran mulai bangkit dari tempat kerjanya dan mencari ke bawah tempat tidur,sudut kamar,belakang lemari hingga tas tas apuk yang sudah tidak terpakai lagi

"Okey ada"
Zibran bernafas lega setelah menemukan benda yang dicarinya

"Oke balik tinggal gue nyusun tugas per sekbid.."

"Sekbid 1.."

"Sekbid 2.."

"3.."

"4..."

"Bentar,laporan rapat kemarin dimana dah? lupa gue"
Zibran mulai panik kembali sembari memegang kertas kertas penting itu

"Den,ada non Lena didepan"
Tiba tiba ART yang bekerja di rumah Zibran masuk kedalam ruang khusus itu tanpa mengetuk pintu karna keadaan ruangan sedang terbuka

"Oh? Lena?"
Tanya Zibran membuka kacamatanya

"Iya den,kasian non Lena nangis nangis mukanya aja udah keliatan serem den"

"Udah disuruh masuk bi?"

"Udah den.. Non lena masih pake baju seragam juga"

"Bi..tolong deh tawarin baju atau makanan buat lena kasian dia. Zibran masih sibuk nih"

"Oke den"
si Bibi mengacungkan jempol dan pergi keluar melaksanakan suruhan dari majikannya itu

Zibran memijat kening nya dengan pelan menggunakan kedua jempol miliknya sendiri. Rasa penat masih ia terasa dari sepulang sekolah,ditambah dengan Milena yang bertamu ditengah malam hari ini

Rasa panik,takut,dan kaget jelas ada dibenak Jibran ketika ART nya memberi tau bahwa yang bertamu adalah Milena. Tidak baik bukan baginya keluar pada malam hari?

Huft dasar Hamam..
Zibran menghela nafas dan berdiri dari kursi diruang khususnya menuju kamar mandi untuk menghilangkan wajah penatnya itu

*Zibran part mode off*

▪▪▪

Selamat pagi dunia!!🌞

Jam menunjukan pukul 05.00 pagi hari di negara Indonesia bagian barat itu. Semua bersiap melakukan aktivitas kembali seperti biasa di hari Jumat ini

"Bran.."

"Zibran bangun.."

"Bran.."

"Ayok sekolah"

"Bran.."

"Zibran.."

Milena masih mencoba menggoyahkan tubuh Zibran di kursi bekas tempat kerjanya semalam. Milena sempat kaget,ternyata Zibran pun memenuhi tugas intinya sebagai Ketua OSIS umum disekolahnya. Milena sempat berfikir bahwa kehadirannya disini sangat merepotkan bagi Zibran yang fokus terhadap kerjanya itu

Sebelumnya,Milena sempat menahan bibi yang akan membangunkan Zibran dengan posisi seperti itu

"Bi..bangunin Zibran yah? biar lena aja yah?"
Milena mengucir rambut dengan baju tidur Miliknya

"Tapi non.."

"Udah gapapa"
Milena mengedipkan sebelah mata nya ke ART itu dan diberi balasan anggukan

"Lena?"
Tanya Zibran masih mengedipan matanya

"Hehe"
Lena tertawa memamerkan gigi rapihnya

"Dih tawa lo,bau"
Zibran menutup wajahnya dari depan Milena

"Wah anjir sialan lo ya masih pagi udah kebangetan"
Milena memukul Zibran dengan kedua tangannya

"Aduh aduh Hahaha,lagian lo ngapain ngebangunin gue?"

"Ya kan niat gue baik,karna lo udah ngijinin gue numpang disini hehe"

Zibran kembali menutup dirinya dengan selimut

"Bran ih bangun ayok udah siang ihh"
Milena menggoyahkan kembali badan Zibran itu

"Lo ga sekolah?"
Tanya Zibran

"Gue kan dapet skors bran.. sama Ham-"

"Udah gausah dilanjutin,ntar lo nangis lagi. Liat mata panda lo udah kaya panda beneran"
Zibran sedikit mengusap bagian mata Milena dengan hangat yang membuat Milena tersipu malu

"Baper acie"
Zibran menggoda Milena

"Ih apaan sih. Gue gampar lo"

"Gampar aja gue bisa ko ngusir lo"

"Eh jangan dong. Jadi gue boleh kan numpang disini? bentaran doang ko"

"Bayarin listrik sama aer aja syarat nya. Hahaha"

Who?✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang