"Itu kamu ngelakuinnya sadar apa nggak, Ska?" ejek Firman menimbulkan bising di ruangan karena ucapannya langsung disambut tawa oleh yang lain.

Alaska sempat menoleh pada Aluna. "Sadarlah om! Ya kali Alaska ngelakuin itu nggak sadar. Hahaha."

"Bisa jadi loh, Ska." Tawa mereka kembali pecah akibat ulah Firman.

Sheila mengeluarkan sebuah kotak yang cukup besar dari balik sofa. Dia mengangkatnya kemudian meletakannya diatas meja.

"Ini hadiah dari bunda sama tante-tante, perlengkapan bayi buat kalian. Udah lengkap kok. Iyakan Ren, Mir?"

Irene dan Mirna kompak mengangguk.

"Ada ranjang bayi model lipet, jadi kalo anak kamu udah besar bisa dirapihin dan nggak ngabisin tempat," ujar Mirna.

Aluna mengangguk paham, "makasih ibu, tante."

"Iya sama-sama."

"Rencana mau punya anak berapa kalian?"

Uhuk!

Alaska yang tengah minum jadi tesedak mendengar penuturan Wira yang tiba-tiba menanyakan rencana kedepannya. What the hell? Alaska saja belum kefikiran sampai sana.

Seketika Alaska dan Aluna diam. Benar-benar awkward pertanyaan Wira itu.

"Kalo ayah boleh saran sih dua belas aja," ucap Wira enteng.

Kini bukan cuma Alaska yang tersedak tapi Aluna juga. Keduanya sama-sama tersedak air liur sendiri.

"Iya, kalo bisa juga cewek satu cowok sisanya. Biar yang cewek jadi wasit, yang cowok jadi pemain bolanya."

Sialan, umpat Alaska dalam hati.

"Itu juga kalo Alunanya kuat, yah. Alaska mah gampang, kecil, tinggal masalah penampungan Aluna aja sebesar dan sekuat apa? Hahaha." Tawa Alaska kembali pecah. Disambut tawa yang lain.

Malam itu, rumah Alaska dipenuhi tawa dari berbagai candaan yang mereka dengar. Entahlah, sudah berapa lama Alaska tidak bercanda lagi bersama keluarganya. Jika boleh dikatakan keluarga Megan adalah keluarga harmonis yang selalu dipenuhi tawa. Keluarga ini sangat saling sayang dan peduli satu sama lain. Mereka tidak pernah membandingkan harta atau kekurangan yang dipunyai masing-masing dari keluarga kecilnya. Sangat berbeda dengan keluarga Nagasuara yang begitu gila martabat dan hormat.

Satu cacat maka harus dibuang. Layaknya Aluna. Dia menitikan air mata tanpa sadar saking bahagianya bisa mengenal keluarga Megan. Meski sempat tidak diterima oleh salah satu anak di keluarga ini tapi sekarang rasanya berbeda. Sisi baik dari keluarga Megan sangatlah menonjol.

Aluna jadi penasaran bagaimana keluarga besar Nagasuara jika sedang berkumpul? Apa mungkin diiringi tawa atau justru nampak serius dan tegang?

Terserah saja, yang terpenting sekarang Aluna bisa merasakan lagi yang namanya keharmonisan keluarga dan kasih sayang orang tua. Setidaknya, untuk sementara begitu.

"Duh udah malem nih," ucap Sheila sembari melihat jam tangannya.

Waktu menunjukan pukul 10.46. Kedua orang tua Alaska serta tante dan omnya pamit untuk pulang. Katanya tak enak bertamu sampai larut malam, padahalkan keluarga. Dasar mereka, ada saja alasannya agar Alaska memiliki waktu berdua dengan Aluna.

"Ibu pamit ya, nak." Sheila mengecup pipi Aluna. Aluna mengangguk.

"Tante sama om juga pamit ya," ucap Irene sambil memeluk Aluna. "Jaga kesehatan jangan lupa rutin cuci darah sama sekalian tanya kedokter kandungan biar janin kamu baik-baik aja selama ngelakuin cuci darah," saran Irene.

Aluna tersenyum, "iya tante. Makasih sarannya."

"Sama-sama. Tante pulang dulu ya."

Aluna dan Alaska ikut mengantar keluarga sampai ke teras rumah setelah terakhir Mirna dan Firman pamit padanya.

Para suami-istri itu masuk kedalam mobil masing-masing dan perlahan menghilang dari pandangan kedua insan yang masih melambaikan tangannya.

Alaska menggandeng Aluna usai menutup pintu pagar hingga kedalam rumah.

"Langsung ke kamar aja yuk. Kita tidur, gue udah ngantuk banget soalnya. Lo juga mesti istirahat biar janinnya sehat." Alaska mengelus perut Aluna lalu menggiringnya keatas kasur.

Aluna membetulkan posisi bantal dan barulah dia berbaring dengan Alaska yang ikut berbaring disampingnya. Cowok itu melirik Aluna dari ekor matanya. Rupanya, gadis itu sudah memejamkan mata. Membuat Alaska tersenyum simpul sembari memperhatikan setiap lekukan wajah gadis itu.

Tak pernah disangka olehnya, cewek yang begitu Alaska benci bisa menjadi istrinya bahkan sekarang sedang mengandung anaknya. Apa benci sudah berubah jadi cinta? Alaska tekekeh tanpa suara. Agak geli membahas itu. Dia putuskan untuk ikut tidur dengan Aluna.

***

Bersambung...

INSEPARABLE (SEGERA TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang