🦅 ZAYYAN - BAGIAN DUA PULUH DUA TIGA

Start from the beginning
                                    


Suasana gemerlap lampu dari gedung-gedung pencakar langit nampak memanjakan mata. Dari atas ketinggian. Lengan Vanila digenggam oleh Zayyan. Keduanya tersenyum saling mengunci pandangan.

"You are so beautiful tonight, I am so amazed that I can't say anymore" katakan ini mimpi, Vanila rasanya ingin terbang ke antariksa saja.

Bibir Zayyan melengkung sempurna. Ia tidak pernah berbohong, Vanila memang sangat cantik mengenakan dress putih selutut ditambah riasan tipis yang semakin menambah aura kecantikannya.

"Really?" Vanila bertanya memastikan, siapa tahu Zayyan hanya ngegombal atau apalah itulah yang bikin para cewek-cewek salting.

Zayyan mengangguk singkat. "Iya, Lo sangat cantik sekali. Aku sangat terpukau."

"Dasar gombal!"

"Gue nggak ngegombal, ini murni, gue makin cinta sama Lo, Van." Tuhkan, Vanila bisa merasakan panasnya wajah Vanila saat ini. Gila banget fasilitas disini, udah mahal tapi kok pendingin ruangan kurang, dahlah bintang dua darinya.

Zayyan terkekeh kecil seraya menggeleng kepalanya. Kelakuan Vanila dari dulu memang tidak pernah berubah sedikitpun, masih tetap Vanila yang sama apapun yang dia lakukan, Zayyan pasti akan terpesona dengan tingkah laku absurdnya.

"Kamu lucu ya?" Zayyan menopang dagunya menatap lurus kearah lawan bicaranya dengan tatapan menggoda iman jiwa dan raga.

"Kenapa? Ada yang salah?"

"Bukan." Zayyan menggeleng.

"Terus kenapa?"

Zayyan menempelkan jarinya kebibir, mengkode ada sesuatu yang tertempel di sudut bibir Vanila.

"Apaan sih! Mesum banget nih cowok!"

Zayyan memutar bola matanya, seketika Zayyan mengelus-elus dadanya menahan sabar.

"Ck, itu di sudut bibir Lo ada krim kue! Mesum banget pikiran Lo, gue curiga Lo sering nonton begituan, ya kan?" Tuding Zayyan.

"Nggak, lah!" Bantah Vanila tak terima.

"Ya... terus, kenapa setiap gue chat Lo sering lama balasnya? Ya pastinya udah jelas banget lo lagi nonton begituan."

"Gue nonton drakor cuman yang ada adegan ciuman aja, nggak lebih, tapi kalau ada sih nggak apa-apa deh nanggung."

"Di kurangin nontonnya, apa Lo nggak bosen liat mereka terus, sementara pacar nyata Lo disini cuman jadi pajangan aja, menyedihkan emang kalau di ceritain," ucap Zayyan dramatis.

"Nggak usah lebay, mau siapapun itu gue masih tetap milih elo, Zayn."

"Masa?" Tanya Zayyan bersikap cool, beda lagi dalam hatinya yang sedari tadi gregetan ingin memeluk dan menguyel-unyel pipi Vanila.

"Apa muka gue terlihat berbohong?"

"Gue masih belum percaya." Vanila terperangah, seriusan Zayyan bilang begitu, masa sama pacar sendiri tidak percayaan. Parah sih!

"Sebel banget!" Betenya. "Gue mau pulang aja!" Hendak berdiri, secepat kilat Zayyan menahan tangan Vanila. Sontak saja jantung Vanila berdebar kencang ketika satu kalimat Zayyan yang berhasil membuat hati Vanila tersentuh.

"Jangan pergi," ujar Zayyan halus. "Gue selalu percaya sama elo, Van. Karena gue yakin elo nggak pernah bermain api dibelakang gue, waktu dulu elo mutusin gue tanpa alasan. Gue masih nunggu elo balik lagi sama gue.." Zayyan berdiri, menghampiri Vanila yang kedua matanya sudah berkaca-kaca.

Zayyan menarik kedua tangan Vanila dan mengecup punggung tangannya sangat lembut. Hati Vanila terasa terenyuh, semakin Zayyan baik padanya entah kenapa rasa bersalahnya bermunculan seketika. Zayyan is a good man. Begitulah isi pikiran Vanila sekarang. Ia harap, tuhan jangan memisahkan mereka berdua.

ZAYYAN HARQUEL [END] ✓ SUDAH DI TERBITKANWhere stories live. Discover now