🔱 Part 17 : Bis Kota

12.1K 759 106
                                    

*Please vote and comment first*
Dont be siders!

*Please vote and comment first*Dont be siders!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~Enjoy your journey~

--🍀🍀🍀--

Lalu-lalang orang-orang yang bersileweran di jam-jam pulang kantor dan sekolah itu memang padat. Apalagi di ibu kota Seoul seperti ini. Layaknya pusat-pusat kota lain, metropolitan modern negara maju ini pun terlihat sangat sibuk dengan hilir mudik para manusia yang beraktivitas normal. Beda orang, beda pula raut wajah mereka. Ada yang terlihat sangat ceria karena pekerjaan mereka untuk hari ini selesai dan mereka bisa pulang bertemu keluarga. Tapi, ada juga yang raut wajahnya murung mendung sebab keadaan hati yang tidak sejalan dengan rencana.

Sama seperti salah satu gadis SMA yang saat ini tengah melamun, menatap kosong pada aspal jalan yang dilalui oleh banyak sekali kendaraan bermobil. Dia adalah Lala. Sejak beberapa menit yang lalu, gadis itu terduduk di kursi halte bis bersama dengan beberapa orang yang sedang menunggu bis. Wajahnya sembab dan merah sehabis menangis pilu. Beberapa kali Lala harus menunduk ketika segelintir orang asing hendak melihat raut wajahnya, ia tidak ingin menunjukkan raut sedihnya pada siapapun. Biarlah pikirnya kesedihan ini ia sendiri yang tahu dan ia rasakan. Karena memang, hanya dirinya sendirilah yang bisa memahami kesedihannya tersebut.

Biarlah pikirnya orang-orang yang sudah membuat mood-nya hancur hari ini. Lala tidak apa. Toh, ia juga tahu bahwa sebaik-baiknya orang di luar sana pasti ada yang bertopeng juga. Dan sebanyak-banyaknya orang yang menyukainya juga, pasti ada saja orang yang tidak suka dengan dirinya. Kendati ia tidak kenal, tidak pernah sama sekali berurusan, orang-orang seperti itu akan selalu ada di mana pun ia berpijak. Mau mereka berbicara seburuk apapun tentangnya biarkan saja. Memang apa lagi yang harus ia perbuat? Melaporkan semua hal itu pada keluarganya hingga membuat hidup mereka hancur? Oh ayolah, Lala tidak sepicik dan sejahat itu. Ia yakin semua ini pasti ada hikmah kebaikan untuknya.

Lala masih bisa bernapas dengan lega dan bersyukur, sebab sejauh ini tidak ada tanda-tanda kemunculan abangnya yang datang dan memarahinya. Memang apalagi yang ia harapkan jika sudah seperti ini? Sudah pasti ia akan dimarahi lagi habis-habisan, ribuan kata sumpah serapah mungkin sudah para pria itu siapkan untuk menyambutnya. Dan Lala akan dengan senang hati menerimanya dan berkata selamat pada diri sendiri sebab hari ini, hati dengan perasaannya perlahan hancur dengan banyak hal yang sudah lalu.

Tapi entah ada apa dengan dirinya kali ini. Ia begitu tenang dan menikmati sore hari bersama dengan orang-orang yang saat ini tengah menanti kedatangan bis kota yang akan mengantarkan mereka pulang. Gadis itu banyak mendengar hal-hal baru dari orang-orang yang tengah mengobrol. Dan semua ini terasa lebih natural dan hidup. Tidak ada kepura-puraan diantara mereka. Semua orang terlihat bersinggungan dan berjalan layaknya manusia sungguhan. Tak ada tuntutan, tak ada kekangan, tak ada yang mengatur, dan semua itu terlihat baru di mata Lala.

KIM FAMILY [REPUBLISH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang