50. Masih Peduli

72 7 0
                                    

Kadang seseorang hanya berpura-pura berhenti peduli untuk menutupi rasa kecewanya yang sudah terlanjur terlalu dalam.

♡♡♡

Hari ini tepat hari di mana mama operasi.

Aku sedikit gugup, maksudku, aku tentu saja berharap operasi beliau akan berjalan lancar.

Entahlah, aku hanya merasa tidak fokus akhir-akhir ini.

Mama sudah masuk ruang operasi sejak beberapa jam yang lalu. Semoga mama baik-baik saja.

Kami satu keluarga berkumpul, ada kedua kakakku yang datang dengan keluarga kecil mereka.

Walaupun ramai, tapi entah kenapa aku merasa sepi.

Aku butuh dia. Aku ingin mendengar suaranya.

"Pa, Sya ke luar dulu ya. Mau cari angin." pamitku lalu berjalan keluar dari ruang tunggu.

Aku juga tidak tau kemana arah tujuanku.

Aku hanya, merasa sedikit, entahlah. Aku tidak bisa mendeskripsikan perasaan macam apa ini. Rasanya seperti kosong.

Meraih ponsel yang ada di kantong celana, aku membuka aplikasi whatsapp yang tak lagi memiliki notifikasi apapun darinya.

Aku membuka profil orang itu, seperti biasa, tak ada foto apapun di profilnya. Tapi ia online sekarang.

Aku menggigit bibir dan entah dorongan darimana, aku menekan tombol panggil. Tak berapa lama, panggilan itu terjawab.

"Halo?"

"H-hai..." sahutku kelu.

Suara ini, suara yang kurindukan.

"Ada apa, Sya?"

"Kakak sibuk?"

"Um, nggak juga. Kenapa?"

Aku tidak menjawab. Yang terjadi malah aku terisak dengan sambungan telepon yang belum terputus.

"Sya?"

Aku tidak tahu kenapa aku menangis. Air mata ini turun tanpa bisa ku cegah.

"Sya di mana?"

"Di-di rumah sakit," jawabku terbata.

"Sya mau kakak kesana?"

Aku mengangguk kuat. Padahal aku tahu ia di seberang sana tidak bisa melihatnya.

Mungkin karena tak mendengar jawabanku. Ia langsung berbicara lagi. "Kakak ke sana sekarang."

Dan sambungan telepon terputus.

♡♡♡

52 Reasons Why I Love You Where stories live. Discover now