09. Pesan Pertama

167 21 8
                                    

"Dia pendiam dan cuek. Misterius. Seperti kotak pandora."

♡♡♡

"Ayo makan dulu!" Mama berteriak saat aku pulang lalu langsung masuk ke kamar setelah mengucapkan salam.

"Kenyang, Ma." sahutku tanpa menanggalkan senyum yang dari tadi bertengger di bibirku.

Aku senang. Sangat senang sekali, sampai rasanya aku merasa kenyang padahal belum ada makanan yang masuk ke dalam perutku dari tadi pagi.

Sebenarnya alasanku sangat merasa senang seperti ini sangat amat sepele, yaitu... aku berhasil mendapat kontaknya.

Sudah itu saja.

Hahaha.

Bagaimana caranya?

Biar aku cerita. Hari ini di sekolah, ekstrakurikuler yang kuikuti mengadakan acara tahunan. Dan saat pulang tadi, aku.. pingsan.

Hah, ini sudah ke berapa kali dalam bulan ini, ya?

Dan akhirnya, aku diantar pulang olehnya. Sebenarnya ini bukan yang pertama kalinya, ia sudah pernah mengantarku pulang dulu.

Tapi rasanya sama. Sama-sama mendebarkan.

Tentang mendapat kontaknya itu... aku memberanikan diri meminta padanya.

Memalukan, ya..

Tapi tidak ada cara lain.

Aku sudah pernah mencoba mencari kontaknya pada seorang kakak kelas, dan berakhir percuma. Yang kudapat hanya kontak pacarnya.

Iya, pacarnya.

Aku.. sangat jahat sekali, kan?

Apapun yang kubilang pasti akan terasa kesannya aku membela diri sendiri. Jadi, ya, sudah. Aku sadar diri saja kalau aku salah.

Aku memang salah.

Tapi aku tidak bermaksud merusak apa yang sudah ada. Aku hanya mencoba memperjuangkan perasaanku dengan caraku sendiri.

Tidak apa-apa jika hanya dianggap sebagai adik, meskipun sudut hatiku berteriak tidak terima. Situasinya rumit, kan. Aku sudah bilang, tapi hatiku bersikeras untuk berjuang.

Besok kakak bawa biola?

Pesan pertama yang bodoh, Sya.

Aku mendengus, lalu berbalik menelungkupkan badanku.

Jangan berharap banyak. Tidak dibalaspun tidak apa-apa.

Getar ponsel langsung membuatku membalikkan badan lagi. Menyambar ponsel cepat lalu membuka pola kuncinya.

Hah, demi apa?

Dia membalas pesanku?

Iya. Kenapa?

Oh, hanya itu.

Iya, hanya itu balasannya.

Dasar batu.

♡♡♡

52 Reasons Why I Love You Where stories live. Discover now