Ch19 : Bad Feeling!

Zacznij od początku
                                    

"Jim—"

"Bersikaplah seperti orang asing. Kurasa itu lebih baik."

Jungkook menghela napas, sedikit panas juga menghadapi sifat Jimin yang keras kepala. Daripada emosinya meledak, lebih baik ia ke kantin membeli minuman dingin. Siapa tahu bisa mendinginkan hati dan juga otaknya. Pemuda bergigi kelinci itu bangkit dari kursinya dan berjalan keluar, memilih menghabiskan waktu istirahatnya di kantin.

🖤

Taehyung membawa nampan berisi makan siangnya menuju meja yang sudah di duduki oleh V, Yoongi, Hoseok, Irene, dan keenam gadis yang sekarang menjadi sahabatnya; ada Yewon dan Yerin juga di sana. Oh, jangan lupakan ada Jungkook juga.

Sepanjang perjalanan Taehyung tersenyum samar, ia merasa sangat senang bisa berkumpul seperti sekarang. Jika Taehyung boleh berharap, ia ingin selamanya bisa melihat mereka. Karena bagaimanapun di saat Taehyung sedang sedih, ada sahabatnya yang menghibur.

Ketika melewati meja nomor 31, langkahnya terhenti. Ia melihat Jimin sedang makan seorang diri sambil sesekali main ponselnya.

"Jimin?"

Remaja bermarga Park itu mendongak, nafsu makannya seketika hilang begitu melihat wajah Taehyung. Ia menghela napas, meletakkan sumpit di samping piring. "Mau apa?"

Taehyung tersenyum. "Ayo gabung bersama kami saja. Di sana juga ada Jungkook dan Yuna, kok."

Jimin menggebrak meja, membuat kantin menjadi sunyi seketika dan semua pasang mata tertuju padanya; termasuk kawan-kawan Taehyung.

"Jangan bermuka dua, Kim Taehyung."

Dahi Taehyung mengernyit. "Apa maksudmu?"

Walaupun Jimin membencinya karena kalah dalam pemilihan ketua osis, tapi Taehyung mencoba ramah pada teman seangkatannya itu. Dari awal pun Taehyung tidak pernah berharap menjadi ketua osis, ia hanya menuruti kemauan sang ayah. Tapi, takdir berkata lain. Berdasarkan hasil voting, ternyata Taehyung lah yang banyak dipilih oleh mereka.

"Kau mengambil semuanya dariku, Kim Taehyung. Saat kau mengalahkanku menjadi ketua osis, aku memang membencimu. Tapi saat kau merebut sahabat satu-satunya yang kupunya, aku sangat-sangat membencimu," bisiknya tajam.

Taehyung mematung. Ia menatap Jimin sambil menggelengkan kepala. "Tidak, Jim. Kau—"

Jimin menepis nampan yang masih Taehyung bawa hingga berhamburan ke lantai dan menimbulkan bunyi keras. Sang pemilik hanya menatap serpihan beling dan makanan yang berserakan di lantai dengan tatapan sulit di artikan.

V, Yerin, Yuna dan Yoongi bergegas menghampiri Taehyung setelah Jimin berhasil membuat  makanan Taehyung berserakan.

"Hei, Park Jimin!" tegur Yoongi.

Kedua remaja yang terlibat; Taehyung dan Jimin, menoleh.

"Taehyung berusaha ramah kepadamu, tapi kenapa kau bersikap idiot begini, hah?" sarkasnya.

Jimin berdecih. Kemudian melenggang pergi dari kantin.

"Park Jimin!" Yuna berteriak lalu ikut menyusul Jimin.

Taehyung menghela napas. Ia melirik jam tangannya, waktu istirahat tersisa sedikit lagi. Jika ia memesan makanan waktunya tak akan cukup.

Sadar menjadi pusat perhatian, Taehyung membungkuk pada murid-murid. "Maaf membuat kalian semua tidak nyaman."

Hampir seluruh murid tahu kalau Jimin membenci Taehyung. "Taehyung-ah, yang sabar, ya." Salah satu teman sekelas Taehyung berujar.

Taehyung menanggapinya dengan senyuman lantas mengangguk.

Hellenium•Kth✓Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz