Our Hero//25

377 45 0
                                    

Alucard membuka pintu kerajaan dan menutupnya kembali. Ia berjalan menuju kamarnya.

"Sudah mengantarnya?" Suara Liona tiba tiba muncul dari arah ruang tamu.

"Eh, bunda. Iya sudah" Ucap Alucard.

"Sepertinya harimu menyenangkan, bukan begitu?" Ucap Liona.

"Iya, sangat. Aku senang bisa bertemu dengan Miya lagi" Ucap Alucard.

"Begitu ya..yasudah, istirahatlah. Kau pasti sangat lelah setelah mengalami hari yang panjang" Ujar Liona.

"Baik, bunda" Ucap Alucard kemudian kembali melanjutkan perjalanan menuju kamar.

Sesampainya di kamar, Alucard tak langsung membersihkan diri. Ia hanya merebahkan diri di kasurnya yang empuk. Ia terbayang kilas hari ini yang tak henti hentinya membuat ia tersenyum.

Alucard tak sabar menghadapi hari esok beserta pengalaman menyenangkan lainnya.

__________

"Wah, ternyata kau kembali secepat ini ya, Nak" Ucap Tigreal ketika melihat Alucard di ambang pintu rumahnya.

"Aku hanya ingin lebih cepat belajar" Ucap Alucard seraya tersenyum simpul.

"Bagus sekali, anak muda sepertimu memang seharusnya punya semangat yang tinggi. Aku bangga padamu, Nak" Ucap Tigreal.

"Terimakasih" Ucap Alucard.

Tigreal mengajak Alucard untuk masuk ke rumahnya terlebih dahulu sementara ia menyiapkan peralatan untuk latihan kali ini.

"Pilih saja satu pedang di peti itu, ambil yang menurutmu paling menarik dan paling kuat" Ujar Tigreal seraya menunjuk sebuah peti coklat besar di pojok ruangan.

Alucard berjalan ke arah peti tersebut dan membukanya dengan hati hati. Ia terpukau saat melihat berbagai macam pedang ada di dalamnya.

Perhatian Alucard jatuh pada satu buah pedang yang terdapat ukiran indah berwarna ungu di mata pisaunya. Sungguh, ia belum pernah melihat pedang secantik itu. Akhirnya, ia memutuskan untuk mengambil pedang tersebut dan menutup peti itu kembali.

"Sudah pilih pedangnya?" Suara Tigreal nyaris saja membuat Alucard kaget karena tiba tiba saja muncul di belakangnya. Namun, Alucard dapat menutupinya dengan baik.

"Sudah. Aku pilih ini" Ucap Alucard seraya menunjukkan pedang ungunya.

"Pilihan yang sangat bagus. Ayo, kita pergi ke tempat latihan" Ucap Tigreal kemudian berjalan lebih dulu ke arah pintu dan mempersilakan Alucard untuk keluar lebih dulu. Setelah memastikan keadaan rumahnya aman, Tigreal segera menuju sebuah lapangan tak jauh dari rumahnya. Disanalah biasanya ia berlatih kemampuan pedangnya.

Alucard memandang Tigreal yang sedang menurunkan barang bawaan dari pundaknya.

"Nah, Alucard. Kita mulai dari cara memegang pedang" Ucap Tigreal.

Latihan pun berjalan dengan lancar. Alucard mengerahkan seluruh konsentrasinya untuk mempelajari pedang semaksimal mungkin. Ia berharap pedang adalah senjata yang selama ini ia cari.

______________

"Wow, Nak. Kau belajar dengan sangat baik" Ucap Tigreal memuji gerakan Alucard yang semakin lihai memakai pedang.

Alucard hanya tersenyum menanggapi. Ia sangat senang, ternyata belajar pedang tidak sesulit belajar senapan. Ia bahkan yakin, pedang adalah senjata yang seharusnya ia taklukkan sejak dulu.

"Kalau sepesat ini perkembangan yang kau berikan, aku yakin kau tidak butuh waktu lama untuk bisa menguasai pedang" Ucap Tigreal.

"Benarkah? Aku senang menggunakan pedang ini, rasanya mengalir begitu saja dari dalam diriku" Ucap Alucard.

"Mungkin pedang adalah senjata yang sejak dulu seharusnya kau pelajari. Pedang ungu itu, aku berikan padamu. Gunakanlah dengan baik selama latihan" Ucap Tigreal.

"Sungguh?" Ucap Alucard antusias. Ia sangat senang bila Tigreal benar benar memberikan pedang ungu ini padanya.

"Iya, sungguh. Kau senang?" Tanya Tigreal.

"Sangat, terimakasih banyak" Ucap Alucard seraya menunduk hormat, berterimakasih.

"Kau anak yang baik, Alucard. Selama kau menggunakan pedang itu dengan baik, maka ia akan senantiasa melindungimu dari segala kemungkinan buruk yang akan terjadi" Ucap Tigreal.

"Aku akan menjaga pedang ini dengan baik, paman" Ucap Alucard.

"Bagus sekali. Sekarang, kita sudahi dulu latihannya. Sepertinya matahari sudah semakin tinggi, kau harus segera pulang" Ucap Tigreal.

"Baiklah, paman"

Our Hero [✔]Where stories live. Discover now