Our Hero //2

779 66 4
                                    

Mation terlalu lelah menghadapi banyak sekali pasukan Elf yang datang menyerang. Ia semakin khawatir akan keadaan kerajaannya nanti. Dengan penuh luka, Mation terus mencakar dan mengoyak beberapa prajurit kaum Elf. Namun karena jumlah mereka yang sangat banyak, Mation kehilangan fokus sehingga salah satu prajurit Elf memanahnya bertubi tubi dari belakang.

Seketika Mation merasa dirinya tak lagi bisa bergerak. Ia terjatuh di tanah. Ratu Liona yang melihat kejadian itu dari kejauhan langsung berlari menuju Mation dan duduk disampingnya.

"Apa kamu masih bisa mendengarku? Sayang, bangunlah!" Pekik Liona panik. Ia mengelus pipi Mation yang penuh luka dan terdapat sedikit darah di pelipisnya.

Mation tersenyum, sendu. Hal itu membuat hati Ratu Liona teriris. Ia menangis walau tertahan.

"Liona, latihlah Alucard. Ajari dia dengan sabar. Karena kelak, ia adalah pemimpin besar dunia ini, pemimpin Land of Dawn. Jaga ia baik baik, sayang" Ucap Mation seraya menggenggam tangan Liona erat.

Liona hanya bisa mengangguk sambil menangis. Ia membalas genggaman erat Mation dan mengelus tangannya beberapa kali. Tak lama, Mation menutup matanya. Saat itu juga, seluruh prajurit berhenti berperang. Kerajaan Mation menyandang kekalahan. Kaum Elf yang sadar akan kematian sang Raja segera pergi meninggalkan wilayah kerajaan Mation.

Liona berjanji pada dirinya sendiri, ia akan menjaga putranya dengan baik. Ia juga berjanji akan menutup sejarah kerajaan yang suram ini rapat rapat. Ia tidak akan menceritakan pada siapapun tentang apa yang terjadi malam ini. Ia hanya ingin berdamai dan tidak ada lagi korban yang jatuh. Liona hanya ingin kedamaian.

_____________________

"Bunda, dimana ayah?! Mengapa banyak sekali peti mayat prajurit di halaman kita?! Ada apa, bunda?!" Ucap Alucard panik.

Setelah bangun dari tidurnya, ia merasa ada yang aneh. Mengapa bibinya tidur disampingnya? Tidak biasanya seperti ini. Seingatnya, semalam ia hanya tidur sendiri. Alucard pun tau bahwa Liona merupakan ibu yang memaksanya untuk mandiri. Selepas bangun pun Alucard segera berlari dan bertemu bundanya di meja makan. Sang bunda sedang diam, namun matanya basah karena air mata.

Saat itu juga, Alucard berlari menuju halaman rumahnya. Ia menemukan banyak sekali peti mati. Bau darah pun tak lagi bisa disembunyikan. Ia menghirup aroma darah yang kuat. Insting serigalanya seketika aktif. Ia mempunyai firasat bahwa perang baru saja terjadi. Lalu, ia langsung bertanya pada Liona.

Liona segera memeluk Alucard dan menangis sejadi jadinya. Alucard segera tau apa yang terjadi begitu menatap lurus kearah kamar ayahnya yang terdapat peti mati besar.

Alucard menangis, namun ia menahannya sekuat mungkin. Ia tak ingin bundanya lebih sedih dari ini kalau melihat ia menangis.

"Bunda..sudah, Alucard ada disini. Alucard temani bunda ya. Alucard akan melindungi bunda" Ucap Alucard seraya memeluk bundanya erat.

Liona menatap lurus putranya dan tersenyum.

"Alucard, ambillah senjatamu. Kita akan berlatih besok. Persiapkan dirimu, nak" Ucap Liona tersenyum.

Alucard hanya mengangguk. Siap tak siap, ia tau bahwa dirinya memang akan melatih keahliannya. Ia hanya ingin menuruti apa kata bundanya, agar bundanya tak lagi sedih. Dan tentu saja, ia ingin menggantikan ayahnya untuk melindungi sang bunda.

________________

"Jadi, Alucard. Kita akan belajar bagaimana memakai senjata ini. Senjata ini adalah yang biasa ayahmu gunakan. Senapan yang memiliki peluru tajam" Ucap Liona.

Alucard menatap lurus senapan itu. Sangat besar. Bagaimana mungkin ia bisa memakainya? Mengangkat saja rasanya tidak akan kuat.

"Cobalah memegangnya" Ucap Liona.

Alucard memegang senapan itu dan mengamati bagian demi bagian. Ia terpukau. Bagaimana bisa ayahnya lihai menggunakan senjata berat ini?

"Alucard, ayahmu ahli senapan. Ayahmu juga keturunan yang berdarah kuat dari kaum serigala. Ia bisa berubah menjadi serigala ganas jika ia ingin. Sayangnya, hal itu tidak menurun pada dirimu. Karena, kamu merupakan keturunan yang berdarah lemah. Kamu banyak mengambil kekuatan dari bunda" Ucap Liona.

Our Hero [✔]Where stories live. Discover now