Our Hero//15

406 49 1
                                    

"Halo, Miya. Mau membeli daging apa hari ini?" Ucap Franco dengan ramah.

"Hmm, daging sapi saja. Aku ingin membuat daging sapi asap" Ucap Miya seraya tersenyum.

"Baiklah, tunggu sebentar ya" Ucap Franco kemudian memasuki dapur dan mengemas beberapa daging sapi. Kemudian ia kembali ke meja tempat di mana Miya memesan tadi.

"Berapa harganya?" Tanya Miya seraya menerima bungkusan daging tersebut.

"Seperti biasa" Ucap Franco. Miya segera mengambil tiga lembar uang 10.000 dan memberikan uang tersebut pada Franco.

"Terimakasih, datang lagi ya!" Ucap Franco.

"Baiklah, sampai jumpa, Paman" Ucap Miya kemudian melambaikan tangannya dan berbalik arah menuju ke rumahnya.

Miya menatap langit, indah sekali. Berwarna biru cerah, seakan akan mengajak dirinya untuk turut berbahagia menjalani hari. Miya tersenyum. Semesta memang tak pernah membiarkan dirinya untuk bersedih sedetik saja. Tiba tiba, ia teringat pada laki laki yang mengenakan pakaian biru formal pada malam itu. Alucard.

'Apa Alucard masih mengingatku?' Pikir Miya.

BRUKK

"Aduh..maaf, kau tidak apa apa?" Ucap Miya ketika dirinya menabrak seseorang. Ia mengulurkan tangannya untuk menolong gadis itu.

"Aku tidak apa apa, terimakasih" Ucap gadis itu seraya menyambut uluran tangan Miya dan kembali berdiri.

"Sekali lagi, maaf ya" Ucap Miya seraya membungkukkan badannya sebagai permintaan maaf.

"Ah, tidak apa apa. Santai saja, toh aku tidak terluka sedikitpun" Ucap gadis bertudung merah itu.

Miya tersenyum,

"Terimakasih. Kalau begitu, aku pamit dulu ya. Ayahku menunggu di rumah. Sampai jumpa lagi" Ucap Miya.

Gadis bertudung merah itu melambaikan tangannya seraya tersenyum manis. Miya melakukan hal yang sama kemudian melanjutkan perjalanan pulangnya. Kali ini, ia memastikan dirinya tidak sedang dalam keadaan melamun.

_______________

"Ayah, makanannya sudah siap" Ucap Miya.

Tak ada jawaban sama sekali dari Estes. Padahal, Miya yakin sekali Estes masih berkutat dengan korannya di ruang tamu.

Miya menghela napasnya. Ia merasa lelah, tentu saja. Menghadapi ayahnya yang bahkan tak mau berbicara sedikitpun, bagai hidup bersama patung rasanya. Namun, bagaimanapun Estes tetap ayahnya. Ayah yang dulu sangat menyayanginya. Mungkin, sekarang masih. Hanya saja, Estes tak lagi menunjukkan kasih sayangnya secara langsung pada Miya.

Miya mengambil masakannya sendiri dan memakannya. Ia sudah terbiasa dengan kesunyian seperti ini. Bahkan sekarang, ia tersenyum. Ia bersyukur masih bisa menikmati makanannya dengan perasaan tenang. Setidaknya, ayahnya tak melarang dirinya untuk makan di rumah.

Setelah selesai menyantap makanannya, Miya membersihkan piring dan menaruhnya kembali di rak. Setelah itu, ia berjalan menuju kamar yang di pintunya terukir namanya dengan indah.

Miya duduk di kasurnya. Ia kembali mengingat kata kata YSS yang pernah diucapkan padanya,

"Kalau takdir mengizinkan kalian bertemu kembali, yakinlah bahwa kalian akan bertemu lagi nanti"

Ia bersyukur masih memiliki sosok guru yang bersikap sangat baik padanya. Ia bersyukur, sampai sekarang YSS masih sabar mengajarinya dan mendengar setiap curahan hatinya.

Tiba tiba, ia teringat pada surat yang diberikan YSS beberapa Minggu yang lalu. Karena terlalu sibuk, Miya lupa untuk membacanya. Keluarga YSS memang sering mengirimkan surat lewat gurunya itu. Mereka sering kali mengajak Miya berlibur, atau sekedar berkumpul untuk makan malam. Setidaknya, di dunia ini masih ada yang peduli pada dirinya.

'Semoga saja isinya masih berlaku untuk saat ini'  Gumam Miya.

♢♢♢♢♢♢♢♢♢♢♢♢♢♢♢♢♢♢♢♢♢♢♢♢♢♢

Dear, Miya.

Hello, sister! Apa kabar? Sudah lama sekali kita tidak bertemu, yakan? Bahkan ayah dan bundaku sudah sangat rindu padamu. Aku dengar, kau semakin mahir menggunakan panah ya? Apa itu berkat kakakku? Kalau iya, berarti kakakku itu hebat juga. Padahal tadinya kukira dia tak ada gunanya. Hahahaha.

Miya, kau ingat kan aku akan berulang tahun dua minggu lagi? Jangan pernah bilang kalau kau tidak ingat. Bilang saja kau ingat, okay?

Aku menulis surat ini karena ingin mengundangmu untuk hadir di pesta ulang tahunku nanti. Aku pasti akan senang sekali bila kau bisa hadir. Jadi, jangan lupa hadir ya? Bilang saja jawabannya pada kakakku dan nanti ia akan menyampaikannya padaku.

Oh iya, jangan lupa bawa pasangan juga ya. Karena di acara ulang tahunku nanti akan ada penobatan sweet couple, hehehe. '^'

Salam hangat, Angela ♡

♢♢♢♢♢♢♢♢♢♢♢♢♢♢♢♢♢♢♢♢♢♢♢♢♢♢

Miya menghela napas berat. Bagaimana bisa ia membawa pasangan? Baru saja ia memutuskan hubungan dengan kekasihnya.

Miya berencana akan menghadiri pesta itu, namun ia akan membicarakan masalah pasangan pada YSS besok.

Our Hero [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang