Bab 30

3.3K 497 50
                                    

“Terkadang bertahan itu bukan hanya karena masih sayang, namun karena perasaan obsesi yang masih sulit dipadamkan.”

^*^


“Arga,” panggil Floriska. Cewek itu menghampiri Arga saat istirahat kedua. Mereka berdua kini berdiri di dekat rumah kaca sekolah. “Aku mutusin buat nerima tawaranmu," ujar Floriska tanpa basa-basi sekaligus tampak percaya diri dengan keputusannya.

“Oh,” Arga tertegun. Kenapa hari-hari ini Floriska sering sekali membuatnya tertegun. “Oke.”

“Tapi, aku nggak paham kenapa kita harus resmi pacaran untuk itu.”

“Nggak perlu keburu tentang itu, Flo, gue nggak masalah. Cuma, luangkan waktu lo aja buat gue.”

“Aku bakal luangin waktu.”

Arga mengangguk lalu keduanya terdiam canggung.

“Jadi selanjutnya apa?” celutuk Floriska setelah beberapa lama. Tampak bingung.

Sesaat Arga berpikir, kemudian menjawab. “Ikut gue ke perpustakaan kota pulang sekolah nanti. Gue punya materi bagus buat lo pelajari di rumah."

“Oke, tapi aku bawa motor sendiri.”

“Gue antar lagi ke sekolah buat ambil motor lo kalau udah selesai,”
Floriska mengiakan, “Kalau begitu, sampai ketemu nanti. Aku tunggu kamu di parkir-”

“Gue tunggu lo di depan kelas lo, kita jalan bareng," potong Arga.

Floriska menurut. Meskipun kesepakatan ini terasa aneh dan tak masuk akal, tapi apa salahnya untuk tidak dicoba?

Ketika dia kembali ke kelasnya sendiri, Floriska menghampiri Marco. Cowok itu sedang melamun memainkan rubik berbentuk prisma milik Ibram di pojok kelas.

“Marco, aku nanti ke perpustakaan kota sama Arga, ya sama Arga,” sambung Floriska cepat ketika mata Marco mulai membulat lebar. “Ada materi yang aku mau diskusikan sama dia di sana.”

Mendengar semua itu, Marco hanya menahan napas.

“Ini buat kita berdua, Ko. Aku nggak mau kehilangan persahabatan ini.” Lanjut Floriska. Cewek itu susah dibantah.

***

Tawaran aneh Arga yang diterimanya, ternyata tidak seaneh perkiraan Floriska. Arga tidak melakukan sesuatu yang luar biasanya untuk membuat Floriska jatuh cinta padanya. Cowok itu hanya membuat Floriska lebih sibuk dari biasanya.
Arga memberinya banyak hal yang berhubungan dengan sekolah. Cowok itu memberinya buku latihan soal-soal dan menarget Floriska untuk mengerjakannya setiap hari. Kemudian mereka akan membahasnya bersama esok hari. Dengan begitu, Floriska semakin sibuk tiap malam, sehingga meskipun ada Marco di rumahnya, dia mulai merasa rileks. Karena prioritasnya bukan lagi perasaannya pada cowok itu.

Marco pun tampaknya memahami, sehingga dia tak mencoba menyinggung mengenai kesepakatan mereka berdua. Sehingga sebulan berlalu tanpa terasa semenjak kesepakatan itu dan mereka tampak baik-baik saja.

Ketika Floriska sibuk belajar, dan Marco selesai mengerjakan tugas, dia akan menghabiskan waktunya bersama Bio. Dan bahkan lebih sering mengajak adik Floriska itu untuk melihat anak-anak berlatih skateborard di taman kota. Membiarkan Floriska sendiri di rumah berkutat dengan latihan soalnya.

Marco pun mulai berhenti senewen dengan kehadiran Arga di antaranya dan Floriska. Kejadian di perpustakaan waktu itu membuatnya jera, dan dia mulai berusaha berdamai dengan dirinya sendiri dan Arga.

Lagipula, dia pun mulai sibuk dengan penelitiannya. Cowok itu sering melewatkan jam-jam kosongnya untuk bertemu dengan Pak Salim sementara Floriska mengabiskan waktunya bersama Arga. Dan ketika pulang sekolah, dia selalu menyempatkan diri untuk bermain basket.

KAIROSWhere stories live. Discover now