#41

654 92 4
                                    

Saat ini Joy dan Jaemin berada di luar kantor Changmin. Setelah Joy mengatakan hal yang tak masuk akal, Jaemin langsung pamit pada Changmin dan menarik Joy keluar juga dengan paksa. Ia saat ini benar-benar tak mengerti jalan pikir kakaknya ini. Bagaimana ia bisa dengan semudah itu mengatakan keluar. Padahal Jaemin ingat sekali Joy sangat kesusahan mencari pekerjaan pertama kali dan saat di terima di tempatnya Changmin Hyung, Joy menangis terharu karena akhirnya ia mendapat pekerjaan.

"Yakkkk!!! Jaemin lepaskan" kata Joy meronta dilepaskan adiknya yang terus saja menariknya pergi entah kemana.

"Yakkkk!!!! Park Jaemin Sakitt" kata Joy lagi meringgis karena pergelangan tangannya yang sakit karena terlalu kencang ditarik Jaemin.

Dengan sigap Jaemin melepaskannya. Ia tahu ia terlalu keras menariknya Noonanya tapi ia sudah terlanjur terbawa emosi.

"Kau ini kenapa???" Tanya Joy tak mengerti.

Jaemin mendengus kecil.

"Aku kenapa??? Kau yang kenapa???" Kata Jaemin akhirnya menahan kesalnya. Ia bisa saja menerima semua perlakuan menyebalkan Joy tapi tidak jika berurusan dengan hal ini. Ia masih peduli dengan masa dengan kakaknya. Jujur, Jaemin di keluarga ini bukan sebagai Anak termuda karena bisa dilihat sifat kakaknya yang benar-benar diluar dewasa itu membuatnya terkadang menjadi seorang kakak bagi Joy. Walaupun begitu, Jaemin tetap menyayangi kakaknya itu. Joy yang terlihat tak peduli pada Jaemin sebenarnya sangatlah menyayangi adiknya yang satu itu. Jaemin pun sama. Ia begitu menyayangi Noonanya itu.

Jaemin mengatur napasnya yang naik turun. Ia begitu kesal.

"Sadarlah Park Sooyoungg.... kau itu harusnya sadar apa yang kau lakukan tadi??? Kau hampir kehilangan pekerjaanmu yang sangat kau cintai" kata Jaemin setengah berteriak. Ia tidak peduli semua orang melihat kearahnya kesal.

"Hanya karena Pangeran Jaehyum  Bajingan tengik itu mencampakkanmu.... Sadarlah Park Sooyoungg!!!!" Kata Jaemin kesal.

Joy tak menjawab perkataan Jaemin. Ia menundukkan kepalanya sedih. Kepalanya sakit. Ia kembali sedih saat namanya Jaehyun kembali terucap. Padahal ia sudah berjanji pada dirinya sendiri jika semua akan kembali baik-baik saja. Tapi saat Jaemin menyebut nama Jaehyun, hatinya kembali terasa ngilu.

"Tidak bisa kubiarkan ini.... aku akan memberi pelajaran pangeran sialan itu" kata Jaemin kesal. Ya, inilah Jaemin jika melihat perempuan yang amat ia sayangi tersakiti seperti ini. Sudah hampir lima hari ia menahannya karena Joy tak pernah melakukan hal gila apapun tapi sekarang Joy benar-benar melakukan hal tergila dalam hidupnya dan Jaemin tak bisa diam begitu saja. Jaemin ingin melangkahkan kakinya tapi langkahnya terhenti saat Joy menahannya.

"Hanya ini satu-satunya cara....." kata Joy akhirnya setelah ditahan. Ia masih menundukkan kepalanya tak mau melihat Jaemin.

"Hanya ini cara supaya tak mengingat Jaehyun lagi.... karena pekerjaan ini aku bisa bertemu dan merasakan hal sesakit ini" kata Joy lagi

"Jaeemin... aku mohon" panggil Joy pada Jaemin dengan mata berkaca-kaca. Jaemin yang melihat mata Noonanya yang kembali membendung air mata langsung menariknya kepelukannya. Ia mengusap kepala Joy memberi ketanangan. Ia tahu Joy saat ini sangat tersakiti. Ia mengerti perasaan Joy saat ini. Harusnya ia tidak menyebut nama laki-laki sialan itu.

"Ayo kita pulang" kata Jaemin membawa Joy pulang. Selama perjalanan Joy hanya terdiam. Memandang kearah luar jalanan. Hari mulai mengelap dan suasana bus saat itu mulai mendingin. Jaemin sadar bahwa kakaknya itu mulai kedinginan. Semua orang di rumah juga tahu jika Joy sebenarnya tak pernah kuat dingin. Ia akan mudah flu terbukti sekarang hidungnya yang mulai memerah. Jaemin menutup kaca jendela yang dibuka Joy.

"Kenapa ditutup?" Kata Joy tak suka.

"Noona tak lihat... udara semakin dingin dan hidung Noona sudah memerah sebentar lagi pasti Noona akan flu berat.... kau itu seperti bayi saja.... tak malu sama umurmu" kata Jaemin mengeluh.

Joy terdiam. Hingga beberapa detik kemudian ia tertawa kecil.

"Arraso Dongsaeng-ah" kata Joy lagi. Hingga beberapa detik kemudian ia memukul kepala adiknya yang tak pernah sopan padanya itu.

"Kau itu ya.... tak pernah sopan paduku... bagaimanapun aku lebih tua darimu.... dasar adik tak tahu diri" kata Joy kesal.

"Aaiiishhhh Noona sakitt" kata Jaemin mengusap kepalanya perih karena pukulan Joy. Joy hany tersenyum menang dan kembali menatap keluar jendela. Jaemin memperhatikan kakaknya itu dengan seksama. Ia tidak peduli jika kepalanya harus dipukul seribu kali pun, ia rela asalkan bisa mengembalikkan senyum kakaknya itu.  Ia sekarang dapat melihat Joy lebih baik lagi. Jaemin sekarang dapat menyakini itu. Joy, kakaknya sudah tak apa-apa.

Keesokan paginya, semua orang bangun untuk kembali melakukan pekerjaan mereka. Ayah Joy sudah bersiap untuk ke kantor. Jaemin pun juga sudah selesai berpakaian untuk pergi ke kampus. Joy juga sudah bangun saat ini. Mereka pun berkumpul bersama untuk Sarapan pagi. Ibu Joy sedikit kaget melihat kemunculan anak perempuannya itu.

"Joyy.... Gwenchana???" Tanya Sang Ibu pada anaknya yang sedang makan dengan lahap.

"Dia sudah baik-baik saja.... Omma tenanglah ia telah kembali menjadi orang ganas" kata Jaemin cepat.

"Yakkk!!!! Diamlah atau aku sumpal mulutmu dengan kakiku" kata Joy ketus pada adiknya.

"Lihat Omma???" Kata Jaemin seram.

"Jaemin sudahlah.... kau cepat berangkat sana nanti ketinggalan Bus" kata Ibu Joy mengingatkan anak bungsunya.

"Omma... Appa aku pergi" kata Jaemin pamit.

"Aku juga" kata Joy juga cepat menyusul adiknya berjalan keluar. Ia tidak mempedulikan pertanyaan Ibunya yang menanyakannya ingin kemana. Sebenarnya juga tak tahu mau kemana. Ia mau menenangkan dirinya. Mencari hobby baru mungkin.

"Noona mau kemana???" Tanya Jaemin.

"Bukan urusanmu" kata Joy ketus.

"Aku pergi... jangan ikuti aku" kata Joy berlari meninggalkan Jaemin.

Jaemin terdiam menantap kakaknya kesal. Tingkat kegeerannya itu memang sangat tinggi. Hari ini dirinya ada test, ia tidak akan mengorbankan testnya hanya untuk mengikuti kegilaan kakaknya.

Jaemin berjalan keluar dari kelasnya. Ia sudah selesai Test. Ia akan pulang mengistirahatkan kepalanya yang sakit mengerjakan soal-soal tadi. Saat menunggu Bus datang, mata Jaemin menangkap seorang laki-laki paruh baya membaca sebuah koran. Di koran itu terdapat sebuah foto keluarga seseorang yang ia kenal. Tidak orang yang ia benci mungkin. Foto keluarga kerajaan Korea. Disana ada Yang Mulia Raja, Ratu dan juga Jaehyun ada juga laki-laki yang Jaemin ketahui namanya Eunwoo dari Kakaknya. Mata Jaemin masih lekat menatap foto itu. Hingga akhirnya laki-laki paruh baya itu menutup korannya dan masuk ke Bus.

"Haksaeng.... mau naik atau tidak??" Kata supir Bus pada Jaemin yang masih melamun.

"Nee... maaf" kata Jaemin langsung naik ke Bus. Pikirannya jadi kacau karena melihat foto itu. Jujur, sebenarnya ia belum bisa membenci Jaehyun. Saat Jaehyun main ke rumahnya waktu itu, Jaehyun banyak membantu Jaemin. Ia juga sangat baik pada Jaemin waktu itu. Jaemin benar-benar telah menganggapnya kakaknya sendiri. Saat sampai di rumah mata Jaemin terfokus pada sebuah mobil Limo hitam di pekarangan rumahnya.

Tunggu! Ini mobil siapa? Tidak mungkin Ayah membawa pulang Mobil Limo. Jaemin pun dengan cepat berlari masuk ke rumahnya. Entah kenapa perasaan Jaemin menjadi tak nyaman. Ia takut. Ia takut Noonanya kembali sedih. Jaemin benar-benar tidak mau. Ia ingin memastikan jika yang datang bukan laki-laki sialan yang menyakiti perasaan kakaknya itu.

Napas Jaemin tercekat saat melihat laki-laki yang sedang berlutut didepan kedua orang tuanya.

"Jaehyun Hyung???"

PRINCE ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang