#19

806 110 1
                                    

"sebaiknya kau menepati apa yang sudah kau katakan tadi" kata Yang Mulia Ratu langsung pergi begitu saja. Joy pun akhirnya dapat menghembuskan napas lega. Ia sebenarnya takut. Bukan takut dengan Yang Mulia Ratu tapi ia takut ia tak bisa menepati apa yang telah ia katakan. Joy memang bisa dibilang tak suka membuat janji pada orang. Ia hanya tak mau menyakiti orang itu atau orang lain jika sudah terlanjur berjanji.

Keesokan harinya, Joy bangun dipagi hari seperti biasanya. Ia memulai harinya kembali dengan melakukan Yoga di langit yang masih gelap. Matahari memang belum terbit tidak tapi sebentar lagi. Tanpa Joy sadari dari lantai dua sudah ada laki-laki yang mengawasinya sejak tadi. Dia Jaehyun. Sudah menjadi kebiasaannya memang bangun pagi dan mengawasi kebaradaan Joy. Ia sudah bilang bukan bahwa dirinya tidak ingin Joy terluka dan inilah yang bisa ia lakukan. Sebenarnya dirinya sudah dibuat pusing dengan kehadiran Joy. Ia semakin tak bisa mengatur pikirannya lagi. Semakin tak bisa menentukan mana yang ia mau dan mana yang ia harus lakukan. Jaehyun terdiam menatap kearah Joy. Sambil memegang segelas Wine Jaehyun terdiam menikmati udara pagi yang sejuk. Sudah seharusnya ia bangun pagi seperti ini dan merasakan udara pagi yang menyejukan tapi itu sedikit susah bagi Jaehyun yang memiliki penyakit insomnia yang akhir-akhir ini kembali memburuk padahal beberapa bulan lalu sempat membaik. Joy sudah menyelesaikan Yoga-nya kali ini ia tak sengaja melihat Jaehyun. Joy pun teringat dengan akan semua yang terjadi dengan kehidupan Jaehyun. Ia tahu Jaehyun menghadapi masa yang cukup sulit. Bahkan jika Joy yang merasakannya, Joy mungkin tak sanggup. Ingin rasanya Joy mengajak Jaehyun merasakan bagaimana indahnya kehidupan. Tapi mungkin akan sulit. 

"Morning Dokter"

"Ohh?? Taeyong Oppa... Morning too" Sapa Joy ramah

"sedang apa??" Tanya Taeyong

"lihat... Yoga" kata Joy meregangkan tubuhnya

"Yak!!! kau bisa kena flu jika Yoga pagi-pagi begini dengan pakaian terbuka seperti ini" Kata Taeyong membalut Joy dengan jaket yang ia pakai.

"jangan khawati Oppa... aku selalu melakukan hal ini setiap hari dan tak pernah terjadi apa-apa" Kata Joy memakai Jaket yang Taeyong berikan. Sejujurnya Joy sering kena flu tapi ia lebih menyukai yoganya daripada mempedulikan flu-nya.

"jangan banyak bicara pakailah" kata Taeyong mengacak rambut Joy.

Mereka pun berjalan masuk bersama menuju ke istana. Sedangkan Jaehyun, Laki-laki itu hanya bisa menatap kesal kearah Taeyong yang selalu mendekati Joy. Joy pun akhirnya bersiap-siap sebentar lagi ia harus menjalankan pekerjaannya sebagai dokter.

"Bagaimana paman??? Sudah lebih baik???" Tanya Joy terus mengayunkan kaki Yang Mulia Raja keatas kebawah.

"Yakk!!! Pelan-pelan sedikit!!! Kakiku bisa copot jika kau mengayunkannya terlalu cepat" kata Sang Raja komplain. Joy pun hanya bisa tertawa kecil masih fokus dengan pekerjaannya.

"Uncleee...." Teriak Mark yang tiba-tiba muncul dari mana.

"Ohh Markk... Morning" sapa Sang Raja ramah

"Maaf Pangeran Mark tapi kami sedang dalam masa pengobatan jadi harap tunggu diluar" kata Joy sopan.

"Yakk!!! Berani-beraninya kau mengusir keponakanku" kata Yang Mulia cepat

"Unclee.... Aku dan Eunwoo ingin bermain dan kami ingin mengajak Joy Noona apakah boleh??" Selak Mark

"Ya... Ya... Bawalah dia sebelum dia benar-benar mencopot kakiku" kata Yang Mulia Raja mengusir. Tanpa basa basi pun Mark langsung menarik Joy yang kehabisan kata-kata.

"Mark kita mau main apa????" Tanya Joy

Mark tetap diam dan mengajak Joy kearah taman. Saat sampai Joy sedikit kaget melihat taman belakang yang sudah dihias untuk kemah. Yang ada tenda dan juga meja didepannya yang dikeliling banyak bantal untuk duduk.

"Wowwww!!!!"

"Bagus bukan???" Tanya Mark

Joy mengangguk tanpa mengeluarkan perkataan sama sekali.

"Aku dan Eunwoo sering bermain kemah waktu kecil" kata Mark

"kami bahkan bisa tidur di kemah" kata Eunwoo tiba-tiba muncul dari samping Joy. 

"aigoooo... adik-adikku kalian memang hebat" kata Joy mengacak rambut Mark dan Eunwoo bersamaan. Jika seperti ini keadaannya Joy bisa betah tinggal di istana. Bahkan memiliki adik sebaik Eunwoo dan Mark. Andaikan Jaemin sebaik mereka, aku pasti akan membelikannya mainan setiap hari. 

"ayo kita main" kata Joy menarik tangan Eunwoo dan Mark.

Joy, Eunwoo dan Mark pun mulai bermain bersama. Layaknya anak sekolah dasar tapi mereka tetap senang. Ditambah lawakan Mark dan Joy membuat suasan menjadi semakin ribut. Bahkan teriakan dan tawa terdengar dimana-mana. 

Jaehyun, Laki-laki itu sekarang sedang berada di lantai dua melihat kebawah dimana adik-adiknya bermain bersama Joy. Mereka tampak senang. Joy juga sangat senang. Senyum Joy kembali lagi setelah akhir-akhir ini mulai meredup Tanpa sadar Jaehyun juga ikut tersenyum karena melihat Joy yang tertawa bahagia. 

"apa semuanya tidak terlalu ketara??" Suara seseorang mengusik Jaehyun seketika. Taeyong langsung berdiri disamping Jaehyun. Melihat kearah yang sama yang dilihat Jaehyun. 

"maksud Hyung??" tanya Jaehyun panik. Sebenarnya ia sedikit bingung dengan perkataan Taeyong Hyung tapi saat melihat arah tatapan mata  Taeyong Hyung, Jaehyun mulai mengerti.

"ayo kita kebawah dan ikut main" Kata Taeyong langsung turun. Jaehyun pun tanpa basa-basi langsung mengikuti Taeyong dengan cepat.

Mereka pun akhirnya menghabiskan waktu bersama. Mulai dari main kartu, nyanyi, menari, dsb. Semuanya tampak sempurna. Bahkan Jaehyun dapat melepaskan penatnya sebentar dari pekerjaan. Ia tampak sangat bahagia. Eunwoo pun sama, ia juga meninggalkan pelajarannya dan me-refreshing otaknya. Tak jauh dari tempat mereka bermain ada seseorang yang melihat mereka dari kejauhan. Dia Yang Mulia Raja dan Pak Kim.

"Mereka seperti anak kecil saja" Kata Yang Mulia Raja tertawa kecil melihat kelakukan anak-anaknya dari kejauhan. 

"mereka mulai kembali ke masa kanak-kanak lagi" Tambah Pak Kim tersenyum bahagia melihat para pangeran dan Joy tertawa bersama. 

"kemah itu akhirnya dibuat lagi" Kata Yang Mulia Raja mengingat kenangan masa lalu. Disaat anak-anaknya bermain dengan dua keponakannya itu. Disaat semuanya masih baik-baik saja. Disaat kursi yang diduduk Joy seharusnya adalah tempat Chanyoel. Pak Kim tersenyum pahit. Ia tahu apa yang dipikirkan Yang Mulia Raja sekarang. Ia tahu persis bagaimana perasaan Sang Raja yang kehilangan anaknya. Mata Pak Kim mengarah pada Jaehyun. Anak itu akhirnya bisa tersenyum dengan leluasa lagi. Entah sejak kapan tawa itu mulai menghilang. 

"aku harap Chanyoel juga ada disini" Kata Yang Mulia Raja langsung beranjak pergi.


PRINCE ✅Where stories live. Discover now