#33

704 103 8
                                    

"Jaehyunn... tadi Mom bertemu dengan Irene dan dia setuju juga untuk mempercepat pernikahan kalian" kata Yang Mulia Ratu sesaat Joy keluar dari ruangan.

"APA???"

"Maksudku kenapa tiba-tiba begini???" Tanya Jaehyun tak mengerti.

"Memangnya kenapa??? Kalian sudah hampir satu tahun bertunangan tapi kalian belum menikah" kata Yang Mulia Ratu bingung dengan jawaban anaknya.

"Lusa Designer Min akan datang untuk mengukur baju untuk pernikahanmu" kata Yang Mulia Ratu lagi menambahkan.

"Jadi, Kau harus kosongkan jadwal kerjamu.... Baiklah ibu pergi dulu.... ada yang harus ibu kerjakan...." kata Yang Mulia Ratu pamit pergi.

Jaehyun menatap kepergian ibunya dengan kesal. Ia ingin rasanya menolaknya langsung tapi kembali ia tak memiliki kekuatan akan itu. Apalagi tadi Joy mendengarnya secara langsung. Ia kembali menyakiti hati Joy. Ia kembali menyakiti hati wanita yang amat ia sayangi. Dan karena hal itu, sekarang Jaehyun juga merasakan sakit di hatinya. Jaehyun menghembuskan napasnya kesal dan pergi begitu saja. Ia tak sadar jika selama ini Yang Mulia Raja membaca setiap gerak-geriknya. Dan Yang Mulia Raja menyadari jika anaknya yang satu ini tidak suka dengan keputusan ibunya tadi.

"Jong Dae" panggil Yang Mulia Raja pada Pak Kim yang sejak tadi menunggu diluar.

"Ya Tuan???" Jawab Pak Kim.

"Bawa aku keluar.... aku perlu memastikan sesuatu" kata Yang Mulia Raja menyuruh Pak Kim mendorong kursi rodanya.

"Baik Tuan" kata Pak Kim langsung mengerjakan tugasnya.

Joy terdiam di kamarnya. Kali ini ia tak bisa berkata apa-apa. Hanya tangisan yang bisa ekspresikan dirinya sekarang. Hal tadi terlalu menyakiti hatinya. Sangat menyakiti hatinya. Perasaannya. Ia tidak bisa lagi seperti ini. Ia harus melupakan perasaan sepihak pada Jaehyun. Meraka sangatlah berbeda. Joy bahkan teramat menyadarinya tapi tetap saja perasaannya tak bisa diajak berkompromi. Joy pun membenamkan kepalanyanya diantara kedua kakinya. Perlahan Joy pun mulai terlelap lelah.

Suara deringan telepon mengusik tidur Joy. Suara deringan telepon itu menyadarkan Joy. Joy pun menyeka air matanya yang tersisa dan langsung mengangkatnya.

"Ohh Omma" kata Joy cepat.

"Haii nak??? Jadi bagaimana keadaanmu sekarang??? Tak terjadi apa-apa hari ini??"

"Yahhh... baik.... tentu saja baik" kata Joy bohong.

"Baik??? Tak biasanya.... pasti terjadi sesuatu ya??"

"Tidakk... tidak sama sekali" kata Joy mencoba menahan tangisnya.

"Omma.... aku tutup dulu... Yang Mulia Raja memanggilku" kata Joy langsumg memutuskan hubungan.

Perlu diketahui Joy itu pembohong yang payah. Apalagi pada Appa dan Ommanya. Maka dari itu ia menyudahi telepon tadi supaya Ommanya tak curiga.

Tok! Tok! Tok!

Suara ketukan pintu pun terdengar. Seketika Joy menegang. Ia takut. Ia takut jika itu Jaehyun. Ia belum siap menemuinya sekarang. Joy pun teringat sesuatu. Ia tersenyum miris mengingat kembali jika selama ini hanya perasaan sepihak. Jelas sekali bukan Jaehyun yang berada dipintu itu. Lagipula ini sudah malam. Bisa dilihat dari kaca jendela yang sudah menggelap. Bahkan Joy mengecek di teleponnya jika sekarang sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Ia tidur sangat lama. Mungkin karena ia lelah.

"Pak Kim???" Kata Joy kaget saat melihat Pak Kim yang berdiri didepannya saat ia membuka pintu.

"Selamat malam dokter" sapa Pak Kim ramah.

PRINCE ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang