#27

747 106 0
                                    

Joy memilih langsung masuk daripada berdiam diri menatap kearah Jaehyun. Moodnya memang benar-benar hancur sejak kemarin. Joy benar-benar tidak suka melihat emosi Jaehyun yang tak pernah ia kontrol. Emosi yang bahkan ia tak tahu penyebabnya. Joy pun duduk di balkon lantai tiga. Joy tadi mencoba menelpon ibunya tapi tak bisa dihubungi akhirnya ia hanya bisa duduk menatap kearah langit dalam diam.

"Jadi apa masalahnya???"

Suara seseorang menyadarkan Joy dari lamunannya. Ternyata itu Yang Mulia Raja.

"Tidak adaa" balas Joy malas.

"Kau bahkan tidak bicara selama ini.... jelas itu bukan Joy yang kukenal" kata Yang Mulia Raja tersenyum kecil.

"Memangnya yang paman kenal Joy seperti apa???" Tanya Joy penasaran.

"Joy yang kukenal itu, dia selalu berteriak-teriak hingga membuat kepalaku sakit...."

Joy menatap kearah Yang Mulia Raja kesal.

"Dia juga sangat cerewet dan menyebalkan... selalu menceritakan segala sesuatu dalam hidupnya padaku dan malah melalaikan tugasnya...." lanjut Yang Mulia Raja tersenyum menang. Ya, semenjak dekat dengan Yang Mulia Raja, Joy selalu memceritakan banyak hal kepada Yang Mulia Raja dan berakhir mereka mengobrol tidak melakukan pengobatan.

"Aku tidak begitu" kata Joy kesal.

"Dan saat ada masalah, Ia selalu menceritakannya padaku. Senang atau susah" kata Yang Mulia Raja mengakhiri kalimatnya.

"Dengar Joy, jika kau ada masalah, lebih baik kau menceritakannya daripada kau menyakiti dirimu sendiri dengan memikirkannya terus" kata Yang Mulia Raja menasehati.

"Mungkin bukan aku orangnya tapi seseorang yang kau percaya" kata Yang Mulia Raja mengacak rambut Joy lalu beranjak pergi.

Yang Mulia Raja tersenyum kecil. Joy sudah tinggal hampir satu bulan di istana. Dan hal itu cukup mengubah keadaan istana. Bahkan terkadang Yang Mulia Raja sudah menganggapnya anaknya sendiri. Tidak salah jika selama ini ua mengingikan perempuan karena ketiga anaknya laki-laki semua. Maka dari itu setiap ada acara kumpul di ruang keluarga seperti tadi, Joy selalu diajak. Itu semua karena kemauan Yang Mulia Raja.

Joy kembali menghembuskan napasnya. Ia benar-benar pusing. Ia ingin istirahat sekarang. Ia pun bangkit dan seketika langkahnya terhenti saat melihat Jaehyun berdiri tak jauh dari tempatnya berdiri. Joy dan Jaehyun kembali saling menatap. Sebenernya sejak tadi Jaehyun sudah berdiri disana. Bahkan saat ayahnya datang dan mengobrol dengan Joy. Tapi ia kembali bersembunyi saat ayahnya masuk kembali. Jaehyun sudah memakai setelan Jas. Sepertinya ia mau pergi bekerja saat ini tebak Joy.

"Aku...." kata Jaehyun tersendat.

Joy pun langsung berjalan pergi tapi langkahnya terhenti saat seketika Jaehgun mengejarnya dan menahan pergelangan tangannya.

"Tunggu..." kata Jaehyun

"Dengar Aku benar-benar....." kata-kata Jaehyun terhenti saat mendengar suara deringan dari teleponnya. Ia pun mengeluarkan teleponnya dan melihat ke layar teleponnya ternyata itu dari Irene. Ia ingin mengangkatnya tapi kembali ia teringat dengan Joy yang sedang berada disebelahnya. Terkutuklah keadaan seperti ini yang membuat keadaan semakin memburuk.

"Angkatlahhh" kata Joy memasang senyum memaksanya.

Jaehyun menggeleng masih menggenggam pergelangan tangan Joy kuat. Jelas ia tidak ingin karena sekarang ia ingin menjelaskan semuanya pada Joy. Bahkan keadaan dimana ia tidak memiliki perasaan apapun pada Irene tapi kepada orang lain. Syukurlah beberapa menit kemudian Telepon mati. Tapi deringan itu kembali berbunyi.

PRINCE ✅Where stories live. Discover now