"Aku, Dedrick De Groot dengan resmi menyatakan bahwa tahta ketua yang agung dan gelar Masterku diturunkan kepada putraku, Andries De Groot."

Bersamaan dengan itu, seluruh kalangan para tamu melakukan penghormatan dan menunduk sangat dalam kepada Andries si raja bawah tanah mereka yang baru. Juga setelahnya banyak riuh tepuk tangan dan wajah yang turut bahagia atas dirinya.

Andries bergeming di tempatnya, matanya fokus memindai seluruh tamu. Keningnya tiba-tiba mengerut dengan wajah penuh was-was mengabaikan segala macam ritual penghormatan lainnya yang ditujukan hanya untuk dirinya seorang.

"Ada apa? Mengapa melamun?" tanya Dedrick, "sapalah dan terimalah ucapan selamat dari para tamu kita Andries."

Andries menatap Ayahnya lalu kembali mencari objek yang sedaritadi ia perhatikan namun ternyata sudah menghilang.

"Apa dia tidak datang Ayah?"

"Siapa?" bingung Dedrick, "oh .... kau abaikan saja dia, Ayah sudah pusing menghadapinya," jawabnya setelah paham dengan apa yang di maksud Andries.

"Apa Ayah yakin dia tidak akan berbuat nekat?" tanya Andries berubah serius.

"Kau jangan khawatir Nak. Suruhan Ayah selalu mengawasinya."

Andries menghela napas lelahnya lalu ia berniat turun dari atas podium untuk menyalami orang-orang yang saat ini sah menjadi bawahan dan mitra kerjanya di dalam urusan dunia bawah.

Namun lagi dan lagi Dedrick menahannya. Yang mana membuat Andries mengangkat sebelah alisnya pertanda sedang bertanya.

"Sekali lagi ku ucapkan selamat untukmu Andries," ucap Dedrick sambil beringsut memeluk Andries.

Andries berdecak malas tapi tetap membalas pelukan sang Ayah, "Sudah ku katakan jangan panggil aku dengan nama Andries. Cukup Stefano saja Ayah."

"Terserah kau saja. Mentang-mentang tidak tinggal lagi di tanah kelahiranmu kau jadi mengubah nama heh?" cibir Dedrick sedikit jengah pada putranya ini.

"Sudahlah Ayah, kita sudah pernah sekali membahas hal ini. Aku tidak ada waktu, aku permisi."

Andries a.k.a Stefano itu melenggang pergi setelah membungkuk singkat pada Dedrick yang harus beberapa kali menghela napas sabar menghadapi ucapan putranya. Ah, ia jadi ingat masa mudanya yang sama persis seperti Stefan. Jadi, Dedrick tidak bisa untuk menyalahkan Stefan yang terkesan tidak sopan. Karena Dedrick yang dulu juga bersikap sama persis seperti itu.

---

"Boys, what do you think about me?"

Beberapa pria yang awalnya memunggungi Stefan berbalik dan sedikit terkejut melihat kedatangannya. Namun tidak lama, para pria itu menampilkan raut wajah biasa saja dan terkesan malas.

"Tidak ada yang berubah dari penampilan Papa. Papa masih sama saja, jelek," ledek salah satu pria di sana dengan beraninya.

Bahkan beberapa orang yang mencuri dengar dibuat ternganga. Ketua baru mereka dikatai? Pasti sebentar lagi akan terjadi pembantaian jika saja orang itu bukanlah putra kandungnya.

Stefan melototi putranya, "Beraninya kamu. Mau Papa potong sahammu itu Seokjin?" ancam Stefano membuat Seokjin, si putra sulung Stefano ketar-ketir panik sendiri.

KIM FAMILY [REPUBLISH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang