"Daf, mama gue lagi bahagia banget tuh ketemuan sama temennya," curhat Rei di dalam chat Whatsapp itu.

"Biasalah cewek kayak gitu, kayak lo gak aja," balas Dafa dengan emotikon nyengir.

Rei membalas emotikon bete.

"Tapi ibu-ibu tuh ternyata lebih alay dari gadis. Soalnya riuh banget. Dua orang ibu-ibu kalau udah ngomong rasanya rumah gue udah kayak pasar," ungkap Rei ditambahi emotikan ketawa sampai nangis.

"Nah, gitu kan sekarang lo ngerasain. Itu tuh yang gue rasain sama Riki saat lo ma Bety ngomong-ngomong gak jelas di tengah-tengah kita. Udah kerasa kan gimana?" balas Dafa.

"Ih, Dafa daritadi di ajak chat ngejekin mulu," Rei membalas ditambahi emotikon marah.

Gadis itu kemudian melempar handphonenya ke ranjang.

"Reiii!"

Mama Rei menyeru. Awalnya Rei mengabaikan panggilan itu. Tapi mamanya udah terlanjur ngebuka pintu kamar. Kemudian memaksa Rei bergabung keluar.

Mama Rei ingin mengenalkan anaknya dengan temannya itu.

"Ini nih, anakku... cantik kan?" ujar mamanya begitu membawa Rei ke depan hadapan temannya.

Rei tersenyum sopan.

"Iya cantik. Tapi banyakan mirip papanya yah..." jawab tante itu sambil tertawa kecil.

"Eh, Rei, kenalan gitu sama temen mama," pinta mamanya berbisik.

Rei mengangguk pasrah.

Gadis itu kemudian bersaliman dengan wanita yang lebih tua darinya.

"Saya Rei, tante," ujar Rei mengenalkan namanya.

"Oh, halo Rei," sapanya kemudian."Panggil aja tante Mira ya," tambahnya kemudian.

Rei mengangguk.

"Tante, Rei ke kamar aja ya, takutnya ntar malah ganggu obrolan kangennya sama mama lagi," pamit Rei geli.

Tante Mira mengangguk diselingi senyum simpulnya.

Rei kemudian meninggalkan mamanya dan tante Mira berdua.

"Jadi, kamu mau ngomongin apa sih, Sel?" tanya Mira memulai pembicaraan serius.

Seli, mama Rei. Mulai merubah wajahnya sedikit kusut.

"Aku mau minta tolong sama kamu Mir, untuk yang terakhir kalinya," timpal Seli lirih.

@

Mama Rei berangkat ke Gereja lebih pagi dari minggu biasanya. Sementara Rei menunggunya di rumah.

Gadis itu duduk di sofa sambil membolak-balik halaman dari album keluarganya.

Sejenak, kadang Rei tersenyum tipis. Mengingat wajah imutnya yang masih ingusan.

"Liatin apa sih Non, kok seru bener?" ujar Bu Ninik sambil membawakan jus melon yang diminta Rei sebelumnya.

"Lagi liat-liat album, buk," jawab Rei.

Bu Ninik kemudian ikut tersenyum.

"Itu albumnya udah lama kependem loh Non. Yang pertama kali buka waktu itu mamanya Non Rei. Tiap kali dateng ke sini sambil nungguin Non, mamanya Non Rei selalu aja ngeliatin album itu," ungkap Bu Ninik.

Tiga Belas [COMPLETED]Where stories live. Discover now