XXVII. Ineffable

12.3K 1.8K 635
                                    

Menghubungi Park Haejin bukan perkara sulit untuk Taeri. Bukan berarti dia memiliki nomor ponsel mantan kekasihnya itu. Hubungan mereka sudah berakhir sejak lama dan untuk melupakan Haejin, Taeri benar-benar menyingkirkan semua yang berhubungan dengan pria itu. Saat itu perasaannya benar-benar tulus dan besar. Cinta pertama yang sulit dilupakan. Kalau terus-terusan menyimpan nomor Haejin, sulit untuk tidak menghubungi. Atau dia pernah menyiasati menyimpan kontak Haejin dengan nama lain. Jadi ketika benar-benar rindu dan tak bisa menahan, pesan yang dia kirimkan adalah ke nomor lamanya sendiri yang sudah tak aktif. Cukup membantu ditambah mem-block semua media sosial. Menyibukan diri dengan menulis agar tak sering membuka media sosial dan merasa sakit hati ataupun rindu.

Pertemuan mereka kembali tidak berpengaruh besar bagi Taeri karena dia sudah dapat melupakan Haejin. Mustahil tak saling bertukar nomor ketika Haejin bersikap sangat baik dan mereka berada dalam proyek yang sama. Tapi Taeri sama sekali tak berminat untuk benar-benar menyimpan nomor Haejin ataupun menghubunginya. Ditambah ketika dia memiliki kekasih, Kim Jungkook bukanlah pria yang tidak memiliki rasa cemburu. Sekalipun tidak dikatakan langsung, tetapi terlihat jelas dengan sikapnya yang langsung berubah dan wajah muram seketika.

Maka cara menghubungi Haejin adalah meminta tolong manager Jungkook untuk meminta pada staf drama. Jungkook tak mungkin meminta sendiri karena kegiatan syutingnya sedang dihentikan. Pun sebenarnya Jungkook tak berhenti menggerutu ketika mencari nomor Haejin. Menunjukan rasa tidak sukanya itu. Sering mengomel sendiri, tetapi jika ditanya terang-terangan oleh Taeri, dia hanya mengatakan kalau tidak ada apa-apa. Eunbyul hanya mengatakan bahwa Taeri tak perlu mempedulikan bocah yang tidak pantas menjadi raja itu.

Maka hari ini Taeri membuat janji dengan Haejin di salah satu kafe dekat rumah Jungkook. Dia menginap di rumah Jungkook karena semalam terjadi lagi, bel berbunyi tetapi tak ada orang sama sekali. Mereka berasumsi itu adalah paparazzi ataupun sasaeng.

Taeri memakai masker, coat panjang dan kaca mata bulat untuk benar-benar menutupi dirinya. Mobil berhenti di depan kafe. Haejin duduk di pojok kafe melihat ke kanan dan kiri jalan—kentara sekali sedang menunggu Taeri. Pun Taeri segera turun dari mobil di mana Jungkook yang mengemudi. Tak membiarkan kekasihnya keluar sendiri, Jungkook mengekor dari belakang sambil menggunakan hodie hitam dan topi yang hampir menutupi seluruh matanya. Kadang Taeri tak mengerti bagaimana Jungkook bisa melihat jalanan dengan pakaian seperti itu.

"Jung, apa yang kau lakukan!" pekik Taeri pelan ketika menyadari Jungkook mengikutinya. Matanya melotot ke arah sang kekasih.

"Menemanimu," jawab Jungkook tanpa rasa bersalah.

"Bukankah kita sudah sepakat kalau hanya aku yang akan berbicara dengan Haejin? Serius Koo, kalau orang sadar ini Kim Jungkook, akan terjadi kerubutan!"

"Tapi Haejin hyung bahkan tidak menutupi dirinya sama sekali," ujar Jungkook memberi pembelaan.

"Ya, kalau orang melihat, mereka hanya akan berasumsi Haejin bertemu dengan random girl. Tapi kalau kau juga ada di sana, mereka pasti akan menebak dengan mudah kalau itu adalah Jungkook, Haejin dan Taeri."

"Baiklah-baiklah! Tetapi setidaknya biarkan aku mengantarmu sampai di depannya," pinta Jungkook dengan bibir yang kembali mengerucut kesal. Si keras kepala ini.

"Untuk apa? Jarak ke sini sampai Haejin bahkan tak ada serratus meter."

"Untuk mengantarmu saja. Pokoknya aku mau mengantar!"

Taeri menghela napas pasrah. Tak mau ada perdebatan lebih lanjut dan membuang waktu. Akhirnya dia berjalan saja tanpa mengatakan apa-apa dan Jungkook mengikuti dari belakang sambil menyengir lebar. Mengantar sang kekasih ke depan mantan kekasih.

LIMERENCE ✓Where stories live. Discover now