II. Crestfallen

25.9K 3.3K 307
                                    

The Manual - Eddy Kim

Mungkin kalian bertanya-tanya apa yang sebenarnya pernah terjadi pada mereka. Membaca baik-baik sambil sesekali mengerutkan kening atau menghela napas panjang. Mencoba meraba kata demi kata sampil menilisk satu persatu kumpulan kejadian. Semuanya terlihat sederhana –atau memang sebenarnya begitu– tapi masih banyak ketidak-tahuan yang meresahkan. Atau mungkin kau lebih memilih membaca tanpa memikirkan apapun, cukup menikmati setiap kejadian sambil merasakan bagaimana degupmi bekerja. Lebih pelan atau cepat hingga kadang menimbulkan senyum ataupun mata yang berembun. Percayalah, mereka yang ada di sinipun masih meraba, satu mengetahui, yang satunya masih menerka-nerka. Kadang kebalikannya di mana yang satu menginginkan dan berharap, yang satu bahkan tak ingin berpijak di sana terlalu lama.

Salah satunya adalah Kim Jungkook yang sedang berkutat di sofa ruang tengah bermain game. Jarang sekali libur seperti ini sejak dia menjadi seorang aktor, maka ketika mendapatkan waktu, tak akan menyia-nyiakannya. Tetapi yang paling mencolok saat ini adalah bagaimana Jungkook tidak berada di kamarnya. Biasanya dia akan menjadi penghuni tetap kamar dan tidak keluar kecuali ada hal teramat penting mengingat di dalam kamar segalanya sudah lengkap tersedia terutama jika berbicara urusan makanan. Kim Eunbyul, kakak dari Jungkook bahkan bingung sendiri menemukan Jungkook di ruang tengah saat pulang dari kantor.

Melihat kedatangan kakaknya, Jungkook langsung menghentikan permainannya saat itu juga dan langsung berbalik. "Noona, tunggu dulu!" seru Jungkook sebelum kakaknya melangkahkan kaki ke kamar.

Eunbyul terkejut karena pertama kalinya dalam sejarah Jungkook berhenti bermain untuk berbicara dengannya. Setiap dia pulang kerja, kalau tidak menemukan Jungkook di manapun, anak itu pasti mengabaikannya dan berteriak heboh sendiri di depan layar. Fokus sekali bermain. "Apa?" tanya Eunbyul dengan malas karena lelah.

Tak langsung menjawab, Jungkok terdiam beberapa saat dengan pandangan menerawang ke dalam pikirannya sendiri.

"Jungkook! Kenapa diam saja?" panggil Eunbyul dengan wajah kesal. Adiknya itu benar-benar sedang mempermainkannya.

"Kau—sudah tahu kalau Taeri noona kembali?" tanya Jungkook pada akhirnya sambil menelisik tiap perubahan raut wajah Eunbyul. Awalnya memilah kata apa yang tepat, karena sebenarnya dia tahu kemungkinan besar Eunbyul tidak mengetahui hal tersebut. Tetapi langsung memberi tahu tanpa bertanya rasanya akan buruk karena membuat Eunbyul seakan bukan siapa-siapa Taeri. Walaupun kenyataannya sekarang begitu. Mereka semua berubah menjadi orang asing yang sialnya dipertemukan kembali.

Air muka Eunbyul berubah seketika. Tak ada kekesalan atau rupa lelah yang ingin segera istirahat. Dia membeku di tempat dengan bibir mengatup bisu—hening. "K-kau b-bertemu dengannya?" suara Eunbyul terdengar gemetar. Harus bekerja di hari libur dan mendapatkan kabar mengejutkan bukanlah yang dirinya inginkan. Sejujurnya Eunbyul sendiri bingung harus menanggapi hal ini seperti apa; sedih atau senang? Tapi satu-satunya hal jelas yang dia rasakan adalah ; rindu.

Sama seperti Jungkook yang beberapa hari lalu pada akhirnya dapat bertemu lagi dengan Kim Taeri.

Maka sore pukul empat itu berubah menjadi percakapan antar kakak-adik yang jarang terjadi. Mengabaikan kebiasaan masing-masing di mana berinteraksi dalam waktu lama itu jarang sekali terjadi. Dan satu-satunya nama yang dibahas adalah masa lalu mereka yang baru beberapa hari ini kembali. Kerinduang yang berusaha dilupakan walaupun curang kerena tak kunjung berkurang. Dengan dua kaleng coke dan tv yang memutar serial Netflix, mereka duduk bersampingan sambil melempar beberapa pertanyaan dan mencari-cari jawaban yang masih terlalu abu-abu.

Eunbyul menghela napas berat karena tak menemukan titik terang satupun. Dirinya sendiri bahkan masih berada di ambang tentang apa yang harus ia rasakan. Apalagi jika membahas pertemuan. Belum siap? Atau mungkin takut karena pernah ditinggalkan. Takut ketika kenangan menghilang karena berhadapan dan menjadi dua orang asing.

LIMERENCE ✓Where stories live. Discover now