Oh Tuhan... hampir saja Nancy mengatakan jika Sam sangat sexy dengan keringat yang mengucur di pelipisnya. Jika saja Nancy bablas mengatakannya, sudah dipastikan hari ini akan jadi momentum dimana Nancy berlaku bodoh dengan pikiran semrawutnya dan akan membuat dirinya sendiri malu tak terbantahkan.

"Tidak! Aku merasa waktu berjalan lambat, padahal sampai lantai lima saja."

Sam kembali menautkan alisnya. Gadis ini berdalih! Ia tau dari kata-kata dan sikap Nancy yang tidak natural seperti biasa. "Sebenarnya apa yang mau kau katakan?"

Beberapa orang tampak menoleh sesekali kala tidak sengaja mendengar percakapan kedua orang tersebut karena suasana yang hening di dalam lift.

"Tidak ada, hanya saja kau tampak berusaha keras. Wajahmu mulai berkeringat," ujar Nancy lagi dan mengigit bibirnya ketika tiga kata terakhir terlontar.

Sam mengehela napas jengah. "Jangan lakukan itu!" ketus Sam cukup keras dengan tidak sengaja dan berhasil membuat beberapa orang di dalam lift lagi-lagi menoleh dengan berbagai macam tatapan ke arah mereka.

"A-apa? Aku melakukan apa?" tanya Nancy gerapan takut-takut orang didalam lift tersebut berpikir macam-macam mengenai apa yang sedang mereka lakukan dan apa yang sedang mereka bicarakan.

Aksi gigit bibir yang dilakukan Nancy hampir saja membuat Sam kehilangan keseimbangannya untuk tetap menopang tubuhnya agar Nancy tidak terhimpit. Tetapi seperti sebelumnya, gadis didepannya ini rupanya masih belum mengerti.

"Sudahlah." Pasrah Sam.

"Tunggu..." gadis itu terlihat berpikir sesaat sebelum akhirnya membuka mulut ketika menyadari sesuatu. "Apa kau merasa ada yang aneh?" tanya nancy kepada Sam, berharap pria didepannya ini juga berpikiran hal yang sama.

Sam terbelalak dan akhirnya saling tatap dengan gadis didepannya itu.

"Tombol liftnya!" ucap mereka bersamaan.

Gila! Pikir Nancy. Pantas saja ia merasa waktu berjalan lambat, padahal ia hanya perlu melewati tiga lantai untuk sampai dikamar hotelnya, dan ternyata lift mereka-lah yang belum naik sedikitpun akibat manusia yang tidak bertanggung jawab dan bodohnya tidak ada satupun yang sadar dari mereka semua.

Sam berdecak kesal. "Seseorang! Bisakah kalian menekan tombol liftnya? Apa yakin kalian akan terus bersarang disini berjam-jam?"

Seketika, seisi lift tersebut tersadar dan berseru heboh menyadari akan ucapan Sam. Hingga akhirnya salah satu orang menekan tombol lift tersebut.

Sam mendesah lega, begitupun Nancy yang sebentar lagi bisa menghirup oksigen dengan bebas dan bisa menetralkan kembali debaran jantungnya yang sensitif hanya karena memperhatikan tetesan keringat Sam yang menurutnya seksi itu.

❧❧❧

"Terima kasih," imbuh Nancy dengan sungguh setelah keduanya keluar dari lift.

Sam tidak menanggapinya. Pria itu terlihat memijat tangannnya secara bergantian karena keram yang dirasakannya.

"Ya Sudah." Nancy akhirnya menyerah dan membungkam mulutnya seraya berjalan mengekori Sam dari belakang menuju kamar hotelnya.

"Besok kita kembali ke Manatthan."

Nancy mendongak terkejut tapi Sam berbicara datar seperti biasa. Gadis itu berpikir terlalu cepat untuk pulang, padahal ia masih ingin menjelajahi tempat ini. "Apa itu tidak terlalu cepat?"

Pertanyaan Nancy rupanya cukup untuk membuat pria itu menghentikan langkahnya dan berbalik. "Kau berharap aku akan menambah waktu untuk liburan?"

Tersadar, Nancy ingat akan tujuannya pertama kali datang ke sini. Apalagi jika bukan untuk sekedar membatu Sam dari pekerjaannya?

"Kau juga! Kau pikir apa yang kau harapkan dengan bertanya seperti itu? Tentu saja jika jawabanku adalah iya."

"Tetap tidak ada, besok siang kita akan kembali ke Manatthan dan aku sudah memesan tiketnya."

Nancy mendesah kecewa dan Sam tidak menghiraukan gadis itu lalu kembali berjalan hingga sampai di depan kamarnya dan membuka knop pintu. Pria itu terdiam yang sepertinya menyadari sesuatu.

"Kenapa?" tanya Nancy bingung.

"Aku lupa mengunci pintu." Sam baru ingat jika ia tidak mengunci pintu kamarnya karena terburu-buru akibat kedatangan Lexi yang tiba-tiba.

"Apa ada orang yang masuk?" tanya Nancy lagi yang kini merasa sedikit takut. Pikirannya malah berkhayal tidak karuan jika dihadapkan situasi seperti ini. Dari mulai berpikir aneh mengenai perampok, hantu, psikopat dan lain-lain yang tidak bisa Nancy absen satu persatu yang bercokol dikepalanya.

Sam mendorong pintu lalu masuk ke dalam kamarnya dan mencari-cari sesuatu. Hingga sebuah kursi dipojok dekat dengan jendela besar, Sam bisa melihat ada seorang perempuan tengah duduk disana dengan angkuhnya.

Menyadari kedatangan Sam, perempuan itu tersenyum sumringah lalu bangkit dari duduknya untuk memeluk Sam.

🍁🍁🍁

To be continueee....

Fyi, alur cerita ini sedikit lambat ya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Fyi, alur cerita ini sedikit lambat ya... Jadi mohon di maklumi.

Sweet Psycho ✔Where stories live. Discover now