🦅 ZAYYAN - BAGIAN ENAM BELAS

Start from the beginning
                                    

Tiba-tiba pandangan mata Erlangga bertemu dengan sosok pacar anak sulungnya turun dari motor sport besarnya sembari membawa buket bunga berukuran jumbo. 

"Selamat pagi, Om." Sapa Zayyan menghampiri Erlangga lantas mencium punggung tangan Erlangga sopan. Erlangga cukup kaget dengan perlakuan Zayyan. Okelah, anggap saja ini adalah poin penting direstui calon mantu. LULUS!

"Om, apa kabar?"  Sapa Zayyan ramah.

Erlangga sebisa mungkin bersikap dingin. 

"Baik, ayo masuk." Titahnya, kemudian mereka berdua masuk kedalam rumah, beda lagi dengan Zayyan yang nampak pucat. Mungkin Zayyan takut bakal di interogasi macam-macam oleh Erlangga. Menarik, Zayyan memang calon suami yang tepat untuk putri kesayangan nya.

"Kenapa muka kamu keliatan takut begitu lihat om? Om nggak akan gigit kamu tapi om bakal panggang kamu karena udah berani macam-macam dengan anak saya." Dinginnya.

Zayyan menelan ludah kasar, kejam sekali ancaman nya.

"Enggak, Om."

Seketika tawa Erlangga pecah. Enak banget ngerjain anak orang. 

"Zayyan, Zayyan, kamu ini.." Seraya menggelengkan kepala, kemudia sebelah tangannya menepuk bahu Zayyan pelan. "Masih sama kayak dulu, masih penakut sama om. Santai aja, slow man!" 

Ibarat seperti bom, Zayyan terdiam sesaat, setelahnya ia ikut tertawa. Astaga, kenapa dirinya sering takut dengan papah pacarnya sendiri. Wajah Erlangga memang seperti pemeran antagonis tetapi sebenarnya Erlangga baik dan lembut, mangkanya keluarganya sering harmonis. Begitu juga dengan Papah Zayyan yang sekarang meskipun Andrew merupakan Papah tiri tapi sikapnya sangat baik dibanding papah kandungnya sendiri yang kabur dengan wanita jalang entah kemana. Ia harap Ayah kandungnya dapat azab.

•••

Momen paling ditunggu akhirnya tiba. Saat ini mereka duduk di satu meja makan yang sama. Tanpa kalian sadari, Zayyan menatap kagum melihat aura paras cantik seorang Vanila, rambut nya di ikat kuda sehingga terlihat leher jenjangnya yang membuat pemikiran otak Zayyan semakin brutal dan kotor. 

Di meja, banyak sekali makanan enak, ia dan keluarga Erlangga makan dengan lahap. Zayyan sangat suka pemandangan ini, teringat telor balado lezat bikinan Vanila, ia semakin yakin bahwa Vanila adalah sosok cewek yang sempurna untuknya.

"Zayyan, kemana aja kamu selama ini?" Pertanyaan Erlangga langsung membuyarkan lamunan Zayyan. 

"Saya…," Pandangan Zayyan beralih kearah Vanila. Vanila juga sama persis gugupnya ditanya seperti itu, ia kira, Zayyan akan sebodoh itu. "Saya setahun yang lalu putus hubungan dengan Vanila untuk sementara karena ada masalah sepihak." Jelas Zayyan. 

Erlangga mengangguk mengerti. Ia sudah tahu cerita kisah Zayyan yang diputusi oleh anak sulung nya. 

"Pasti berat ya buat kamu, menjalani penderitaan setahun?" Mata Erlangga ngelirik anak gadisnya bermaksud menyindir. Wajah Vanila seketika panas, wah, pendingin ruangan rusak kah, pikirnya.

"Iya, Om. Sangat berat sekali. Saya menjalani hidup saya mencari jawaban kenapa saya di putusin sepihak saja, Om." Sahut Zayyan memegang dadanya pura-pura sakit hati. Vanila memutar bola matanya malas, mulai deh, Zayyan dan Papah Erlangga sama saja nyebelin.

"Tapi…," Erlangga menyudahi makannya, lantas menatap Zayyan dan Vanila bergantian. "Om, sangat salut sama kamu sudah berjuang demi anak om, om yakin kamu bisa ngehadapin semuanya." 

"Iya, om." 

"Setelah lulus nanti, kamu mau kuliah dimana?" Tanya Erlangga sembari mengangkat gelasnya untuk ia minum. 

ZAYYAN HARQUEL [END] ✓ SUDAH DI TERBITKANWhere stories live. Discover now