Tujuh. Mimpi Ellena

3.8K 110 13
                                    

~ Sebab Tuhan tidak akan mengabaikan barang secuil pun kebaikan yang kita lakukan.
Maka, lakukanlah ....
Tanpa perlu memikirkan perkataan orang di luaran.
Tanpa perlu takut Tuhan tak mengindahkan.

__

Sebagian orang percaya, cara paling ampuh untuk meluapkan perasaan yang tak tersampaikan adalah dengan melakukan berbagai kesibukan. Dan Aryan menjadi salah satu dari sebagian orang yang mempercayai teori itu.

Sekarang, pria itu tengah diam di balik meja dengan map tebal di tangan.
Di meja sebelah kiri, tumpukkan buku yang tak beraturan telah habis ia baca. Sementara di sisi sebelahnya, hanya tinggal empat buku tersisa.
Mencoba menghalau pikirannya dari segala kenyataan pahit, yang membuatnya merasa hampir gila.
Satu bulan ia menyandang status suami, tak membuatnya bisa melampiaskan hasrat terpendamnya.
Jangankan untuk malam pertama, berada pada ruang, berbagi dan menghirup udara yang sama bersama Leia saja tidak pernah terjadi.
Meski begitu, keyakinan Aryan tentang Leia yang suatu saat pasti akan mencintainya, tak pernah berubah.
Meski hatinya sendiri pun meragu, apakah benar ia mencintai Leia?

Wajahnya kusut dengan rambut tak beraturan.
Ada perasaan putus asa dalam dirinya. Namun lagi-lagi, keinginan dan tekad yang kuat untuk mengembalikan kejayaan Len's Publisher seperti dulu, membuat Aryan urung untuk menyerah.
Mengingat bagaimana Pak Tjandra pernah bercerita, bahwa perusahaan ini adalah impian dari Mama Leia, seorang sastrawati yang begitu peduli pada generasi setelahnya.
Ellena begitu mempercayai bahwa setiap orang mempunyai pilihan dalam hidup.
Sebagai apa perannya di dunia, seperti itulah ia akan diingat bahkan setelah kematiannya.
Dan Wanita berketurunan Belanda-Jawa itu memilih untuk menjadi seseorang yang selalu menebar kebaikan lewat goresan-goresan tinta pada lembaran putih yang akan abadi meski ia telah mati.

Di belakang meja tempat Aryan berada, sebuah rak buku setinggi plafon bertengger gagah.
Pada rak paling atas, berjejer buku-buku berbagai judul dari penerbit yang berbeda namun memliki satu penulis yang sama. Ellena T. Soebrata.

Ketukan pelan disusul pintu yang terbuka, membuat pandangan Aryan berpaling dari barisan tulisan yang ia baca.

"Maaf, Pak Aryan. Tapi para staff sudah menunggu di ruang meeting," ucap Wulan mengingatkan.

"Ah, iya. Saya hampir lupa."
Aryan mengusap wajah, "Mbak Wulan ke sana saja dulu. Nanti saya menyusul."

"Baik, Pak."
Wanita berpostur ramping dengan outfit yang selalu terlihat fashionable itu undur diri. Mematuhi perintah sang atasan.

***

Aryan menyusuri lorong lantai penuh ketenangan. Wajahnya nampak lebih segar setelah ia basahi dengan air wudhu.

Langkahnya sedikit melambat saat lamat-lamat ia mendengar beberapa suara yang tengah menjadikannya topik pembicaraan.

"Ya pastilah, ya. Nggak masuk akal, kalo Pak Tjandra tiba tiba menginginkan Aryan jadi menantu. Sementara, ada Benji yang sudah jelas anak pengusaha kaya raya," pungkas salah satu di antara mereka.

"Benar, juga. Kita semua juga kan sudah tahu, kalau Leia selama ini dekat dengan anak salah satu pemegang saham di perusahaan ini. Lalu, kenapa tiba-tiba Pak Tjandra nyerahin putri semata wayangnya ke seorang sopir?" Yang lainnya menimpali.

"Enggak salah lagi! Pasti Pak Tjandra kena guna-guna!"

"Bukan! Jaman sekarang mana ada yang kek gitu-gituan!"

(Bukan) Kekasih PilihanWhere stories live. Discover now