Again and Again

57 9 1
                                    

"Pergilah, temui Eunbi, biarkan aku sendiri disini, bawa serta anakmu." Ujar Hwang, membuat Mrs. Kim, sang adik tak mengerti dengan arah pembicaraan pria itu. "Pergi, sebelum mereka kemari, sebelum polisi menemukanku."

"Kenapa aku harus pergi, Oppa? Apa kau berbuat salah? Polisi sampai mengejarmu, apa yang kau lakukan sebenarnya?" Teriak Mrs. Kim, tangisannya sudah tak terbendung. "Aku sudah kehilangan suamiku, aku tak mau kehilangan Oppa. Bila harus pergi, Oppa juga harus ikut bersama kami."

"Tidak, aku benar-benar dalam masalah kali ini. Pergilah, kumohon, aku hanya memiliki kalian untuk menjaga anakku." Ujar Hwang, pelan.

"Oppa..."

"Pergi ke sana, disana ada halte bus, pergi saja ya, aku akan menghubungimu nanti."

"Tapi, Oppa, aku benar-benar ingin bersamamu, apapun yang terjadi."

"Tak bisa, PERGILAH!! Kau harus pergi, ini janjiku kepada suamimu, aku akan menjaga kalian berdua. Pergilah, aku janji, aku akan menjemput kalian di manapun kalian berada."

Mrs. Kim terdiam, lalu beranjak dari sana. Digenggamnya tangan Saeron yang kala itu hanya bisa menangis, keduanya pergi diam-diam meninggalkan rumah mewah milik Hwang.

Tapi perasaan Mrs. Kim tak enak, sepertinya akan terjadi sesuatu pada kakak semata wayangnya itu. Ia berniat kembali, tapi setelah menitipkan Saeron pada salah satu temannya.

Dengan modal nekad dan Saeron juga berhasil ia titipkan, wanita itu kembali kerumahnya tengah malam itu juga. Rumah itu terlihat sepi, sepertinya kakaknya sedang tidur.

Cklek!!

Pintu tak dikunci, Mrs. Kim mulai curiga. Apa ada perampok yang berhasil memasuki rumah itu? Mrs. Kim berlari kearah dapur yang cukup gelap, ia segera mengambil pisau disana. Dengan itu, Mrs. Kim yakin bisa melumpuhkan pencuri itu sendirian.

Dengan perlahan, Mrs.Kim berjalan menelusuri tangga menuju lantai pertama. Tujuan pertamanya adalah kamar kakaknya, tapi tak ada siapapun disana. Mrs.Kim kembali berjalan menuju ruang kerja kakaknya itu, ia mengendap masuk. Ia terdiam, saat melihat sebuah bayangan tampak berjalan disana.

Ctrek!!

Mrs. Kim menyalakan lampu, seketika ruangan remang-remang itu dipenuhi cahaya. Betapa kagetnya ia melihat kakaknya bersimbah darah di kursi kebesaran miliknya, ia juga melihat seorang pria yang ia kenal sebagai teman keponakannya tengah berdiri tak jauh dari tempat kakaknya berada.

Prak!!

Pisau yang digunakan Mrs. Kim terlepas begitu saja, begitupun tubuh rapuh wanita itu. "Kau... Bagaimana kau bisa melakukannya??"

Tiba-tiba terdengar suara sirine polisi dari kejauhan, pria itu kaget. Pria itu tampak kaget, lalu ia segera berlari kearah jendela, meloncat pergi dari sana.

Mrs. Kim sendiri masih diam, lalu pingsan karna shock.

SinB menunduk mendengar kisah Mrs. Kim setelah diseret keluar dari ruangan pria itu. "Tapi Youngmin tak mungkin melakukannya, ini kesalahpahaman."

"Jadi kau lebih percaya dia dibanding Imo?" Ujar Mrs. Kim, kesal.

SinB memegang kepalanya, rasa pusing menderanya. Ia percaya Youngmin tak melakukan itu, ia meyakini itu. Tapi adik dari ayahnya ini tak mungkin berbohong padanya, apalagi dia melihatnya sendiri.

"Tapi sialnya polisi tak menemukan bukti kuat untuk menahannya, dia tetap bilang kalau itu adalah tindakan bunuh diri." Ujar Mrs. Kim, pelan.

SinB terdiam, lalu mencoba mencerna semua informasi yang ia dapat dengan susah payah. "Aku ragu Youngmin bertindak seperti itu, mungkin Appa dibunuh orang lain sebelum Youngmin datang."

PROMISE (ft. Sherly Diah) (END) Where stories live. Discover now