Jealous

110 27 11
                                    

Saeron menatap buku didepannya, sesekali ia melirik Mark yang sedang berkonsentrasi pada penjelasan guru didepannya. Rasa kantuk Saeron yang biasanya datang pun kali ini seolah menguap, padahal semalaman ia tak bisa tidur karna pengakuan mengejutkan Mark.

Sebenarnya dia tuh serius gak sih bilang suka sama aku? Apa karna gak dijawab, jadinya dia bersikap kayak gitu? Dia ambigu banget, kadang bikin kesel, kadang bikin baper, bikin gak mood doang bisanya.

Tiba-tiba bel berbunyi, membuat guru yang ada didepan mereka segera menyudahi pelajarannya. Setelah guru mereka benar-benar keluar, mereka barulah berubah posisi.

"Hai, Mark, gimana semalem?" tanya Haechan dengan senyuman innocent miliknya, membuat Mark menatapnya tajam.

"Bercandanya gak lucu kali, Chan." ujar Mark sambil beranjak pergi, membuat Saeron menatapnya.

Haechan menyadari itu, lalu ia segera menyusul Mark. "Kamu jadian gak, sama Sae?" tanyanya, penasaran.

"Bukannya menurut kamu, saya udah jadian sama dia ya?" ujar Mark, datar.

"Jadi gak ada perkembangan, ya? Ishhh, kamu itu gak gentleman jadi cowok, gak peka."

"Apaan sih? Saya emang gak suka sama dia, Chan." ujar Mark sambil berjalan menuju atap sekolah, tapi Haechan terus mengekorinya.

"Iya, kah? Kok aku gak yakin, ya? Awas ah, kalo diambil yang lain, baru tau rasa." ujar Haechan, membuat Mark menatapnya.

"Emang ada yang mau sama dia?" ujar Mark, membuat Haechan menatapnya kesal.

"Jangan salah, Sae begitu-begitu banyak fansnya, kebanyakan kakak kelas sih. Katanya dia udah ditembak beberapa cowok, cuman ditolak, makanya pada heran dia deket sama kamu." ujar Haechan sambil meminum minuman yang baru saja ia dapat dari mesin minuman didepannya itu, membuat Mark terdiam.

"Yakin, soal playgirl itu beneran?" tanya Mark, mulai tertarik.

"Hm, ya gak tau. Cuman seingat aku, itu julukan dia pas dia nolak salah satu pemain basket, namanya Jaehyun."

"Hah, Jaehyun Sunbae ditolak sama dia?"

"Kamu kenal dia?" tanya Haechan, kaget.

"Aku pernah denger doang sih tentang dia, soalnya dia kan pinter dan salah satu murid favorit disini."

"Hmm, aku juga gak tau apa yang ada dipikiran gadis itu. Setelah kematian Jaehyun Sunbae juga dia gak berubah, padahal orang-orang nganggep dia sebagai penyebab utama Jaehyun Sunbae meninggal."

"Bukankah karna kecelakaan itu ya, kecelakaan yang dialami semua pemain basket pas mau bertanding?"

"Hmm, iya sih, tapi kamu tau lah gimana mereka. Tapi semua udah berlalu dan buat orang lupa, karna mereka juga pikir, itu bukan salah Saeron."

"Apa karna itu dia galak?"

"Entahlah, aku sih yakin, itu cara buat lindungin diri dia atas kesalahpahaman yang terjadi."

Mark duduk di kursi besi diatap, ia melihat keatas langit. Ia menghela nafas, lalu menutup wajahnya.

"Loe kenapa, sih? Aneh, tau gak? Kenapa kamu gak mau deket-deket sama yang lain? Aku juga tau kamu suka sama Saeron, kenapa gak digercep aja?" ujar Haechan, sedikit dongkol.

"Hmm.. Ada alasan lain yang bikin saya males deket sama mereka, alasan itu gak bisa sembarang saya jelasin."

"Heleh, dengan bersikap kayak gini, kamu malah nyakitin diri kamu sendiri, Mark."

"Mungkin, tapi itu lebih baik daripada nyakitin mereka yang saya sayang." ujar Mark, pelan.

"Emang apa sih alasannya..."

Kriett!!

Mark dan Haechan terlonjak kaget, saat pintu atap dibuka. Mereka spontan bersembunyi, saat melihat seorang laki-laki dan perempuan masuk bersamaan.

"Saeron sama Taeyong Sunbae..." gumam Haechan, membuat Mark sedikit menatapnya tajam. Haechan segera menutup mulutnya, saat tau mereka mendekat.

"Oppa, bagaimana kemarin?" tanya Saeron sambil menggandeng Taeyong yang berjalan menuju tengah atap itu, membuat pria itu tersenyum.

"Berjalan dengan lancar, tapi dia belum menjawab." ujar Taeyong, tersenyum.

"Hmmm, Eunbi Eonnie emang lambat." ujar Saeron sambil mengerucutkan bibirnya, membuat Taeyong mencubit pipinya. "Tapi kalo dia nolak lagi, Oppa mau apa?"

"Hmm, apa ya? Cari cewek lain mungkin, aku mungkin akan nyerah." ujar Taeyong tersenyum, tapi matanya terlihat sedih.

Saeron melihat itu, lalu ia memeluk Taeyong. "Aku kan ada, Oppa jangan sedih." ujarnya, tersenyum.

"Iya juga ya, kamu bisa jadi pacar aku."

"Nggak, ya, aku gak suka Oppa." ujar Saeron, membuat Taeyong tertawa.

"Masa sih?"

"Apa sih? Aku gak suka Oppa, aku sukanya..."

Taeyong diam, menunggu jawaban Saeron. Begitupun dua orang pria disana, dada mereka berdegup kencang.

"... Aku sukanya Oppa sama Eunbi Eonnie bersama." ujar Saeron, membuat Taeyong tergelak.

"Yes, ada pendukung juga." ujar Taeyong, gembira.

Saeron tersenyum, Taeyong mengusap kepalanya. Saeron menghela nafas pelan, lagi-lagi ia harus memendam perasaannya.

Mark menatap Saeron yang tersenyum pada Taeyong, sebenarnya hatinya sudah memanas sedari tadi. Bagaimana bisa gadis itu bermesraan dengan pria lain setelah pengakuannya kemarin? Bagaimana bisa gadis itu mudah dekat pria itu?

Masih inget ma temennya Kwangmin? Apa hubungannya dengan Saeron? Misteri Kwangmin ngikutin Saeron bentar lagi bakal terkuak, yeeeyy, sekaligus siapa Mark sebenarnya, yng lain jgha deng.

Hha, adehhh, ada apa sih dengan hari ini? Kok rasanya pengen ketawa terus ya, apa karna ada yng ngambek, udahlah, cape tau ngambek terus, ehhh, perasaan aku curhat disini, ada yng ngambek terus yaaa, hha😂😅

Hai, aku bawa MakaRoni kesayangan, harusnya aku up besok, tapi berhubung lghi plong dan gk ada kerjaan, tiap hari jgha gitu, hhe, aku bawa mereka. Gimana ada yng greget sama part ini, aduhhh, Mark labil kayak aku sekarang, hhi, siap2 hakimin Mark, kalo gk takut sama yng punya.

Udah ya, makasih yng masih setia sampai part ini, aku benar2 terharu, hha, oke, see you soon

Minji

PROMISE (ft. Sherly Diah) (END) Where stories live. Discover now