Hidden Puzzle

117 21 3
                                    

Kwangmin menatap sekelilingnya, ia tengah mencari Jaehyun yang biasanya selalu berada tak jauh dari tempatnya kecelakaan lima tahun yang lalu. Ada yang ingin ia tanyakan pada pria itu, soal Saeron dan hubungannya dengan gadis itu.

"Hyung, tumben kau kesini. Ada masalah?" Tanya Jaehyun, membuat Kwangmin menatapnya.

"Ada yang ingin kutanyakan padamu, ayo ikut aku." Ujar Kwangmin sambil bergegas terbang menuju atap jembatan itu, Jaehyun mengikutinya dengan menghilang.

"Ada apa sih, Hyung?" Tanya Jaehyun sambil ikut duduk disamping Kwangmin, membuat Kwangmin menatapnya.

"Dulu, saat kau kecelakaan, kenapa kau menyuruhku mengikuti Saeron?" Tanya Kwangmin, membuat Jaehyun terdiam.

"Entahlah, mungkin karna dia gadis yang cantik, dia cocok denganmu." Ujar Jaehyun, asal.

"Benarkah? Aku rasa bukan itu alasannya, kau pernah menyukai Saeron. Iya kan?" Tanya Kwangmin, membuat Jaehyun terdiam. "Jawab yang jujur, Jung Jaehyun." Ujarnya, membuat Jaehyun menatapnya.

"Kau benar, aku sangat mencintainya." Ujar Jaehyun, sedih. "Tapi dia mencintai orang lain, itu yang membuatku sedikit putus asa." Ujarnya, pelan.

"Lalu, kenapa kau menyuruhku? Kenapa kau tak mengikutinya sendiri?" Tanya Kwangmin, membuat Jaehyun terdiam.

"Aku ingin, tapi jiwaku sudah terikat dengan tempat ini. Aku tak bisa kemana-mana, berbeda denganmu yang bisa mengikutinya kemana-mana. Lagipula kau tau sendiri, dia diikuti berbagai mahkluk aneh waktu itu, karna itu dia sangat pucat waktu itu." Ujarnya, pelan.

"Kau benar-benar mencintainya, rupanya. Tapi yang tak kumengerti sekarang, bukankah kita itu sama?"

"Maksud Hyung?"

"Aku kecelakaan disini, aku juga meninggal disini, lalu kenapa aku tak terikat sepertimu? Harusnya aku tak bisa kemana-mana, bukan? Kenapa aku bisa mengikuti Saeron kemanapun dia pergi?" Tanya Kwangmin, membuat Jaehyun terdiam.

"Benar juga, ada yang aneh disini." Ujar Jaehyun sambil menopang dagunya, tampak berpikir keras.

"Itu karena kau tidak mati karna kecelakaan itu." Ujar seseorang, membuat keduanya menoleh. Seorang wanita berpakaian putih menghampiri mereka, membuat keduanya terdiam.

"Siapa kamu?" Tanya Kwangmin, berbeda dengan Jaehyun yang menatap gadis itu tak berkedip.

"Aku Jihyo, aku meninggal sebelum kalian." Ujar gadis bermata besar itu sambil mengambang di udara, membuat Jaehyun terpana.

"Kau bunuh diri ke sungai?" Tanya Kwangmin, hati-hati.

Gadis itu tersenyum, lalu mengangguk. Gadis itu menatap Jaehyun, lalu melambaikan tangannya. "Aku sudah lama memperhatikan kalian, jadi aku tau apa yang kalian bicarakan ini." Ujar gadis itu, membuat Kwangmin mendekatinya.

"Benarkah? Lalu, katakan kenapa aku tak terikat dengan tempat ini?" Tanya Kwangmin, penasaran.

"Sudah kukatakan kau meninggal bukan karna kecelakaan itu, tapi karna sebuah tembakan." Ujar jihyo, membuat Kwangmin membeku.

Kwangmin tiba-tiba merasakan rasa sakit di dadanya, ingatan demi ingatan yang berhubungan dengan Youngmin juga berputar dibenaknya. Pertemuan dengan SinB, pertengkaran hebat, lalu saat ia merasakan rasa sakit yang sama saat ia menembus Youngmin tempo hari.

Deg!!!

Kwangmin tiba-tiba berdiri, ia tiba-tiba teringat pada Saeron. Ia merasakan Saeron dalam bahaya besar, ia pun segera melupakan rasa sakit itu.

"Aku harus pergi, Saeron dalam bahaya." Ujar Kwangmin sambil terbang, lalu menghilang dalam pandangan Jaehyun dan Jihyo.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" Gumam Jaehyun, membuat Jihyo menatapnya. "Sepertinya ia mulai menyukai gadis yang diikutinya, bukankah itu berbahaya?"

"Kau benar, tapi kita bisa apa?" Tanya Jaehyun, pelan. "Kita lihat saja apa yang akan dia lakukan selanjutnya, kalau memang berbahaya, kita harus mencegahnya."

"Kita?"

"Hmmm, maksudku..."

"Baiklah, baiklah, aku mengerti." Ujar Jihyo tersenyum, membuat Jaehyun ikut tersenyum menampilkan lesung pipinya.

***

"Apa?"

SinB menatap Youngmin yang menghela nafas, lalu menatap bibinya yang masih berdiri di sana. "Ada yang bisa menjelaskan maksud bahwa Youngmin adalah pembunuh ayahku? Bukankah ayah meninggal karna bunuh diri?"

"Nanti Imo jelaskan, kau keluar dulu dari mobil itu." Ujar Ny.Kim, pelan.

"Youngmin, jelaskan semuanya sekarang atau aku akan membencimu." Ujar SinB, matanya mulai berkaca-kaca.

Youngmin menatap SinB, ia menghela nafas. "Ya, aku yang telah membuatnya bunuh diri. Kenapa?"

Plak!!!

Dengan cukup keras, SinB menampar Youngmin. Air matanya sudah membasahi wajahnya, membuat Youngmin menutup matanya. "Kenapa? Apa kau begitu dendam pada ayahku? Kenapa kau lakukan itu? Apa itu membuat Kwangmin kembali padamu?" Teriaknya, membuat Youngmin tersenyum sinis.

"Tentu saja aku melakukannya untuk Kwangmin, kalo saja Kwangmin tak memiliki bukti itu, dia takkan meninggal dengan cara seperti ini."

"Bukti? Bukti apa?"

"Terserahlah, kau juga takkan mengerti. Kau membenciku, kan? Itu yang kuharapkan selama ini, keluar dari mobilku." Ujar Youngmin, dingin.

"Lalu, kenapa kau menciumku tadi? Apa itu salah satu trikmu agar aku hancur seperti ini? Aku tak percaya, pacarku adalah pembunuh ayahku sendiri." Ujar SinB, pelan. Ia segera keluar dari mobil itu, tapi sebelum itu...

"Dengar ini, dia meninggal karna kemauannya sendiri. Aku tak membunuhnya, dia yang membunuh dirinya sendiri. Lalu, apa salahku? Aku hanya menuntut keadilan atas saudaraku, apa aku salah?"

SinB terdiam, Youngmin pun menutup pintu mobilnya. Tak lama, mobil pun melaju meninggalkannya dan bibinya yang segera memeluknya.

"Dia memang jahat, sudah seharusnya kamu meninggalkannya." Ujar bibinya, tapi SinB hanya membeku.

"Benarkah itu, Imo? Appa terlibat atas kematian Kwangmin? Benarkah itu?"

"Itu tak mungkin, Appamu adalah orang yang baik. Dia takkan berani melakukan itu, jangan terpengaruh cerita karangan pria itu." Ujar Ny.Kim, membuat SinB makin diam.

Tiba-tiba ponsel Ny.Kim berbunyi, ia segera mengambil ponselnya itu. "Hallo, ada apa? Apa? Saeron, Saeron ditusuk orang?"

Hai, I am back, ada yng masih nungguin ini? Hha, maaf ya, jadi slow update gini, lghi nyari inspirasi susah bener, mood kadang naik turun pula, maaf, kalo tambah gaje. Makasih yang mau dukung ff ini, makasih jgha buat orang yng ngasih inspirasi buat cerita ini. Maaf kalo ceritanya makin ngelantur, makin gak jelas, aku amatiran yng baru belajar bikin ff genre ini. Makasih semua, muachhh😍😘😍😘😘

Minji

PROMISE (ft. Sherly Diah) (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang